Temuan Sindikat Vaksin Palsu, DPR Minta Polri Lipat Gandakan Pengawasan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni menyoroti soal informasi dari Badan Koordinasi Kepolisian Global Interpol terkait temuan adanya sindikat distributor vaksin COVID-19 palsu global di China dan Afrika selatan. Dia meminta Polri segera turun tangan serta melipatgandakan pengawasan terhadap distribusi pengedaran vaksin di Indonesia.
"Adanya isu terkait vaksin palsu yang tersebar di beberapa negara di Asia dan Afrika ini sungguh mengkhawatirkan. Memang untuk saat ini vaksin palsu tidak ditemukan di Indonesia, akan tetapi, dengan adanya informasi tersebut kita perlu waspada," kata Sahroni kepada wartawan, Senin (8/3/2021).
"Saya meminta kepada Polri untuk mengawal penuh, mengawasi jalur distribusi, serta melakukan upaya mitigasi mencegah perederan vaksin palsu ini," katanya.
Baca juga: Ridwan Kamil Targetkan 6 Juta Warga Jabar Selesai Divaksin Juni 2021
Wakil Koordinator Satgas Lawan COVID-19 DPR ini menjelaskan, meski vaksin palsu belum ditemukan, Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan mendapatkan vaksin palsu tersebut mengingat Indonesia menjadi salah satu negara pengimpor vaksin.
"Besarnya penduduk Indonesia yang harus divaksin membuat potensi orang-orang jahat yang ingin memasukan vaksin palsu sangat besar. Banyak permintaan, supply-nya juga masih dikit, hingga peluang vaksin palsu juga semakin tinggi," katanya.
Dengan demikian, Sahroni menekankan pentingnya pengawasan guna mengantisipasi, agar jangan sampai kasus vaksin palsu ini menurunkan kepercayaan masyarakat Indonesia untuk melakukan vaksinisasi.
Baca juga: Merasa Tak Dilibatkan, Kedokteran UGM Mundur dari Tim Penelitian Vaksin Nusantara
"Pemerintah kita sedang berupaya menyosialisasikan pentingnya melakukan vaksin COVID-19. Jangan sampai temuan vaksin palsu ini menimbulkan rasa ketakutan dan ketidakpercayaan masyarakat Indonesia untuk melakukan vaksin. Karenanya, peredaran vaksin palsu ini perlu betul-betul diantisipasi," kata politikus Partai Nasdem ini.
"Adanya isu terkait vaksin palsu yang tersebar di beberapa negara di Asia dan Afrika ini sungguh mengkhawatirkan. Memang untuk saat ini vaksin palsu tidak ditemukan di Indonesia, akan tetapi, dengan adanya informasi tersebut kita perlu waspada," kata Sahroni kepada wartawan, Senin (8/3/2021).
"Saya meminta kepada Polri untuk mengawal penuh, mengawasi jalur distribusi, serta melakukan upaya mitigasi mencegah perederan vaksin palsu ini," katanya.
Baca juga: Ridwan Kamil Targetkan 6 Juta Warga Jabar Selesai Divaksin Juni 2021
Wakil Koordinator Satgas Lawan COVID-19 DPR ini menjelaskan, meski vaksin palsu belum ditemukan, Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan mendapatkan vaksin palsu tersebut mengingat Indonesia menjadi salah satu negara pengimpor vaksin.
"Besarnya penduduk Indonesia yang harus divaksin membuat potensi orang-orang jahat yang ingin memasukan vaksin palsu sangat besar. Banyak permintaan, supply-nya juga masih dikit, hingga peluang vaksin palsu juga semakin tinggi," katanya.
Dengan demikian, Sahroni menekankan pentingnya pengawasan guna mengantisipasi, agar jangan sampai kasus vaksin palsu ini menurunkan kepercayaan masyarakat Indonesia untuk melakukan vaksinisasi.
Baca juga: Merasa Tak Dilibatkan, Kedokteran UGM Mundur dari Tim Penelitian Vaksin Nusantara
"Pemerintah kita sedang berupaya menyosialisasikan pentingnya melakukan vaksin COVID-19. Jangan sampai temuan vaksin palsu ini menimbulkan rasa ketakutan dan ketidakpercayaan masyarakat Indonesia untuk melakukan vaksin. Karenanya, peredaran vaksin palsu ini perlu betul-betul diantisipasi," kata politikus Partai Nasdem ini.
(abd)