Pemuka Agama Diminta Terus Ajak Masyarakat untuk Taat Hukum

Jum'at, 26 Maret 2021 - 11:45 WIB
loading...
Pemuka Agama Diminta...
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Mathlaul Anwar (PBMA) KH Oke Setiadi Affendi. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Ketika orang memahami agamanya secara benar, maka pasti bisa mematuhi tata tertib hukum yang disepakati di semua negara.

Sejatinya agama pasti mengajarkan para pengikutnya, apalagi dalam agama Islam tentunya, untuk taat kepada hukum. Agama ada agar masyarakat bisa tertib. Hakikat hukum dibuat agar masyarakatnya tertib dan taat.

Menurut Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Mathla'ul Anwar (PBMA) KH Oke Setiadi Affendi, sebenarnya tidak ada kontradiksi antara hukum dan beragama. Karena dengan pemahaman yang lurus, masyarakat juga akan taat kepada hukum.

Untuk itu, kata dia, perlu sebuah usaha untuk mengembalikan pemahaman beragama yang benar kepada masyarakat. “Kenapa di antara ‘saudara-saudara’ atau ‘teman-teman’ kita itu memiliki pemahaman bahwa antara beragama itu bertabrakan dengan bernegara ? Ini karena mereka punya pemikiran beragama yang tidak shohih atau tidak benar dan sempit,” ujar KH Oke Setiadi Affendi di Jakarta, Kamis 25 Maret 2021.

Dosen bidang Ekonomi Islam di Universitas Mathla'ul Anwar itu menilai ketidaktaatan terhadap hukum akan sangat berbahaya bagi bangsa, bahkan bisa meruntuhkan persatuan.

Menurutnya, negara ini bisa bubar apabila masyarakatnya tidak taat. Untuk itu perlu pemahaman keagamaan yang benar untuk bisa melahirkan cara bernegara yang benar.

“Masyarakat harus dipandu secara jelas dan teknis. Apalagi generasi muda, jangan dibiarkan lepas begitu saja. Jika diperlukan mata pelajaran hukum dan bernegara ada di sekolah-sekolah untuk membuat masyarakat bisa memahami bagaimana bernegara yang baik. Dan itu sekaligus untuk membentuk akhlak yang mulia juga,” tuturnya.

Oke mengatakan perlu "menitipkan" kepada para guru-guru agama agar melahirkan siswa dengan pemahaman agama yang benar. Sehingga kemudian mereka ini nanti akan siap bernegara secara benar. Perlu diberikan panduan kepada masyarakat terhadap para siswa-siswi agar mereka bisa dipandu bernegara secara teknis dan benar.

“Jangan hanya menggantungkan dengan para pemuka (masyarakat-red) saja. Jika perlu ajak para pemuka agama untuk mendidik generasi muda biar mereka menyampaikan dengan generasi lagi di bawahnya baik itu ke generasi X dan generasi Z, agar nyambung bahasanya,” tutur Oke.

Peraih gelar Master dari International Institute of Islamic Economic Islamabad Pakistan itu juga menyampaikan agar para tokoh masyarakat untuk bisa memberikan pemahaman kepada para generasi muda agar taat pada aturan itu

“Tetapi harus diingat bahwa kita harus tetap mematuhi dan taat pada aturan hukum yang berlaku di negara kita ini. Maka kalau ada budaya atau apalah yang tidak sesuai dengan aturan yang melawan hukum dan budaya yang tidak sesuai dengan negara kita ya jangan dibawa masuk. Karena itu nanti bisa merusak peradaban bangsa kita,” tandasnya.

Dia menyarankan agar sering-sering digelar pertemuan terbuka. Kalau bahasa sekarang disebut ngobrol bareng, makan bareng atau ngopi bareng.

Dengan sering bertemu dengan para pemuka agama ataupun tokoh masyarakat baik di sektor formal atau informal, mereka ini bisa dirangkul. Mustahil bisa merangkul kalau tidak pernah ketemu. “Demikian juga pemerintah juga harus turut serta untuk bertemu dengan para tokoh-tokoh itu, menyampaikan kepada pemuka masyarakat juga melalui tokoh agamanya supaya biar mudah nyambung, terkoneksi,” ujarnya mengakhiri.
(dam)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1786 seconds (0.1#10.140)