Juliari Ungkap Politikus PDIP Ihsan Yunus Kerap ke Ruang Kerjanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara mengaku sering dikunjungi Ihsan Yunus di ruang kerjanya ketika masih menjadi pimpinan di Kementerian Sosial (Kemensos). Ketika itu Ihsan Yunus masih menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PDIP .
Jaksa curiga dengan kegiatan yang dilakukan antara kedua kader PDIP tersebut. Jaksa kemudian mengonfirmasi Juliari soal ada tidaknya titipan perusahaan dari Ihsan Yunus untuk menggarap proyek Bansos Covid-19. Sebab sebelumnya, Juliari mengakui banyak pengusaha yang menghubunginya agar dapat ikut dalam proyek Bansos Covid-19.
"Terkait dengan penjelasan saksi bahwa banyak yang ingin menitipkan perusahaan, apakah Ihsan Yunus masuk salah satunya?" tanya Jaksa Nur Azis kepada Juliari saat bersaksi dalam perkara Harry Van Sidabukke dan Ardian Iskandar Maddanatja di ruang sidang Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (22/3/2021)
"Enggak pernah kita bicarakan soal itu, Pak," jawab Juliari secara virtual dari Gedung KPK, Jakarta Selatan.
Sebelumnya, Jaksa telah lebih dulu mengonfirmasi kedekatan Juliari dengan Ihsan Yunus. Juliari mengaku mengenal sosok Ihsan Yunus karena sama-sama kader PDI-P.
"Kenal dengan Ihsan Yunus?," tanya Jaksa.
"Kenal pak," jawab Juliari.
"Satu partai?," timpal Jaksa.
"Iya pak betul," diakui Juliari.
"Apakah berulangkali Ihsan Yunus datang ke ruangan saksi?" cecar Jaksa.
"Iya pernah beberapa kali," ungkap Juliari.
Jaksa pun sempat mencecar Juliari soal seringnya Ihsan Yunus berkunjung ke ruangan Juliari ketika masih menjabat Mensos. Namun Juliari berdalih kedatangan Ihsan Yunus bukan untuk membahas proyek Bansos
"Selama covid ini? Kaitannya dengan bansos ada?," tanya Jaksa.
"Oh enggak ada pak, dia pernah beberapa kali ya wajar pak, dulu pernah satu fraksi pak," ujar Juliari.
Sekadar informasi, nama Ihsan Yunus sering disebut terlibat dalam pusaran suap terkait pengadaan bansos Corona. Ihsan Yunus kemudian digeser ke Komisi ke II DPR setelah ramai isu keterlibatan dirinya.
Munculnya nama Ihsan Yunus dalam perkara ini diawali ketika penyidik menggeledah sebuah rumah di Jalan Raya Hankam, Cipayung, Jakarta Timur, pada 12 Januari 2021. Rumah tersebut disebut-sebut milik orang tua Ihsan Yunus. Dari rumah tersebut, KPK mengamankan sejumlah dokumen serta alat komunikasi yang diduga berkaitan dengan perkara ini.
KPK bahkan juga sempat memeriksa adik dari Ihsan Yunus, Muhammad Rakyan Ikram, pada 14 Januari 2021. Penyidik mengonfirmasi Ikram ihwal dugaan keterlibatan perusahaannya dalam pengadaan paket bansos Covid-19 yang berujung rasuah.
Tak berselang lama, KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap Ihsan Yunus, pada 27 Januari 2021. Ihsan Yunus telah memenuhi panggilan pemeriksaan. Namun, ia irit bicara terkait hasil pemeriksaannya itu.
Dugaan keterlibatan Ihsan Yunus makin terang setelah KPK menggelar rekonstruksi pada, 1 Februari 2021. Dalam rekonstruksi tersebut, terungkap dugaan aliran dana untuk Ihsan Yunus.
Ihsan Yunus diduga kecipratan uang Rp1,5 miliar dan dua unit sepeda mewah merek Brompton dari Pengusaha Harry Van Sidabukke. Uang dan sepeda itu diduga diterima Ihsan Yunus melalui utusan atau operatornya, Agustri Yogasmara alias Yogas.
Sejauh ini, KPK baru menetapkan lima orang tersangka dalam perkara ini. Kelima tersangka itu yakni, mantan Mensos Juliari P Batubara. Kemudian, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kemensos, Matheus Joko Santoso (MJS) dan Adi Wahyono (AW) serta dua pihak swasta pemberi suap yakni Ardian IM (AIM), Harry Sidabukke (HS).
Matheus dan Adi Wahyono diduga mengambil jatah Rp10 ribu dari tiap paket bansos berupa sembako seharga Rp300 ribu, bekerjasama dengan pengusaha Ardian IM dan Harry Sidabukke. Dari jatah Rp10 ribu di tiap paket sembako, diduga ada yang mengalir untuk mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara.
Jaksa curiga dengan kegiatan yang dilakukan antara kedua kader PDIP tersebut. Jaksa kemudian mengonfirmasi Juliari soal ada tidaknya titipan perusahaan dari Ihsan Yunus untuk menggarap proyek Bansos Covid-19. Sebab sebelumnya, Juliari mengakui banyak pengusaha yang menghubunginya agar dapat ikut dalam proyek Bansos Covid-19.
"Terkait dengan penjelasan saksi bahwa banyak yang ingin menitipkan perusahaan, apakah Ihsan Yunus masuk salah satunya?" tanya Jaksa Nur Azis kepada Juliari saat bersaksi dalam perkara Harry Van Sidabukke dan Ardian Iskandar Maddanatja di ruang sidang Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (22/3/2021)
"Enggak pernah kita bicarakan soal itu, Pak," jawab Juliari secara virtual dari Gedung KPK, Jakarta Selatan.
Sebelumnya, Jaksa telah lebih dulu mengonfirmasi kedekatan Juliari dengan Ihsan Yunus. Juliari mengaku mengenal sosok Ihsan Yunus karena sama-sama kader PDI-P.
"Kenal dengan Ihsan Yunus?," tanya Jaksa.
"Kenal pak," jawab Juliari.
"Satu partai?," timpal Jaksa.
"Iya pak betul," diakui Juliari.
"Apakah berulangkali Ihsan Yunus datang ke ruangan saksi?" cecar Jaksa.
"Iya pernah beberapa kali," ungkap Juliari.
Jaksa pun sempat mencecar Juliari soal seringnya Ihsan Yunus berkunjung ke ruangan Juliari ketika masih menjabat Mensos. Namun Juliari berdalih kedatangan Ihsan Yunus bukan untuk membahas proyek Bansos
"Selama covid ini? Kaitannya dengan bansos ada?," tanya Jaksa.
"Oh enggak ada pak, dia pernah beberapa kali ya wajar pak, dulu pernah satu fraksi pak," ujar Juliari.
Sekadar informasi, nama Ihsan Yunus sering disebut terlibat dalam pusaran suap terkait pengadaan bansos Corona. Ihsan Yunus kemudian digeser ke Komisi ke II DPR setelah ramai isu keterlibatan dirinya.
Munculnya nama Ihsan Yunus dalam perkara ini diawali ketika penyidik menggeledah sebuah rumah di Jalan Raya Hankam, Cipayung, Jakarta Timur, pada 12 Januari 2021. Rumah tersebut disebut-sebut milik orang tua Ihsan Yunus. Dari rumah tersebut, KPK mengamankan sejumlah dokumen serta alat komunikasi yang diduga berkaitan dengan perkara ini.
KPK bahkan juga sempat memeriksa adik dari Ihsan Yunus, Muhammad Rakyan Ikram, pada 14 Januari 2021. Penyidik mengonfirmasi Ikram ihwal dugaan keterlibatan perusahaannya dalam pengadaan paket bansos Covid-19 yang berujung rasuah.
Tak berselang lama, KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap Ihsan Yunus, pada 27 Januari 2021. Ihsan Yunus telah memenuhi panggilan pemeriksaan. Namun, ia irit bicara terkait hasil pemeriksaannya itu.
Dugaan keterlibatan Ihsan Yunus makin terang setelah KPK menggelar rekonstruksi pada, 1 Februari 2021. Dalam rekonstruksi tersebut, terungkap dugaan aliran dana untuk Ihsan Yunus.
Ihsan Yunus diduga kecipratan uang Rp1,5 miliar dan dua unit sepeda mewah merek Brompton dari Pengusaha Harry Van Sidabukke. Uang dan sepeda itu diduga diterima Ihsan Yunus melalui utusan atau operatornya, Agustri Yogasmara alias Yogas.
Sejauh ini, KPK baru menetapkan lima orang tersangka dalam perkara ini. Kelima tersangka itu yakni, mantan Mensos Juliari P Batubara. Kemudian, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kemensos, Matheus Joko Santoso (MJS) dan Adi Wahyono (AW) serta dua pihak swasta pemberi suap yakni Ardian IM (AIM), Harry Sidabukke (HS).
Matheus dan Adi Wahyono diduga mengambil jatah Rp10 ribu dari tiap paket bansos berupa sembako seharga Rp300 ribu, bekerjasama dengan pengusaha Ardian IM dan Harry Sidabukke. Dari jatah Rp10 ribu di tiap paket sembako, diduga ada yang mengalir untuk mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara.
(muh)