Ada Potensi Gempa dan Tsunami Besar di Jatim, BMKG: Jangan Panik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) menegaskan gempa berkekuatan 8,7 dan tsunami 29 meter di pantai selatan Jawa Timur merupakan potensi bukan prediksi.
“Terkait gempa magnitudo 8,7 dan tsunami 29 meter di pesisir Pantai Selatan Jawa Timur, menyikapi potensi gempa dan tsunami di wilayahnya bahwa itu adalah suatu acuan bukan prediksi artinya belum tentu terjadi, jangan panik,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan yang diterima, Senin (7/6/2021).
Dwikorita mengatakan potensi gempa magnitudo 8,7 dan tsunami 29 meter ini merupakan hasil kajian dan pemodelan para ahli. Dia pun mengatakan bahwa hal ini dilakukan sebagai upaya untuk kepentingan mitigasi.
“Tetapi kenapa kami lakukan? Karena untuk kepentingan mitigasi, berjaga-jaga kondisi terburuk. Kenapa yang dipilih kondisi terburuk? Kalau kondisi terburuk itu sudah disiapkan, sudah dilatihkan, dan fasilitasnya sudah disiapkan, Insya Allah itu tidak terjadi, yang terjadi lebih lebih ringan,” kata Dwikorita.
Dwikorita pun meminta agar hasil kajian itu tidak dimaknai dengan kepastian bahwa gempa 8,7 dan tsunami 29 meter di pesisir pantai selatan Jawa Timur akan benar-benar terjadi.
“Nah kalau yang sudah terampil Insya Allah yang ringan itu menjadi mudah. Sehingga yang terselamatkan menjadi lebih banyak. Jadi poinnya di sana jangan dimaknai sebagai kepastian, tidak sama sekali, belum tentu terjadi. Hanya untuk berlatih seperti itu, bersiap baik warga tidak boleh panik ya. Tapi kan juga tidak boleh lengah dan menganggap enteng kajian ilmiah potensi gempa dan tsunami ini,” tegas Dwikorita.
Oleh karena itu, Dwikorita mengatakan perlu antisipasi yang dilakukan oleh warga dan juga kepala daerah setempat. Khususnya menyiapkan masyarakat agar rutin melakukan latihan evakuasi agar ketika terjadi kondisi darurat masyarakat tetap waspada.
“Jadi kami sudah berkoordinasi dengan mulai dari Gubernur sampai Bupati Walikota yang perlu dilakukan, yakni menyiapkan masyarakatnya untuk lebih rutin melakukan latihan evakuasi karena pemerintah daerah sudah menyiapkan jalur-jalur evakuasi itu itu sudah ada,” paparnya.
“Terkait gempa magnitudo 8,7 dan tsunami 29 meter di pesisir Pantai Selatan Jawa Timur, menyikapi potensi gempa dan tsunami di wilayahnya bahwa itu adalah suatu acuan bukan prediksi artinya belum tentu terjadi, jangan panik,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan yang diterima, Senin (7/6/2021).
Dwikorita mengatakan potensi gempa magnitudo 8,7 dan tsunami 29 meter ini merupakan hasil kajian dan pemodelan para ahli. Dia pun mengatakan bahwa hal ini dilakukan sebagai upaya untuk kepentingan mitigasi.
“Tetapi kenapa kami lakukan? Karena untuk kepentingan mitigasi, berjaga-jaga kondisi terburuk. Kenapa yang dipilih kondisi terburuk? Kalau kondisi terburuk itu sudah disiapkan, sudah dilatihkan, dan fasilitasnya sudah disiapkan, Insya Allah itu tidak terjadi, yang terjadi lebih lebih ringan,” kata Dwikorita.
Dwikorita pun meminta agar hasil kajian itu tidak dimaknai dengan kepastian bahwa gempa 8,7 dan tsunami 29 meter di pesisir pantai selatan Jawa Timur akan benar-benar terjadi.
“Nah kalau yang sudah terampil Insya Allah yang ringan itu menjadi mudah. Sehingga yang terselamatkan menjadi lebih banyak. Jadi poinnya di sana jangan dimaknai sebagai kepastian, tidak sama sekali, belum tentu terjadi. Hanya untuk berlatih seperti itu, bersiap baik warga tidak boleh panik ya. Tapi kan juga tidak boleh lengah dan menganggap enteng kajian ilmiah potensi gempa dan tsunami ini,” tegas Dwikorita.
Oleh karena itu, Dwikorita mengatakan perlu antisipasi yang dilakukan oleh warga dan juga kepala daerah setempat. Khususnya menyiapkan masyarakat agar rutin melakukan latihan evakuasi agar ketika terjadi kondisi darurat masyarakat tetap waspada.
“Jadi kami sudah berkoordinasi dengan mulai dari Gubernur sampai Bupati Walikota yang perlu dilakukan, yakni menyiapkan masyarakatnya untuk lebih rutin melakukan latihan evakuasi karena pemerintah daerah sudah menyiapkan jalur-jalur evakuasi itu itu sudah ada,” paparnya.
(muh)