Ada Nazaruddin di Kisruh Partai Demokrat, Morse Ancaman Moeldoko buat Cikeas?

Kamis, 11 Maret 2021 - 14:13 WIB
loading...
Ada Nazaruddin di Kisruh...
Nazaruddin dinilai Gede Pasek sebagai sinyal ancaman yang dikirimkan kubu Moeldoko untuk kubu Cikeas. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Nama Muhammad Nazaruddin kembali meramaikan panasnya isu perpolitikan di Tanah Air. Seperti halnya ketika prahara pasca Kongres 2010, tak lama setelah keluar dari penjara Nazaruddin muncul lagi ketika Partai Demokrat sedang mendidih.

Dulu, dia adalah pusat dalam pusaran prahara Partai Demokrat. Setelah keluar sebagai juara Pemilu 2009, Demokrat justru dilanda badai kasus korupsi. Kasus ini mencuat kencang setelah kongres yang menghasilkan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum.

Kasus proyek Hambalang yang awalnya menyeret Andi Mallarangeng sebagai menpora, itu akhirnya menenggelamkan banyak kader Demokrat setelah Nazaruddin ”bernyanyi”. Angelina Sondakh hingga Anas Urbaningrum sendiri ikut terseret. Anas pun terpaksa merelakan posisinya sebagai ketua Partai Demokrat terlepas. Sampai saat ini Anas masih menjalani hukuman di Lapas Sukamiskin.

(Baca: Beredar Kabar Demokrat KLB Moeldoko Akan Laporkan Andi Mallarangeng ke Polisi)

Kini, nama Nazaruddin muncul lagi dalam gonjang ganjing Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deliserdang yang kontroversial. Terlepas dari penolakan kelompok Cikeas yang sedang menguasai partai ini, kontroversi juga dipicu naiknya Moeldoko, pejabat negara setingkat menteri yang tak pernah menjadi anggota Partai Demokrat, sebagai ketua umum. Di kubu Moeldoko itulah Nazaruddin berada. Kubu Cikeas menyebutnya sebagai penyandang dana KLB abal-abal.

Bila banyak analis menyorot manuver Moeldoko yang dinilai mengancam demokrasi, mantan kader Partai Demokrat I Gede Pasek Suardika mengamati sosok Nazaruddin di belangkangnya. Menurut sekjen Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) itu, bukan tanpa alasan Moeldoko mau bergandengan dengan koruptor seperti Narazuddin.

(Baca: Tak Ada Gerakan seperti AHY, Moeldoko Diyakini Sedang Operasi Senyap)

Sebagai Sekjen PPI, Saya tertarik menganalisa kehadiran sosok Nazaruddin dalam pusaran polemik KLB PD. Sebab sprtnya dua kubu memaksimalkan posisi koruptor tersebut secara terbuka dengan narasi yang berbeda. Banyak jejak digital tentang Nazar,” tulis Pasek di akun twitter miliknya, Kamis (11/3/2021).

Pasek mengaku sangat memahami kedua kubu Partai Demokrat yang sedang berseteru. Kubu AHY menempatkan sosok Nazaruddin sebagai sasaran tembak dengan isu sebagai bandar KLB. Narasi diperkuat lewat kesaksian seorang wakil ketua DPC yang mengaku diberi uang Rp5 juta dari janji Rp100 juta. Isu besar yang ingin ditekankan adalah koruptor besar di belakang Moeldoko.

(Baca: 2 Opsi Pemerintah Hentikan Kisruh Partai Demokrat, Pecat Moeldoko atau.. )

Tetapi Pasek melihat narasi itu bertolak belakang dengan logika politik. Sebaliknya dia justru melihat kubu KLB sengaja menggaet Nazaruddin untuk mengrimkan sinyal.

Sinyal bahwa masih banyak data-data yg belum dibuka oleh orang yg dulu saya sebut Koruptor Paling Sakti di Indonesia itu. Cukup banyak di YouTube pernyataannya soal dana Pilpres, soal aliran dana ke pangeran dan lainnya. Tampaknya politik simbol sedang dimainkan kubu Moeldoko,” cuit mantan loyalis Anas di Demokrat itu.

Bagi Pasek, serangan uang Rp5 juta yang coba digoreng kalah jauh dibandingkan pesan terselubung yang mau diledakkan kubu Moeldoko lewat Nazarudin. Kubu Moeldoko sangat paham battle field dan siapa yang dihadapi sehingga politik memasang Nazarudin. ”Nazar seakan morse peperangan kemana bidikan akan diarahkan. Saya menduga battle field tdk hanya di medsos, Kumham dan PTUN. Tetapi ke KPK,” tulis Pasek.
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Demokrat soal RUU Perampasan...
Demokrat soal RUU Perampasan Aset: Kami Makmum Aja di DPR
Titiek Puspa Meninggal...
Titiek Puspa Meninggal Dunia, SBY: Negeri Ini dan Dunia Kehilangan Pahlawan Kebudayaan serta Kesenian
2 Makna Silaturahmi...
2 Makna Silaturahmi Didit Prabowo ke Mega, SBY, dan Jokowi
SBY Didampingi Ibas...
SBY Didampingi Ibas dan AHY Hadiri Open House Idulfitri Prabowo di Istana
SBY dan Jokowi Bakal...
SBY dan Jokowi Bakal Salat Idulfitri 2025 di Masjid Istiqlal
Puan Maharani Ungkap...
Puan Maharani Ungkap Peluang Megawati, Jokowi, dan SBY Duduk Bareng
Sesalkan Aksi Teror...
Sesalkan Aksi Teror Terhadap Wartawan Tempo, AHY Harap Isu Tak Melebar
Bergabung ke Demokrat,...
Bergabung ke Demokrat, Mantan Wasekjen PBB Optimistis Dongkrak Suara di Pemilu 2029
AHY Tunjuk 7 Waketum...
AHY Tunjuk 7 Waketum Partai Demokrat, Ada Dede Yusuf hingga Edhie Baskoro Yudhoyono
Rekomendasi
Ketua DPP Partai Nasdem:...
Ketua DPP Partai Nasdem: Membangun Partai Harus Bersama dan Seirama
Serapan Beras Bulog...
Serapan Beras Bulog April Capai 1,3 Juta Ton, Kalahkan Serapan Tahunan Tujuh Tahun Terakhir
Daftar Harga iPhone...
Daftar Harga iPhone April 2025, Banyak yang Turun Harga!
Berita Terkini
RUU Polri Dianggap Menyimpang:...
RUU Polri Dianggap Menyimpang: Tambah Kekuasaan, Bukan Perbaiki Pengawasan
6 menit yang lalu
Pembatalan Mutasi Letjen...
Pembatalan Mutasi Letjen Kunto, Dino Patti Djalal: Sinyal Keras Istana Bahwa Panglima Tertinggi Adalah Presiden Prabowo
15 menit yang lalu
Halaqah Ulama dan Kader...
Halaqah Ulama dan Kader PPP Sepakat Muktamar Pilih Ketum Baru
1 jam yang lalu
Prabowo Gelar Rapat...
Prabowo Gelar Rapat Perluasan Cakupan Makan Bergizi Gratis
2 jam yang lalu
Hari Kebebasan Pers...
Hari Kebebasan Pers Sedunia, IJTI Serukan Perlindungan Jurnalis dan Kedaulatan Informasi
3 jam yang lalu
Mutasi 7 Perwira Tinggi...
Mutasi 7 Perwira Tinggi Dibatalkan, Hendardi: TNI Tidak Boleh Menjadi Alat Politik Kekuasaan
4 jam yang lalu
Infografis
Jet Tempur F/A-18 AS...
Jet Tempur F/A-18 AS Seharga Rp1 Triliun Hilang di Laut Merah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved