Gus Abe Imbau Kader PMII Berdiaspora ke Berbagai Sektor Strategis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi atau tingginya jumlah penduduk usia produktif pada 2030. Hal itu menjadi tantangan bagi sejumlah pihak termasuk organisasi kepemudaan. Tanpa adanya upaya luar biasa untuk menyiapkan sumber daya manusia yang handal, situasi itu bisa membawa Indonesia mengalami bencana demografi.
Hal itu terungkap dalam diskusi bertajuk “Gerakan Pemikiran PMII Menuju Indonesia Maju 2045” yang diselenggarakan TV9 Nusantara pada Sabtu, (3/4 2021). Diskusi tersebut melibatkan sejumlah tokoh antara lain Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Maftukhin, Ketua Umum PB PMII 2021-2023 Muhammad Abdullah Syukri dan Ketua PW IKAPMII Jawa Timur H. Amin Said Husni.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 2030, mayoritas warga Indonesia berada pada usia produktif. Upaya untuk menghadapi tantangan bonus demografi adalah mempersiapkan generasi muda untuk tetap produktif dan selalu menghasilkan karya yang berkontribusi terhadap pembangunan bangsa.
Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri atau kerap disapa Gus Abe mengungkapkan bonus demografi ibarat dua sisi mata uang. Sisi pertama, jika kader PMII dapat kreatif dan inovatif maka bonus demografi akan menghasilkan generasi emas yang berkontribusi membangun bangsa. Sebaliknya, jika kader PMII tak dapat memanfaatkan teknologi, tak memiliki karya dan bahkan tidak produktif, maka fenomena bonus demografi akan menjadi bencana demografi.
Gus Abe menyoroti adanya gap antara lulusan dari berbagai lembaga pendidikan dan kebutuhan industri. Ia berharap lembaga pendidikan juga dapat melihat bagaimana pemetaan industri saat ini sehingga lulusan dan kebutuhan industri dapat link and match. “PMII juga akan mendorong pengembangan ekonomi kreatif,” ungkapnya.
Pemikiran PMII harus dapat berdiaspora ke berbagai macam sektor. Di setiap sektor tersebut mereka akan memperkuat dakwah-dakwah Aswaja dan membumikan Islam Rahmatan Lil Alamin. “Kita harus mempersiapkan generasi muda Islam Indonesia yang memegang teguh Islam Ahlusunnah Wal Jamaah dan di sisi lain mereka adalah intelektual muda, ekonom-ekonom muda, dokter-dokter muda, arsitek-arsitek muda yang professional di bidangnya masing-masing. Mereka bisa berdakwah Aswaja dengan caranya masing-masing, dijalannya masing-masing. Ini akan menjadi hal yang menarik daripada kita harus berdakwah Aswaja dari satu mimbar ke mimbar yang lain” tambah Gus Abe.
Sudah saatnya PMII dan alumninya tidak hanya tampil pada sektor-sektor tertentu saja, melainkan mulai berdiaspora ke berbagai macam sektor strategis lainnya. “Muktamar pemikiran dosen PMII ini memotivasi kami kader aktif untuk terus produktif. Para senior membuktikan bahwa PMII beserta alumninya memiliki kontribusi besar terhadap pembangunan bangsa.” tutup Gus Abe.
Hal itu terungkap dalam diskusi bertajuk “Gerakan Pemikiran PMII Menuju Indonesia Maju 2045” yang diselenggarakan TV9 Nusantara pada Sabtu, (3/4 2021). Diskusi tersebut melibatkan sejumlah tokoh antara lain Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Maftukhin, Ketua Umum PB PMII 2021-2023 Muhammad Abdullah Syukri dan Ketua PW IKAPMII Jawa Timur H. Amin Said Husni.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 2030, mayoritas warga Indonesia berada pada usia produktif. Upaya untuk menghadapi tantangan bonus demografi adalah mempersiapkan generasi muda untuk tetap produktif dan selalu menghasilkan karya yang berkontribusi terhadap pembangunan bangsa.
Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri atau kerap disapa Gus Abe mengungkapkan bonus demografi ibarat dua sisi mata uang. Sisi pertama, jika kader PMII dapat kreatif dan inovatif maka bonus demografi akan menghasilkan generasi emas yang berkontribusi membangun bangsa. Sebaliknya, jika kader PMII tak dapat memanfaatkan teknologi, tak memiliki karya dan bahkan tidak produktif, maka fenomena bonus demografi akan menjadi bencana demografi.
Gus Abe menyoroti adanya gap antara lulusan dari berbagai lembaga pendidikan dan kebutuhan industri. Ia berharap lembaga pendidikan juga dapat melihat bagaimana pemetaan industri saat ini sehingga lulusan dan kebutuhan industri dapat link and match. “PMII juga akan mendorong pengembangan ekonomi kreatif,” ungkapnya.
Pemikiran PMII harus dapat berdiaspora ke berbagai macam sektor. Di setiap sektor tersebut mereka akan memperkuat dakwah-dakwah Aswaja dan membumikan Islam Rahmatan Lil Alamin. “Kita harus mempersiapkan generasi muda Islam Indonesia yang memegang teguh Islam Ahlusunnah Wal Jamaah dan di sisi lain mereka adalah intelektual muda, ekonom-ekonom muda, dokter-dokter muda, arsitek-arsitek muda yang professional di bidangnya masing-masing. Mereka bisa berdakwah Aswaja dengan caranya masing-masing, dijalannya masing-masing. Ini akan menjadi hal yang menarik daripada kita harus berdakwah Aswaja dari satu mimbar ke mimbar yang lain” tambah Gus Abe.
Sudah saatnya PMII dan alumninya tidak hanya tampil pada sektor-sektor tertentu saja, melainkan mulai berdiaspora ke berbagai macam sektor strategis lainnya. “Muktamar pemikiran dosen PMII ini memotivasi kami kader aktif untuk terus produktif. Para senior membuktikan bahwa PMII beserta alumninya memiliki kontribusi besar terhadap pembangunan bangsa.” tutup Gus Abe.
(cip)