Bahayakan Kamnas, Pemerintah Jangan Anggap Enteng 279 Juta Data WNI Bocor

Rabu, 26 Mei 2021 - 08:56 WIB
loading...
Bahayakan Kamnas, Pemerintah...
Dugaan kebocoran 279 juta data WNI, bahkan diperjualbelikan di sejumlah forum dan situs online membuat sejumlah pihak geram, bahwa ini persoalan serius. Foto/SINDOnews/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Dugaan kebocoran 279 juta data WNI , bahkan diperjualbelikan di sejumlah forum dan situs online membuat sejumlah pihak geram. Termasuk dari kalangan politikus Senayan yang melihat bahwa ini persoalan serius.

Baca Juga: 279 juta data WNI


Apalagi, sambung Intan, kebocoran data ini diduga berasal dari data BPJS Kesehatan sebagaimana pernyataan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Komisi IX sendiri berkaitan dengan persoalan ini karena, BPJS Kesehatan merupakan mitra kerja Komisi IX DPR RI.

Untuk itu, Ketua Umum Perempuan Amanat Nasional (PUAN) ini mendesak agar pemerintah tidak menganggap dugaan bocornya data ini sebagai masalah sepele. Sebab, data tersebut bisa disalahgunakan untuk berbagai kejahatan yang bisa berbahaya bagi bangsa Indonesia.

"Pemerintah jangan menganggap persoalan ini sebagai masalah sepele. Sebab, pelaku kejahatan memanfaatkan data tersebut untuk melakukan serangan rekayasa sosial atau upaya peretasan adalah ancaman besar bagi bangsa. Data peserta BPJS Kesehatan sangat lengkap, calon peserta harus mengisi data yang sudah link dalam sistem dukcapil di kelurahan, di portal edabu system BPJS Kesehatan, dan menginput data diri lengkap sesuai KTP, NIK ditambah nomor HP, dan e-mail, dan nominal gaji," tegas Intan.

Lebih dari itu, menurut Intan kebocoran data ini pastinya akan menghilangkan kepercayaan publik kepada lembaga dan otoritas negara. Karena, lembaga dan otoritas di Indonesia tidak bisa menjamin keamanan data-data milik masyarakat dan ini perlu dijadikan bahan evaluasi bagi otoritas pemegang data.

"Kejadian ini harus menjadi evaluasi menyeluruh bagi otoritas pemegang data penduduk untuk lebih prudent dan akuntabel mengamankan seluruh data personal setiap penduduk," pungkasnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1569 seconds (0.1#10.140)