Kemenkes Sebut Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia Lambat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan hingga 1 April 2021 suntikan vaksinasi Covid-19 untuk orang lanjut usia (Lansia) baru mencapai 7,71% dosis pertama atau 1.661.036 orang. Dan lansia yang mendapatkan dosis kedua baru 208.446 orang.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu pun mengakui bahwa vaksinasi Covid-19 untuk lansia lebih lambat dibandingkan vaksinasi bagi petugas pelayanan publik. “Vaksinasi pada lansia pada tahap 2 ini memang masih lambat, karena dari target 21,6 juta, saat ini baru sekitar 1,5 jutaan lansia yang divaksin. Kalah dari pelayanan publik, jauh angkanya hampir 5 jutaan,” ungkap Maxi dikutip dari kanal Youtube KPC PEN, Kamis (1/4/2021).
Dari target 17.327.169 juta pekerja publik yang harus divaksinasi, saat ini sudah mencapai 29,95% atau sekitar 5.190.314 orang dengan suntikan dosis pertama dan 2.333.418 orang suntikan kedua. Maxi pun meminta Pemerintah Daerah untuk memperhatikan hal ini. Pasalnya, kelompok lansia adalah yang paling rentan terpapar Covid-19. “Ini yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Daerah, bagaimana memprioritaskan lansia untuk datang ke tempat-tempat ataupun membuka pos-pos pelayanan kesehatan,” tegasnya.
Namun begitu, Maxi mengatakan bahwa Dinas Kesehatan setempat telah berkomitmen untuk mendukung program vaksinasi Covid-19. Bahkan, Dinkes juga langsung mendatangi para lansia. Sayangnya, hanya 25% saja yang bersedia divaksinasi. Keengganan lansia ini karena adanya proteksi dari anggota keluarga khususnya anak-anaknya. “Lansia dan Dinkes sudah komitmen, sudah door to door ke apartemen, sudah janjian. Tapi begitu petugas datang, yang 25% saja yang mau. Karena kebanyakan diproteksi anak-anaknya,” ungkap Maxi.
Lihat Juga: Sortaman Saragih Soroti Dugaan Pungli dan Bullying PPDS Unsrat: Prodi Kedokteran Harus Transparan
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu pun mengakui bahwa vaksinasi Covid-19 untuk lansia lebih lambat dibandingkan vaksinasi bagi petugas pelayanan publik. “Vaksinasi pada lansia pada tahap 2 ini memang masih lambat, karena dari target 21,6 juta, saat ini baru sekitar 1,5 jutaan lansia yang divaksin. Kalah dari pelayanan publik, jauh angkanya hampir 5 jutaan,” ungkap Maxi dikutip dari kanal Youtube KPC PEN, Kamis (1/4/2021).
Baca Juga
Dari target 17.327.169 juta pekerja publik yang harus divaksinasi, saat ini sudah mencapai 29,95% atau sekitar 5.190.314 orang dengan suntikan dosis pertama dan 2.333.418 orang suntikan kedua. Maxi pun meminta Pemerintah Daerah untuk memperhatikan hal ini. Pasalnya, kelompok lansia adalah yang paling rentan terpapar Covid-19. “Ini yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Daerah, bagaimana memprioritaskan lansia untuk datang ke tempat-tempat ataupun membuka pos-pos pelayanan kesehatan,” tegasnya.
Namun begitu, Maxi mengatakan bahwa Dinas Kesehatan setempat telah berkomitmen untuk mendukung program vaksinasi Covid-19. Bahkan, Dinkes juga langsung mendatangi para lansia. Sayangnya, hanya 25% saja yang bersedia divaksinasi. Keengganan lansia ini karena adanya proteksi dari anggota keluarga khususnya anak-anaknya. “Lansia dan Dinkes sudah komitmen, sudah door to door ke apartemen, sudah janjian. Tapi begitu petugas datang, yang 25% saja yang mau. Karena kebanyakan diproteksi anak-anaknya,” ungkap Maxi.
Lihat Juga: Sortaman Saragih Soroti Dugaan Pungli dan Bullying PPDS Unsrat: Prodi Kedokteran Harus Transparan
(cip)