BNPB Antisipasi Potensi Ancaman Gempa M8,7 dan Tsunami di Pesisir Selatan Jatim
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) telah melakukan penguatan kelembagaan BPBD, baik provinsi, kabupaten dan kota di Jawa Timur. Penguatan ini menindaklanjuti hasil kajian dan pemodelan potensi bahaya gempa bumi M8,7 yang dilakukan BMKG.
Plt Deputi Bidang Pencegahan BNPB Harmensyah mengatakan, pencegahan bencana harus dioptimalkan untuk meniadakan korban jiwa dan mengurangi kerugian yang mungkin timbul. Melihat aktivitas kegempaan di Jawa Timur selama periode 2008-2020, Harmensyah mengatakan terdapat loncatan aktivitas kegempaan 5 tahun terakhir.
"Gempa bumi cenderung meningkat sehingga upaya mitigasi dan pencegahan perlu ditingkatkan," ujar Harmensyah dalam keterangan yang diterima, Rabu (9/6/2021).
Baca juga: BMKG Mencatat Terjadi 962 Gempa Bumi di Indonesia Selama Mei 2021
Harmensyah juga menyampaikan beberapa langkah yang perlu dipersiapkan BPBD. Dia mengimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan sosialisasi dan komunikasi risiko kepada masyarakat. Berikutnya, BPBD memastikan jalur dan titik evakuasi tersedia dan aman, serta infrastruktur peringatan dini bekerja dengan baik.
Dia mengingatkan BPBD untuk melihat kembali rencana kontinjensi daerah terkait bahaya gempa bumi dan tsunami. Tidak ada kata terlambat untuk meningkatkan keterampilan masyarakat melalui gladi dan simulasi. "Kelembagaan penanganan darurat yang terencana serta pengembangan kapasitas destana yang terukur," katanya.
Masih terkait dengan upaya menghadapi bahaya gempa dan tsunami, Harmensyah menyampaikan mengenai investasi pengurangan risiko bencana tsunami melalui mitigasi berbasis ekosistem. Langkah ini dapat dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mitigasi ekosistem merupakan upaya penanaman vegetasi untuk mereduksi dampak tsunami di wilayah pesisir.
Baca juga: Dua Gempa Bumi Landa Kota Sorong dan Sabang
Pada Pantai Teleng Ria Pacitan Jawa Timur, sabuk hijau di sempadan pantai dapat ditemui yang berfungsi sebagai upaya memitigasi dampak tsunami.
Catatan BNPB terkait dengan sejarah tsunami di selatan Jawa, beberapa kali gempa yang menimbulkan tsunami yang berdampak ke selatan Banyuwangi terjadi pada 1840, 1867, 1875, 1977 dan 1994.
Tsunami 1994 termasuk jenis tsunami-earthquake atau silent tsunami di mana gempa tidak dirasakan oleh masyarakat tetapi tsunami yang terjadi cukup besar.
Plt Deputi Bidang Pencegahan BNPB Harmensyah mengatakan, pencegahan bencana harus dioptimalkan untuk meniadakan korban jiwa dan mengurangi kerugian yang mungkin timbul. Melihat aktivitas kegempaan di Jawa Timur selama periode 2008-2020, Harmensyah mengatakan terdapat loncatan aktivitas kegempaan 5 tahun terakhir.
"Gempa bumi cenderung meningkat sehingga upaya mitigasi dan pencegahan perlu ditingkatkan," ujar Harmensyah dalam keterangan yang diterima, Rabu (9/6/2021).
Baca juga: BMKG Mencatat Terjadi 962 Gempa Bumi di Indonesia Selama Mei 2021
Harmensyah juga menyampaikan beberapa langkah yang perlu dipersiapkan BPBD. Dia mengimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan sosialisasi dan komunikasi risiko kepada masyarakat. Berikutnya, BPBD memastikan jalur dan titik evakuasi tersedia dan aman, serta infrastruktur peringatan dini bekerja dengan baik.
Dia mengingatkan BPBD untuk melihat kembali rencana kontinjensi daerah terkait bahaya gempa bumi dan tsunami. Tidak ada kata terlambat untuk meningkatkan keterampilan masyarakat melalui gladi dan simulasi. "Kelembagaan penanganan darurat yang terencana serta pengembangan kapasitas destana yang terukur," katanya.
Masih terkait dengan upaya menghadapi bahaya gempa dan tsunami, Harmensyah menyampaikan mengenai investasi pengurangan risiko bencana tsunami melalui mitigasi berbasis ekosistem. Langkah ini dapat dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mitigasi ekosistem merupakan upaya penanaman vegetasi untuk mereduksi dampak tsunami di wilayah pesisir.
Baca juga: Dua Gempa Bumi Landa Kota Sorong dan Sabang
Pada Pantai Teleng Ria Pacitan Jawa Timur, sabuk hijau di sempadan pantai dapat ditemui yang berfungsi sebagai upaya memitigasi dampak tsunami.
Catatan BNPB terkait dengan sejarah tsunami di selatan Jawa, beberapa kali gempa yang menimbulkan tsunami yang berdampak ke selatan Banyuwangi terjadi pada 1840, 1867, 1875, 1977 dan 1994.
Tsunami 1994 termasuk jenis tsunami-earthquake atau silent tsunami di mana gempa tidak dirasakan oleh masyarakat tetapi tsunami yang terjadi cukup besar.
(abd)