Bibit Siklon Tropis Muncul Lagi, BMKG: Jangan Anggap Sepele
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) mendeteksi bibit siklon tropis 94W yang mulai tumbuh di wilayah Samudera Pasifik sebelah utara Papua. Berdasarkan citra satelit Himawari-8, diketahui bibit siklon tropis tersebut memiliki kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 30 knot (56 km/jam) dengan tekanan di pusatnya mencapai 1006 mb.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, dari perhitungan BMKG, potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam beberapa hari ke depan sangat tinggi.
Dwikorita mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dan lain-lain).
"Selain itu juga dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan," dalam keterangannya lewat akun media sosial resmi BMKG, Rabu (14/4/2021)
Khusus kepada pengguna transportasi laut dan nelayan perlu meningkatkan kewaspadaan dalam melakukan aktivitas pelayaran karena adanya ancaman gelombang tinggi akibat siklon yang mencapai 4-6 meter. "Kami mohon tidak menganggap sepele adanya bibit siklon ini."
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak bibit siklon tropis 94W meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua. Selain itu, ada pula wilayah dengan level waspada untuk potensi banjir bandang pada dua hari ke depan, yakni Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
Selanjutnya, gelombang tinggi sekitar 1,25 sampai 2,5 meter berpeluang terjadi di Laut Sulawesi bagian tengah dan timur, Perairan Utara Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud, Laut Maluku, Perairan Utara dan Timur Halmahera, Laut Halmahera, Samudera Pasifik Utara Halmahera.
Gelombang tinggi 2,5 - 4,0 meter berpotensi terjadi di Perairan Raja Ampat - Sorong, Perairan Manokwari, Perairan Biak, Teluk Cendrawasih,Perairan Jayapura - Sarmi, Samudera Pasifik utara Papua Barat. Gelombang setinggi 4,0 - 6,0 m berpeluang terjadi di Samudera Pasifik Utara Papua.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, dari perhitungan BMKG, potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam beberapa hari ke depan sangat tinggi.
Dwikorita mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dan lain-lain).
"Selain itu juga dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan," dalam keterangannya lewat akun media sosial resmi BMKG, Rabu (14/4/2021)
Khusus kepada pengguna transportasi laut dan nelayan perlu meningkatkan kewaspadaan dalam melakukan aktivitas pelayaran karena adanya ancaman gelombang tinggi akibat siklon yang mencapai 4-6 meter. "Kami mohon tidak menganggap sepele adanya bibit siklon ini."
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak bibit siklon tropis 94W meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua. Selain itu, ada pula wilayah dengan level waspada untuk potensi banjir bandang pada dua hari ke depan, yakni Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
Selanjutnya, gelombang tinggi sekitar 1,25 sampai 2,5 meter berpeluang terjadi di Laut Sulawesi bagian tengah dan timur, Perairan Utara Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud, Laut Maluku, Perairan Utara dan Timur Halmahera, Laut Halmahera, Samudera Pasifik Utara Halmahera.
Gelombang tinggi 2,5 - 4,0 meter berpotensi terjadi di Perairan Raja Ampat - Sorong, Perairan Manokwari, Perairan Biak, Teluk Cendrawasih,Perairan Jayapura - Sarmi, Samudera Pasifik utara Papua Barat. Gelombang setinggi 4,0 - 6,0 m berpeluang terjadi di Samudera Pasifik Utara Papua.
(zik)