Terima Kunjungan AHY, Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir Sampaikan 4 Pesan Ini

Sabtu, 03 April 2021 - 17:29 WIB
loading...
Terima Kunjungan AHY,...
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama jajarannya melakukan silaturahmi ke Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. Foto/Twitter @HaedarNs
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama jajarannya melakukan silaturahmi ke Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir bersama Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agung Danarto di Yogyakarta, Sabtu (3/4/2021).

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, pertemuan itu membahas terkait persoalan kebangsaan dan kenegaraan. "Tentu dalam dua perspektif yang berbeda. Satu dari Mas AHY dari aspek politik sebagaimana posisinya sebagai ketua umum Partai Demokrat dan kami (Muhammadiyah) dari perspektif kemasyarakatan dan kebangsaan yang tentu tidak masuk ke arena partai politik," kata Haedar, Sabtu (3/4/2021).

Dalam pertemuan itu, Haedar berpesan empat hal kepada ketua umum Partai Demokrat AHY . Pertama, kata dia, persoalan mengenai kondisi bangsa ini yang secara umum bahwa kehidupan kebangsaan kita masih ada di dalam koridor demokrasi dan konstitusi, tetapi di satu sisi juga menghadapi sejumlah masalah dalam kehidupan berdemokrasi yakni ada politik yang transaksional, politik yang cenderung oligarki, politik yang sampai batas tertentu oportunistik dan nir etika.

Kedua, konteks kehidupan kebangsaan maupun politik yang menjadi arena partai politik. Menurut Haedar, tujuan berbangsa dan bernegara yakni memberikan kesejahteraan untuk masyarakat. Karena itu, semua pihak harus berdiri tegak di atas konstitusi.

"Indonesia itu kuat dan akan tetap eksis karena dia memiliki konstitusi yang kuat, dari pembukaan UUD 45 serta berbagai macam UUD tempat di mana koridor kita berbangsa dan bernegara. Nah sekali ada defiasi terhadap konstitusi dan perundang-undangan maka biasanya akan timbul masalah dalam kehidupan kebangsaan kita, lebih-lebih konstitusi yang berkaitan dengan cita-cita luhur bangsa yang berkaitan sebagai negara merdeka bersatu, berdaulat, adil dan makmur yang itu menjadi cita-cita kehidupan bangsa kita oleh para pendiri negeri ini," tuturnya.



Haedar juga menegaskan pentingnya Pancasila sebagai rujukan bangsa kita termasuk di dalam politik. "Jangan sampai Pancasila berhenti pada lisan, tulisan, dan retorika. Pesan kami pada Partai Demokrat dan semua elite politik yakni Pancasila sebagai political behaviour menjadi pola perilaku politik yang didasarkan pada nilai ketuhanan yang maha esa, nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai persatuan Indonesia, nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Haedar juga berharap seluruh komponen bangsa dapat kembali dikuatkan dengan cara partai politik dan pemerintahan memberi teladan dan contoh serta aplikasi dalam kehidupan berpolitik.



Ketiga, Haedar menekankan pentingnya agama dan etika sebagai nilai dasar dan nilai luhur dalam berbangsa dan bernegara. "Agama bukan hanya urusan primordial antara pemeluk agama dengan Tuhan, namun juga menyangkut nilai kebaikan dan keselamatan, nilai kebaikan, kedamaian yang menyatu dalam kehidupan nadi bangsa Indonesia," jelasnya.

Keempat, Haedar menuturkan seluruh komponen bangsa serta kekuatan politik dan pemerintahan harus memiliki komitmen dalam persatuan dan kemajuan Indonesia. "Indonesia eksis ketika kita bersatu dalam perbedaan, secara umum kita harus ada dalam kolektivitas, terikat dalam persatuan. Bangsa lain yang jatuh karena rusaknya persatuan, tokoh politik harus merawat persatuan, jangan menganggap enteng persatuan," ucapnya.



Di luar persatuan dan kemajuan, potensi yang dimiliki bangsa ini hebat-hebat, tetapi secara kolektif dan sistem harus memacu diri agar Indonesia menjadi negara yang maju.

"Jangan sampai bangsa ini menjadi bangsa yang pasif dan menjadi objek dari kemajuan pihak lain. Parpol harus punya komitmen memajukan bangsa ini, jangan berhenti pada usaha untuk kepentingan politik masing-masing dan lupa bahwa kita merdeka, dan kita menjadi Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju."
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1575 seconds (0.1#10.140)