Banjir Produk Impor Tekstil, Ketua DPD Desak Proteksi Pasar Lindungi IKM

Minggu, 04 April 2021 - 18:35 WIB
loading...
Banjir Produk Impor Tekstil, Ketua DPD Desak Proteksi Pasar Lindungi IKM
Ketua DPD AA La Nyalla Mahmud Mattalitti saat tiba di bandara Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (4/4/2021). Kunjungan ke Kaltim untuk melakukan pengawasan dan rapat kerja dengan stakeholder setempat terkait rencana pembangunan Ibu Kota Negar
A A A
JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA La Nyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah untuk memproteksi pasar demi melindungi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dari serbuan produk impor yang dipasarkan secara online.

Sebagaimana diketahui, pandemi Covid-19 membuat sejumlah pihak menggunakan jasa e-commerce untuk memasarkan produk mereka. Salah satunya produk impor tekstil yang merajalela di pasaran.

Dampaknya tentu saja dirasakan pelaku IKM ditandai dengan menurunnya penjualan mereka. Mantan Ketua Umum Kadin Jawa Timur itu menilai e-commerce amat besar pengaruhnya terhadap produk-produk impor, baik konsumsi kebutuhan rumah tangga maupun pakaian jadi.

"Keluhan yang dirasakan di tengah-tengah program pemerintah terkait program pemulihan ekonomi nasional adalah pelaku usaha garmen merasakan sulitnya penjualan produk karena tidak mampu bersaing. Padahal harga terbilang lebih murah dan kualitas pun lebih baik," ujar La Nyalla sesaat setelah mendarat di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (4/4/2021).

"Saya meminta pemerintah untuk memproteksi pasar melalui regulasi yang melindungi pelaku usaha lokal. Jika hal ini dibiarkan, maka kita akan menghadapi kematian industri kecil menengah dan bersiap menghadapi permasalahan sosial yang besar," lanjut La Nyalla.

Industri kecil dan menegah (IKM) tekstil mengalami penurunan penjualan disebabkan pandemi covid-19 dan banjir produk impor di pasaran. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia menyebutkan produk impor tekstil tidak hanya terjadi di pasar swalayan, namun juga masuk ke marketplace.

Data Indotextiles yang menyebutkan sepanjang 2020 produksi garmen IKM mencapai sekitar 641.000 ton. Di Jawa Barat banyak sekali produksinya, misalnya sentra rajut binong di Bandung. Mereka produksi terus-menerus dengan pekerja yang juga banyak. Miris ketika produknya tidak dapat bersaing dengan impor. Harganya jauh sekali tetapi kualitas lebih baik dibandingkan produk impor.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1126 seconds (0.1#10.140)