Pemimpin Peduli Kaum Marjinal Dinilai Bisa Atasi Ketidaksetaraan Gender

Kamis, 08 April 2021 - 17:18 WIB
loading...
Pemimpin Peduli Kaum Marjinal Dinilai Bisa Atasi Ketidaksetaraan Gender
Women Lead Forum 2021 secara daring. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Perusahaan perlu merekrut para pemimpin yang memiliki keberpihakan kepada kelompok marginal atau rentan seperti perempuan. Pasalnya, pemimpin seperti ini dinilai bisa mengatasi ketidaksetaraan gender di lingkungan kerja.



"Sebenarnya sudah bagus bagaimana Presiden Joko Widodo sendiri beberapa tahun lalu ditunjuk oleh PBB sebagai duta He for She untuk kesetaraan gender. Namun, jangan sampai ada kebijakan-kebijakan yang berkonflik, misalnya RUU Ketahanan Keluarga, yang menginginkan agar perempuan kembali ke ranah domestik," ujarnya.

Usman Kansong, Direktur Pemberitaan Media Group, mengakui bahwa literasi gender para pemimpin perusahaan media tergolong masih rendah, bahkan di kalangan pemimpin perempuan. Hal ini berpengaruh kepada perspektif dan hasil pemberitaan di media, yang masih mencerminkan budaya yang patriarkal.

Selain itu, menurut Usman, lembaga-lembaga pengawas media seperti Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) belum berfungsi secara optimal dalam konteks perspektif gender.

"Alih-alih mengadvokasi isu-isu gender, dua lembaga ini lebih banyak melarang. Misalnya KPI jadi mengatur hal-hal berbau agama, misalnya olahraga loncat indah tubuh atletnya di-blur. Perempuan yang pasti pakai baju renang, masa disensor?" ungkapnya.

Terkait masih tidak seimbangnya proporsi perempuan jurnalis dan pemimpin di perusahaan media, Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis mengatakan, masih ada norma dan budaya yang menghambat perempuan jurnalis dalam meniti kariernya, seperti beban domestik dan pola kerja yang tidak ramah perempuan.

"Ada ekosistem yang harus dibangun untuk mendukung perempuan mencapai posisi tinggi di kantor media, yaitu dari keluarga dan lingkungan di sekitarnya. Misalnya, dulu saya sering harus pulang jam 12 malam. Mungkin tetangga nanya, ini kerjanya apa? Jika punya pasangan yang tidak mendukung, pasti tidak boleh," jelasnya.

Pemimpin Redaksi Magdalene.co, Devi Asmarani mengatakan, selain pengarusutamaan perspektif gender di media, konsumen media perlu diberdayakan agar lebih kritis dan mengetahui kekuatan mereka untuk mendorong media lebih baik.

"Konsumen media harus mengetahui bahwa mereka layak mendapatkan yang lebih baik dan mengonsumsi media yang tidak mengekslusi kelompok lain, atau gender tertentu. Konsumen harus lebih banyak menuntut media untuk berubah," tuturnya.

Dalam sesi stand-up comedy, Komika Ligwina Hananto mengajak perempuan agar menuliskan ceritanya sendiri dan maju sebagai pemimpin.

"Selama ini laki-laki mendominasi, bahkan dalam menuliskan cerita-cerita princess, yang sangat tidak relatable untuk perempuan," ujar Ligwina, yang juga seorang perencana keuangan.

Women Lead Forum 2021 adalah sebuah ajang untuk mendukung perempuan pekerja dan mendorong terciptanya kesetaraan gender di tempat kerja, yang digelar pada 7 dan 8 April 2021.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2888 seconds (0.1#10.140)