Harus Bisa Jadi Panutan, Tokoh Agama Diminta Sebar Nilai-nilai Isra Mikraj

Sabtu, 13 Maret 2021 - 10:25 WIB
loading...
Harus Bisa Jadi Panutan, Tokoh Agama Diminta Sebar Nilai-nilai Isra Mikraj
Para ulama dan tokoh masyarakat harus bisa menjadi contoh dan panutan. Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti) KH Anwar Sanusi mengajak untuk selalu menebar kasih sayang antar umat beragama .

Di dalam Islam, ada ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah Wathoniyah yang artinya pergaulan antar sesama anak bangsa, baik itu berbeda agama, berbeda suku , berbeda ras dan sebagainya.

“Di sini selain persatuan dan kesatuan, juga menyangkut kesehatan spiritual. Salah satu ‘oleh-oleh’ dalam Isra Mikraj adalah perintah salat, yang dari 50 kali menjadi lima kali. Hikmahnya terhadap kesehatan spiritual, yakni orang yang mau melaksanakan salat harus berwudhu terlebih dahulu. Itu artinya isyarat agar orang harus bersuci terlebih dahulu. Jadi Isra Mikraj itu adalah orang yang harus menjaga kesucian, menjaga kesehatannya,” tutur Anwar, Kamis 11 Maret 2021.

Menurut dia, hikmah salat, yaitu innas sholata tanha 'anil fahsyai wal munkar. Salah satu hikmah salat adalah mencegah kemungkaran dan mencegah keburukan, juga termasuk mencegah paham radikalisme.

Anwar mengatakan, hikmah salat yang pertama, kesehatan, kedua persatuan (berjamaah), ketiga mencegah kemungkaran yang berupa radikalisme

Anwar juga menyebut bahwa dalam membangun peradaban yang beradab harus berdasarkan etika-etika yang ada. Dia mencontohkan, tidak boleh makmum mendahului imam, karena kalau makmum mendahului imam itu tidak sah.

“Seperti pada era kepemimpinan saat ini, kita hidup di negara yang banyak berbagai perbedaan, selain itu juga ada ayatnya di surat An-Nisa Ayat 59, ‘Yaaa aiyuhal laziina aamanuuu atii'ul laaha wa atii'ur Rasuula wa ulil amri minkum’ yang mana maksudnya adalah taat kepada Allah, taat kepada Rasul dan juga taat kepada pemimpin, tentunya pemimpin yang sah. Jadi disini juga hikmah dari ibadah salat itu juga harus mentaati kepada pemimpin yang sah,” tuturnya.

Anwar mengingatkan pentingnya peran para tokoh masyarakat dan juga tokoh agama. Menurut dia, ulama adalah "warosatul anbiya", artinya para ulama ini adalah pewaris para nabi dan rasul, khususnya Nabi Muhammad.

Oleh karena itu, lanjut dia, para ulama dan tokoh masyarakat harus bisa menjadi contoh dan panutan daripada orang-orang yang mengikutinya.

“Menjadi pemimpin juga harus dipertanggungjawabkan kepemimpinannya, walaupun kepemimpinan nonformal. Kalau pemerintah kan kepemimpinan formal, tetapi kalau tokoh masyarakat tokoh agama itu kan kepemimpinan non formal,” ungkapnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.4133 seconds (0.1#10.140)