Polri Dukung Pembukaan Kembali Objek Wisata di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Polri mendukung pembukaan kembali objek-objek wisata di Tanah Air, khususnya Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di tengah masa pandemi COVID-19. Pembukaan wisata ini tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.
"Pariwisata menggeliat, ekonomi bangkit. Tapi jangan lupa, patuhi protokol kesehatan," kata Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono dalam sambutan tertulis yang dibacakan Karo Telemedia Brigjen Pol Muharrom Riyadi dalam webinar bertemakan "Geliat Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Tengah Pandemi" yang diselenggarakan di Hotel Ambhara, Jakarta, Rabu (10/3/2021) siang.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa di bidang pariwisata. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang mengalami kenaikan signifikan dari 10,41 juta (2015), naik menjadi 12,01 juta (2016), 14,04 juta (2017), dan 15,81 juta (2018).
Baca juga: Disaksikan Luhut, Prabowo, dan Bahlil, Investor UEA Teken Kerja Sama Kembangkan Pariwisata Aceh
Ketua Umum APINDO Haryadi Sukamdani mengemukakan, pandemi COVID-19 dalam setahun terakhir telah memporak-porandakan sektor pariwisata di Tanah Air. Pada April 2020, jumlah wisman anjlok 87,44% dari tahun sebelumnya. Sementara tingkat hunian kamar di bawah 12,67%, restoran sebagian besar tutup, dan destinasi pariwisata ditutup sementara.
"Tumpuan pemulihan pariwisata adalah pemulihan bertahap dari wisawatan nusantara, wisman, dan pembukaan Bali sebagai brand pariwisata dunia dengan protokol kesehatan dan kebersihan yang ketat," kata Haryadi.
Namun demikian Haryadi melihat potensi besar kebangkitan sektor pariwisata di 2021. Para pihak yang tahun lalu menahan spending, tahun ini akan membelanjakannya dalam kondisi penanganan pandemi yang diiringi dengan pelaksanaan vaksinasi di masyarakat.
Baca juga: Dorong Pemulihan Sektor Pariwisata, Sandiaga Tebar Dana ke Bisnis Fesyen hingga Kuliner
Karena itu, Haryadi Sukamdani faktor yang menjadi game changer kebangkitan sektor pariwisata di Indonesia, adalah keberhasilan vaksinasi massal COVID-19.
"Kalau vaksinasinya sukses pemulihan pariwisatanya akan lebih cepat, demikian pula sebaliknya," tutur Haryadi seraya menyampaikam optimismenya program vaksinasi nasional akan sukses.
Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hari Santoso Sungkar, menambahkan adanya tren perubahan pola tujuan pariwisata akibat pandemi COVID-19. "Ada kecenderungan pariwisata udara terbuka lebih disukai wisatawan," kata Hari.
Ia menyampaikan pemerintah berupaya melakukan inovasi untuk beradaptasi dalam pengembangan pariwisata di masa pandemi COVID-19.
Sementara Kabid Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harry B Harmadi mengemukakan, industri pariwisata telah dipersiapkan untuk menerima kunjungan wisatawan. Namun perlu dukungan masyarakat dengan tetap perubahan perilaku sesuai 3M untuk wisata lebih aman, nyaman, sehat, dan berkelanjutan.
Menurut Sonny, protokol kesehatan yang wajib disiapkan tempat wisata antara lain, membentuk satgas pada setiap lokasi wisata; menyiapkan ruang isolasi sementara; memahami prosedur penolongan pertama; memastikan penerapatan protokol kesehatan 3M; siapkan wastafel dan sabun cuci tangan; memasang poster/stiker pengingat 3M; menjaga kebersihan tempat wisata; dan memastikan penerapan CHSE (cleanless, health, safety, and enviromental suistainability).
"Sejumlah instansi, termasuk TNI, Polri, Pemda, bersinergi untuk mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan di tempat wisata itu," kata Sonny.
"Pariwisata menggeliat, ekonomi bangkit. Tapi jangan lupa, patuhi protokol kesehatan," kata Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono dalam sambutan tertulis yang dibacakan Karo Telemedia Brigjen Pol Muharrom Riyadi dalam webinar bertemakan "Geliat Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Tengah Pandemi" yang diselenggarakan di Hotel Ambhara, Jakarta, Rabu (10/3/2021) siang.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa di bidang pariwisata. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang mengalami kenaikan signifikan dari 10,41 juta (2015), naik menjadi 12,01 juta (2016), 14,04 juta (2017), dan 15,81 juta (2018).
Baca juga: Disaksikan Luhut, Prabowo, dan Bahlil, Investor UEA Teken Kerja Sama Kembangkan Pariwisata Aceh
Ketua Umum APINDO Haryadi Sukamdani mengemukakan, pandemi COVID-19 dalam setahun terakhir telah memporak-porandakan sektor pariwisata di Tanah Air. Pada April 2020, jumlah wisman anjlok 87,44% dari tahun sebelumnya. Sementara tingkat hunian kamar di bawah 12,67%, restoran sebagian besar tutup, dan destinasi pariwisata ditutup sementara.
"Tumpuan pemulihan pariwisata adalah pemulihan bertahap dari wisawatan nusantara, wisman, dan pembukaan Bali sebagai brand pariwisata dunia dengan protokol kesehatan dan kebersihan yang ketat," kata Haryadi.
Namun demikian Haryadi melihat potensi besar kebangkitan sektor pariwisata di 2021. Para pihak yang tahun lalu menahan spending, tahun ini akan membelanjakannya dalam kondisi penanganan pandemi yang diiringi dengan pelaksanaan vaksinasi di masyarakat.
Baca juga: Dorong Pemulihan Sektor Pariwisata, Sandiaga Tebar Dana ke Bisnis Fesyen hingga Kuliner
Karena itu, Haryadi Sukamdani faktor yang menjadi game changer kebangkitan sektor pariwisata di Indonesia, adalah keberhasilan vaksinasi massal COVID-19.
"Kalau vaksinasinya sukses pemulihan pariwisatanya akan lebih cepat, demikian pula sebaliknya," tutur Haryadi seraya menyampaikam optimismenya program vaksinasi nasional akan sukses.
Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hari Santoso Sungkar, menambahkan adanya tren perubahan pola tujuan pariwisata akibat pandemi COVID-19. "Ada kecenderungan pariwisata udara terbuka lebih disukai wisatawan," kata Hari.
Ia menyampaikan pemerintah berupaya melakukan inovasi untuk beradaptasi dalam pengembangan pariwisata di masa pandemi COVID-19.
Sementara Kabid Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harry B Harmadi mengemukakan, industri pariwisata telah dipersiapkan untuk menerima kunjungan wisatawan. Namun perlu dukungan masyarakat dengan tetap perubahan perilaku sesuai 3M untuk wisata lebih aman, nyaman, sehat, dan berkelanjutan.
Menurut Sonny, protokol kesehatan yang wajib disiapkan tempat wisata antara lain, membentuk satgas pada setiap lokasi wisata; menyiapkan ruang isolasi sementara; memahami prosedur penolongan pertama; memastikan penerapatan protokol kesehatan 3M; siapkan wastafel dan sabun cuci tangan; memasang poster/stiker pengingat 3M; menjaga kebersihan tempat wisata; dan memastikan penerapan CHSE (cleanless, health, safety, and enviromental suistainability).
"Sejumlah instansi, termasuk TNI, Polri, Pemda, bersinergi untuk mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan di tempat wisata itu," kata Sonny.
(abd)