dr Tirta Sebut yang Tidak Percaya Covid-19 Mereka yang Kehilangan Pekerjaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama 14 bulan sejak ditemukan kasus pertama pada 2 Maret 2020. Namun, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang ternyata tidak percaya Covid-19.
Relawan Covid-19 dr Tirta Hudhi melalui akun media sosial Twitternya @tirta_hudhi mengatakan bahwa masyarakat yang tidak percaya Covid-19 adalah mereka pekerjaannya hilang akibat pandemi ini.
“Silakan cek. Yang ga percaya covid akhir-akhir ini, rata-rata dilanda kesulitan sama: kehilangan pekerjaan,” cuit dr. Tirta, Minggu (2/5/2021).
Di dalam cuitannya, dr. Tirta juga menyebutkan bahwa masyarakat yang tidak percaya Covid itu karena mereka berpikir bahwa mencari makan saat ini susah padahal sudah mencoba taat terhadap protokol kesehatan. Namun, pandemi Covid-19 hingga saat ini masih terus berlangsung.
“Dari sisi warga ini, mereka akan berpikir mau makan aja susah, udah coba taat, ga kelar-kelar, ujung-ujungnya mati,” kata dr. Tirta.
“Pola pikir ini sudah tancap dalam. Kamu debat mereka, ga akan selesai. Kenapa? Mereka kepepet mas mbak. Saya mencoba memahami sisi ini,” papar dr. Tirta.
Meskipun begitu, Tirta mengajak agar para tenaga kesehatan, para dokter terus dan tidak berhenti mengedukasi masyarakat yang kini mulai lelah dengan pandemi Covid-19 yang belum selesai.
“Apakah berarti nakes dan dokter harus berhenti edukasi? Tidak. Kita teruskan. Tapi kita ga perlu memaksa. Karena sekarang orang sudah mulai lelah marathon,” ajak dr. Tirta.
“Biarkan orang memilih jalannya masing-masing. Tugas kita, memberi edukasi bagi warga yang masih kuat ‘lari marathon’,” kata dr. Tirta.
Relawan Covid-19 dr Tirta Hudhi melalui akun media sosial Twitternya @tirta_hudhi mengatakan bahwa masyarakat yang tidak percaya Covid-19 adalah mereka pekerjaannya hilang akibat pandemi ini.
“Silakan cek. Yang ga percaya covid akhir-akhir ini, rata-rata dilanda kesulitan sama: kehilangan pekerjaan,” cuit dr. Tirta, Minggu (2/5/2021).
Di dalam cuitannya, dr. Tirta juga menyebutkan bahwa masyarakat yang tidak percaya Covid itu karena mereka berpikir bahwa mencari makan saat ini susah padahal sudah mencoba taat terhadap protokol kesehatan. Namun, pandemi Covid-19 hingga saat ini masih terus berlangsung.
“Dari sisi warga ini, mereka akan berpikir mau makan aja susah, udah coba taat, ga kelar-kelar, ujung-ujungnya mati,” kata dr. Tirta.
“Pola pikir ini sudah tancap dalam. Kamu debat mereka, ga akan selesai. Kenapa? Mereka kepepet mas mbak. Saya mencoba memahami sisi ini,” papar dr. Tirta.
Meskipun begitu, Tirta mengajak agar para tenaga kesehatan, para dokter terus dan tidak berhenti mengedukasi masyarakat yang kini mulai lelah dengan pandemi Covid-19 yang belum selesai.
“Apakah berarti nakes dan dokter harus berhenti edukasi? Tidak. Kita teruskan. Tapi kita ga perlu memaksa. Karena sekarang orang sudah mulai lelah marathon,” ajak dr. Tirta.
“Biarkan orang memilih jalannya masing-masing. Tugas kita, memberi edukasi bagi warga yang masih kuat ‘lari marathon’,” kata dr. Tirta.
(muh)