Refly Harun Ungkap Perjalanan Partai Demokrat, SBY hingga AHY
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pakar hukum tata negara Refly Harun menyebut bahwa Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat ini sangat dipengaruhi oleh oligarki atau dinasti.
Contohnya, beber Refly, seperti jabatan Ketua Majelis TInggi, Ketua Umum, dan Wakil Ketua Umum yang sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ketiga jabatan tersebut akan saling melengkapi satu sama lain.
"Kita tahu bahwa itu akan berganti-ganti, kalau Ketua Majelis tinggi berhalangan, itu akan digantikan oleh Wakil Ketua Majelis tinggi yang tidak lain adalah Ketua Umum," ucapnya.
"Kemudian kalau Ketua Umum berhalangan, Wakil Ketua Umum yang akan menggantikan, kalau begini memang partai menjadi partai keluarga," sambungnya.
Refly menegaskan bahwa hal tersebutlah yang seharusnya menjadi koreksi dari Partai Demokrat. Lalu, ia juga mengkritik AHY yang tiba-tiba menjabat menjadi Ketua Umum Partai Demokrat tanpa kaderisasi yang jelas.
"Bagaimana mungkin AHY tiba-tiba menjadi Ketua Umum partai politik tanpa kaderisasi yang jelas, tanpa dia meniti jenjang kariernya," ungkapnya
Walaupun AHY dikenal sebagai sosok yang moncer, kata Refly, bahkan disebut-sebut juga sebagai calon presiden 2024, akan tetapi bagaimana pun kaderisasi partai politik harus ditaati. Perlu diketahui, Partai Demokrat pada kongres 2020 secara aklamasi mengangkat AHY putra SBY sebagai ketua umum untuk lima tahun ke depan.
AHY diketahui baru bergabung dengan Partai Demokrat sekitar 2016 setelah memutuskan pensiun dini dari TNI Angkatan Darat. AHY kemudian ditunjuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sylviana Murni yang menjadi calon wakilnya. Saat itu, SBY adalah Ketua Umum DPP Demokrat.
Pada 2018, di Partai Demokrat, AHY diberikan 'jabatan' sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk Pilkada 2018 dan Pilpres 2019.
Dalam beberapa kepengurusan Partai Demokrat sejak ikut pentas politik, tercatat beberapa nama yang dekat dengan SBY sempat menduduki posisi tinggi di partai tersebut.
Seperti pada periode awal kala Subur Budi Santoso menjadi Ketua Umum Demokrat (2001-2004), ada nama almarhumah Ani Yudhoyono sebagai wakil ketua umum.
Kemudian, pada DPP Demokrat periode 2010-2015, saat Anas Urbaningrum terpilih sebagai ketua umum di Kongres Bandung. Putra bungsu SBY, yakni Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, menjadi Sekretaris Jenderal.
Sederet nama lainnya yakni Sartono Hutomo (sepupu SBY) menjadi Wakil Bendahara Umum, Agus Hermanto (adik ipar SBY) sebagai Komisi Pemenangan Pemilu.
Agung Budi Santoso (Keluarga Hadi Utomo, Ipar SBY) menjabat Sekretaris Departemen Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Serta, Hartanto Edhie Wibowo (Sepupu SBY) menjadi Ketua Departemen BUMN.
Pada kepengurusan DPP Demokrat 2015-2020, pemilik suara sah di partai itu tetap meminta SBY menjadi Ketua Umum. Melanjutkan kepengurusan pasca KLB di Bali pada Maret 2013.
Beberapa nama keluarga seperti Hadi Utomo (Anggota Majelis Tinggi), Agus Hemanto (Wakil Ketua Dewan Pembina), Agung Budi Santoso (Wakil Bendahara Umum), Edhie Baskoro (Ketua Bapilu), Pramono Edhy Wibowo (adik ipar, Ketua Badan Pembinaan Organisasi).
Pada Kongres Demokrat di Jakarta pada 2020, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menjadi calon tunggal.
Ia akhirnya terpilih secara aklamasi, lalu menggantikan bapaknya SBY untuk memimpin partai hingga lima tahun ke depan.
Beberapa nama keluarga selain AHY, yakni Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas (Wakil Ketua Umum), dan Sartono Hutomo (Sepupu SBY, Ketua Departemen Perekonomian Nasional).
Lihat Juga: Usai Nyoblos di TPS 028 Cipete Utara, AHY Harap Calon Dipilih Bisa Wujudkan Harapan Rakyat
Contohnya, beber Refly, seperti jabatan Ketua Majelis TInggi, Ketua Umum, dan Wakil Ketua Umum yang sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ketiga jabatan tersebut akan saling melengkapi satu sama lain.
"Kita tahu bahwa itu akan berganti-ganti, kalau Ketua Majelis tinggi berhalangan, itu akan digantikan oleh Wakil Ketua Majelis tinggi yang tidak lain adalah Ketua Umum," ucapnya.
"Kemudian kalau Ketua Umum berhalangan, Wakil Ketua Umum yang akan menggantikan, kalau begini memang partai menjadi partai keluarga," sambungnya.
Refly menegaskan bahwa hal tersebutlah yang seharusnya menjadi koreksi dari Partai Demokrat. Lalu, ia juga mengkritik AHY yang tiba-tiba menjabat menjadi Ketua Umum Partai Demokrat tanpa kaderisasi yang jelas.
"Bagaimana mungkin AHY tiba-tiba menjadi Ketua Umum partai politik tanpa kaderisasi yang jelas, tanpa dia meniti jenjang kariernya," ungkapnya
Walaupun AHY dikenal sebagai sosok yang moncer, kata Refly, bahkan disebut-sebut juga sebagai calon presiden 2024, akan tetapi bagaimana pun kaderisasi partai politik harus ditaati. Perlu diketahui, Partai Demokrat pada kongres 2020 secara aklamasi mengangkat AHY putra SBY sebagai ketua umum untuk lima tahun ke depan.
AHY diketahui baru bergabung dengan Partai Demokrat sekitar 2016 setelah memutuskan pensiun dini dari TNI Angkatan Darat. AHY kemudian ditunjuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sylviana Murni yang menjadi calon wakilnya. Saat itu, SBY adalah Ketua Umum DPP Demokrat.
Pada 2018, di Partai Demokrat, AHY diberikan 'jabatan' sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk Pilkada 2018 dan Pilpres 2019.
Dalam beberapa kepengurusan Partai Demokrat sejak ikut pentas politik, tercatat beberapa nama yang dekat dengan SBY sempat menduduki posisi tinggi di partai tersebut.
Seperti pada periode awal kala Subur Budi Santoso menjadi Ketua Umum Demokrat (2001-2004), ada nama almarhumah Ani Yudhoyono sebagai wakil ketua umum.
Kemudian, pada DPP Demokrat periode 2010-2015, saat Anas Urbaningrum terpilih sebagai ketua umum di Kongres Bandung. Putra bungsu SBY, yakni Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, menjadi Sekretaris Jenderal.
Sederet nama lainnya yakni Sartono Hutomo (sepupu SBY) menjadi Wakil Bendahara Umum, Agus Hermanto (adik ipar SBY) sebagai Komisi Pemenangan Pemilu.
Agung Budi Santoso (Keluarga Hadi Utomo, Ipar SBY) menjabat Sekretaris Departemen Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Serta, Hartanto Edhie Wibowo (Sepupu SBY) menjadi Ketua Departemen BUMN.
Pada kepengurusan DPP Demokrat 2015-2020, pemilik suara sah di partai itu tetap meminta SBY menjadi Ketua Umum. Melanjutkan kepengurusan pasca KLB di Bali pada Maret 2013.
Beberapa nama keluarga seperti Hadi Utomo (Anggota Majelis Tinggi), Agus Hemanto (Wakil Ketua Dewan Pembina), Agung Budi Santoso (Wakil Bendahara Umum), Edhie Baskoro (Ketua Bapilu), Pramono Edhy Wibowo (adik ipar, Ketua Badan Pembinaan Organisasi).
Pada Kongres Demokrat di Jakarta pada 2020, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menjadi calon tunggal.
Ia akhirnya terpilih secara aklamasi, lalu menggantikan bapaknya SBY untuk memimpin partai hingga lima tahun ke depan.
Beberapa nama keluarga selain AHY, yakni Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas (Wakil Ketua Umum), dan Sartono Hutomo (Sepupu SBY, Ketua Departemen Perekonomian Nasional).
Lihat Juga: Usai Nyoblos di TPS 028 Cipete Utara, AHY Harap Calon Dipilih Bisa Wujudkan Harapan Rakyat
(maf)