Itinerary dan Protokol CHSE Kunci Pemulihan Wisata Desa di Tengah Pandemi

Senin, 08 Maret 2021 - 19:40 WIB
loading...
Itinerary dan Protokol CHSE Kunci Pemulihan Wisata Desa di Tengah Pandemi
Desa Wisata Umbul Ponggok, Klaten, Jawa Tengah menawarkan sensasi seru menyelam di dalam air sambil berfoto ria. FOTO/Instagram
A A A
JAKARTA - Sektor pariwisata yang mendapatkan pukulan telak selama pandemi COVID-19, kini berangsur menggeliat. Hal itu bisa dilihat dari kunjungan wisata di sejumlah daerah yang mulai menunjukkan peningkatan.

Mulai menggeliatnya sektor pariwisata tak lepas dari adaptasi kebiasaan baru yang diterapkan oleh beberapa daerah, utamanya yang masuk kawasan zona hijau. Tempat wisata dibuka secara bertahap dan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung.

Sayangnya kondisi ini tidak berlangsung umum di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga, bagi para pelaku wisata, utamanya mereka yang berada di tataran akar rumput, seperti pemerintah desa, kelompok sadar wisata (pokdarwis), umkm, dan pengelola, harus melakukan inovasi agar pemulihan sektor wisata berlangsung cepat. Mereka harus gencar berpromosi meyakinkan masyarakat luas bahwa tempat wisata yang dikelola aman dikunjungi.

Baca juga: Bulukumba Dinobatkan Jadi Daerah Peduli Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

CEO Atourin, Benarivo Triadi Putra mengatakan, ada beberapa inovasi yang bisa dilakukan para pelaku wisata di tengah pandemi COVID-19. Di antaranya dengan membuat paket wisata desa yang berkualitas dan menampilkan video protokol kesehatan berbasis CHSE atau Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).

"Melalui inovasi ini diharapkan mampu meyakinkan wisatawan agar bisa berkunjung ke desa wisata. Dengan kata lain, pemerintah desa atau pun masyarakat dapat tetap aktif melakukan promosi daya tarik wisata desa secara daring," katanya dalam konferensi pers secara daring, Senin (8/3/2021).

Untuk memberikan semangat kepada para pelaku usaha melakukan terobosan, Atourin, perusahaan teknologi pariwisata yang memberikan layanan one-stop-solution kepada para wisatawan, bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), menggelar lomba membuat itinerary (daftar kegiatan serta estimasi bujet yang akan dikeluarkan saat perjalanan) dan video protokol CHSE khusus desa wisata.

Baca juga: Menyimpan Potensi Wisata, Sandiaga Uno Dorong Pembangunan Infrastruktur dalam Pengembangan Pariwisata Likupang

"Lomba ini gratis bagi pengelola wisata atau umum. Untuk lomba membuat Itinerary total hadiahnya Rp5 juta, sedangkan lomba membuat video protokol CHSE totalnya Rp6 juta," kata Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) Kemendesa PDTT, Eko Sari Haryanto.

Menurutnya, lomba yang masuk dalam Program Inspirasi Desa untuk Indonesia ini patut didukung karena bisa mempercepat pengenalan potensi wisata di desa, terutama di daerah tertinggal. Sebab, banyak daerah tertinggal sebenarnya memiliki wisata alam dan wisata sejarah yang sangat menarik.

COO Atourin Riza Permadi menambahkan, pendaftaran lomba membuat itinerary bertajuk Inspirasi Desa dibuka mulai 8 sampai 22 Maret 2021 dan pengumuman pemenang dilaksanakan pada 31 Maret 2021. Sedangkan pendaftaran lomba membuat video protokol CHSE bertajuk NYaman Berlebaran di Desa dibuka mulai 5-19 April 2021. Video diunggah di kanal Youtube maksimal pada 30 April 2021. Adapun pengumuman pemenang dilaksanakan pada 10 Mei 2021.

"Bagi desa wisata yang telah memiliki itinerary dan video protokol CHSE bisa diikutkan lomba ini asalkan belum pernah diikutkan lomba yang lain. Bagi yang ingin ikut tapi belum tahu cara membuatnya, bisa mengunjungi situs Atourin. Di situ kami siapkan template dan contohnya. Bisa didownload dan tinggal mengikuti saja," katanya.

(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2526 seconds (0.1#10.140)