Catatan BMKG: Tanggal 2 Juni Tsunami Pernah Terjang Sabang dan Jawa Timur

Rabu, 02 Juni 2021 - 09:43 WIB
loading...
Catatan BMKG: Tanggal 2 Juni Tsunami Pernah Terjang Sabang dan Jawa Timur
BMKG mencatat pada 2 Juni pernah terjadi dua kali tsunami di Indonesia. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat pada 2 Juni pernah terjadi dua kali tsunami di Indonesia yakni tsunami Sabang 2 Juni 1948 dan tsunami Jawa Timur pada 2 Juni 1994.

“Dalam catatan sejarah tsunami kita, tanggal 2 Juni tercatat 2 kali tsunami yaitu Tsunami Sabang 1948 dan Tsunami Jawa Timur 1994 yang menelan korban jiwa sebanyak 223 orang meninggal dan 15 orang hilang,” ungkap Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono lewat media sosial pribadinya, Rabu (2/6/2021).

Selain itu, Daryono mengatakan dalam upaya mitigasi bencana tsunami harus ada skenario terburuk. Dengan begitu, akan ada upaya yang disiapkan untuk mengurangi dampak bencana tsunami. “Dalam upaya mitigasi kita harus bicara skenario terburuk, ini untuk diacu, sehingga dapat disiapkan upaya pengurangan risiko secara konkret dan tepat, seperti tata ruang pantai aman berbasis risiko, rambu-rambu, jalur evakuasi, tempat evakuasi, karena memang wilayah kita rawan tsunami,ada catatan sejarah, bukan untuk nakut-nakuti,” ungkap Daryono. Daryono pun meminta masyarakat agar memahami bahwa gempa bumi belum bisa diprediksi kapan akan terjadi. Dia juga menegaskan bahwa BMKG tidak pernah memprediksi kapan gempa terjadi. “Mohon dipahami, bahwa gempa bumi belum dapat diprediksi, rasanya “terlalu” kalau pemahaman semacam ini harus diulang-ulang terus, dan BMKG tidak pernah memprediksi gempa,” tegasnya.

Oleh karena itu, Daryono menegaskan modeling tsunami merupakan dari hasil kajian yang berpotensi bisa terjadi, bukan prediksi. “Jadi modeling tsunami hasil kajian itu adalah potensi bukan prediksi, bisa saja terjadi karena konsepnya sahih, tetapi entah kapan tidak ada yang tahu, tetapi yang harus dipahami bahwa modeling itu untuk acuan dan respons mitigasi bukan untuk nakut-nakuti masyarakat. Yang terjadi saat ini ada kesan hasil kajian di-blow up untuk nakuti-nakutin,” ucapnya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1413 seconds (0.1#10.140)