Petrokimia Gresik Dampingi Petani dari Hulu sampai Hilir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Petrokimia Gresik , perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) program pendampingan pertanian Agro Solution bersama mitra perwakilan, di Gresik, Jumat (5/2/2021).
"Tujuan program Agro Solution ini adalah peningkatan produktivitas hasil pertanian, dalam rangka mendongkrak kesejahteraan petani melalui pendampingan komprehensif dari hulu hingga hilir," kata Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/3/2021).
Selama ini, jelasnya, petani masih berhadapan pada banyak kendala dalam menjalankan usahanya, seperti rendahnya produktivitas pertanian, harga agro-input (pupuk, pestisida, benih dan lainnya) tidak terjangkau, minimnya akses ke lembaga keuangan, harga jual hasil panen cenderung turun ketika panen raya, belum terlindunginya petani dari risiko gagal panen, infrastruktur yang terbatas, serta kendala lainnya.
Baca juga: Dukung Riset, Petrokimia Gresik Gunakan 10 Unit GeNose UGM
Digna mengungkapkan bahwa Petrokimia Gresik bersama mitra bakal melakukan pendampingan intensif bagi petani dengan memberikan jaminan pasokan sarana produksi, memfasilitasi akses pendanaan serta pemasaran hasil pertanian dengan melibatkan stakeholder lainnya (Perbankan/Penyedia Permodalan, Asuransi Pertanian, Penyedia Agro Input dan Off Taker produk pertanian).
"Petrokimia Gresik bertugas dalam penyediaan pupuk berkualitas, penyediaan pestisida, kawalan budidaya, uji tanah oleh Mobil Uji Tanah (MUT), serta kawalan pengendalian HPT (Hama dan Penyakit Tanaman)," kata Digna.
Dalam program yang diinisasi oleh Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik mendapatkan amanah pendampingan Agro Solution pada 2021 seluas 16.000 hektar (ha) dan penjualan produk pupuk non-subsidi sejumlah 8.000 ton yang terdiri dari 4.800 ton NPK non-subsidi dan 3.200 ton Urea non-subsidi.
Baca juga: Petrokimia Gresik Luncurkan Program Agro Solution di Lombok Timur
Implementasinya, Petrokimia Gresik bekerjasama dengan 47 mitra dengan potensi areal tanam sebesar 25.346 ha atau 158% dari target. Sedangkan hingga 28 Februari 2021 luas tanam yang sudah terealisasi sebesar 2.629,86 ha (17%). Petrokimia Gresik mengawali program ini di lahan seluas 108 hektare di Desa Pringgabaya Utara, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan tanaman jagung pada 9 Januari 2021 lalu.
"Melalui program ini, kita juga mengedukasi petani untuk tidak bergantung pada pupuk subsidi. Pupuk non-subsidi dengan komposisi yang tepat mampu meningkatkan produktivitas sekaligus kesejahteraan petani," kata Digna.
Adapun 6 (enam) perwakilan mitra yang ikut menandatangani MoU pada kesempatan ini antara lain PT Ijo Sidho Agro (Ngawi), CV Kembar Jaya (Jombang), PT Srikandi Kriya Madani (Bondowoso), CV Sucses Agro Mandiri (Madiun), PT TaniJoy Agriteknologi Nusantara-Fintech (Jakarta), dan PT Murni Sri Jaya (Sragen).
"Agro Solution mengusung konsep usaha pertanian dari hulu hingga hilir, sehingga program ini menguatkan program Solusi Agroindustri, khusunya upaya menjaga kedaulatan pangan nasional di tengah pandemi COVID-19," ujar Digna.
Sementara itu, di kesempatan yang sama Petrokimia Gresik menandatangani Joint Business Planning (JBP) Retail Management atau Customer Centric Model (CCM). Digna menjelaskan bahwa CCM merupakan salah satu program inovasi Petrokimia Gresik untuk meningkatkan penjualan pupuk non-subsidi di pasar retail dengan menyediakan pupuk berkualitas serta nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
"CCM adalah strategi pendekatan pemasaran dan penjualan yang fokus terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen untuk meningkatkan market share produk," katanya.
Program ini berfokus pada kemitraan strategis dengan distributor, kios dan petani serta membangun kekuatan digital dalam rantai pasok produk pupuk serta memberikan pelayanan ekstra kepada pelanggan. Untuk tahap pertama terdapat 98 distributor yang tergabung.
Sedangkan 5 (lima) perwakilan distributor dalam penandatangan adalah Koperasi Karyawan Keluarga Besar Petrokimia Gresik (K3PG), Petrosida Gresik, Perusahaan Perdagangan Indonesia, CV Surya Abadi, dan CV Kamulyaning Abadi.
Digna mengungkapkan, pogram ini diinisasi untuk meningkatkan penjualan pupuk non-subsidi. Mengingat Petrokimia Gresik tidak boleh bergantung pada penjualan pupuk subsidi yang alokasi dari pemerintah cenderung menurun tiap tahunnya secara nasional.
Selain itu, CCM berupaya meningkatkan sistem manajemen distributor excellence, memperkuat hubungan dengan distributor, retailer dan petani; memberikan input produk yang dibutuhkan oleh customer; serta standarisasi model bisnis untuk distributor dan retailer; mendapatkan masukan dari customer.
Target penjualan pupuk non-subsidi project CCM sebesar 179.200 ton, dengan rincian Urea non-subsidi 32.000 ton dan NPK non-subsidi 147.200 ton. Sedangkan realisasi penjualan sampai dengan 28 Februari 2021 mencapai 22.672,6 ton atau 13%.
"Kami meyakini melalui program ini kami akan menjadi market leader dan dominant player di sektor agroindustri," katanya.
Komisaris PT Srikandi Kriya Madani, Suprapedi berpendapat bahwa program Agro Solution merupakan terjemahan dari instruksi Presiden RI terkait peningkatan produktivitas pertanian. Agro Solution ini akan dijadikan sebagai role model untuk diterapkan lebih luas lagi. Untuk itu ia mengaku bakal mendukung program Agro Solution Petrokimia Gresik.
"Saya siap berperan aktif dalam pengelolaan pertanian yang efektif dan efisien dalam peningkatan produktivitas pertanian melalui Agro Solution. Program ini harus dipercepat sehingga semakin banyak petani yang akan merasakan manfaatnya," tandasnya.
"Tujuan program Agro Solution ini adalah peningkatan produktivitas hasil pertanian, dalam rangka mendongkrak kesejahteraan petani melalui pendampingan komprehensif dari hulu hingga hilir," kata Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/3/2021).
Selama ini, jelasnya, petani masih berhadapan pada banyak kendala dalam menjalankan usahanya, seperti rendahnya produktivitas pertanian, harga agro-input (pupuk, pestisida, benih dan lainnya) tidak terjangkau, minimnya akses ke lembaga keuangan, harga jual hasil panen cenderung turun ketika panen raya, belum terlindunginya petani dari risiko gagal panen, infrastruktur yang terbatas, serta kendala lainnya.
Baca juga: Dukung Riset, Petrokimia Gresik Gunakan 10 Unit GeNose UGM
Digna mengungkapkan bahwa Petrokimia Gresik bersama mitra bakal melakukan pendampingan intensif bagi petani dengan memberikan jaminan pasokan sarana produksi, memfasilitasi akses pendanaan serta pemasaran hasil pertanian dengan melibatkan stakeholder lainnya (Perbankan/Penyedia Permodalan, Asuransi Pertanian, Penyedia Agro Input dan Off Taker produk pertanian).
"Petrokimia Gresik bertugas dalam penyediaan pupuk berkualitas, penyediaan pestisida, kawalan budidaya, uji tanah oleh Mobil Uji Tanah (MUT), serta kawalan pengendalian HPT (Hama dan Penyakit Tanaman)," kata Digna.
Dalam program yang diinisasi oleh Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik mendapatkan amanah pendampingan Agro Solution pada 2021 seluas 16.000 hektar (ha) dan penjualan produk pupuk non-subsidi sejumlah 8.000 ton yang terdiri dari 4.800 ton NPK non-subsidi dan 3.200 ton Urea non-subsidi.
Baca juga: Petrokimia Gresik Luncurkan Program Agro Solution di Lombok Timur
Implementasinya, Petrokimia Gresik bekerjasama dengan 47 mitra dengan potensi areal tanam sebesar 25.346 ha atau 158% dari target. Sedangkan hingga 28 Februari 2021 luas tanam yang sudah terealisasi sebesar 2.629,86 ha (17%). Petrokimia Gresik mengawali program ini di lahan seluas 108 hektare di Desa Pringgabaya Utara, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan tanaman jagung pada 9 Januari 2021 lalu.
"Melalui program ini, kita juga mengedukasi petani untuk tidak bergantung pada pupuk subsidi. Pupuk non-subsidi dengan komposisi yang tepat mampu meningkatkan produktivitas sekaligus kesejahteraan petani," kata Digna.
Adapun 6 (enam) perwakilan mitra yang ikut menandatangani MoU pada kesempatan ini antara lain PT Ijo Sidho Agro (Ngawi), CV Kembar Jaya (Jombang), PT Srikandi Kriya Madani (Bondowoso), CV Sucses Agro Mandiri (Madiun), PT TaniJoy Agriteknologi Nusantara-Fintech (Jakarta), dan PT Murni Sri Jaya (Sragen).
"Agro Solution mengusung konsep usaha pertanian dari hulu hingga hilir, sehingga program ini menguatkan program Solusi Agroindustri, khusunya upaya menjaga kedaulatan pangan nasional di tengah pandemi COVID-19," ujar Digna.
Sementara itu, di kesempatan yang sama Petrokimia Gresik menandatangani Joint Business Planning (JBP) Retail Management atau Customer Centric Model (CCM). Digna menjelaskan bahwa CCM merupakan salah satu program inovasi Petrokimia Gresik untuk meningkatkan penjualan pupuk non-subsidi di pasar retail dengan menyediakan pupuk berkualitas serta nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
"CCM adalah strategi pendekatan pemasaran dan penjualan yang fokus terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen untuk meningkatkan market share produk," katanya.
Program ini berfokus pada kemitraan strategis dengan distributor, kios dan petani serta membangun kekuatan digital dalam rantai pasok produk pupuk serta memberikan pelayanan ekstra kepada pelanggan. Untuk tahap pertama terdapat 98 distributor yang tergabung.
Sedangkan 5 (lima) perwakilan distributor dalam penandatangan adalah Koperasi Karyawan Keluarga Besar Petrokimia Gresik (K3PG), Petrosida Gresik, Perusahaan Perdagangan Indonesia, CV Surya Abadi, dan CV Kamulyaning Abadi.
Digna mengungkapkan, pogram ini diinisasi untuk meningkatkan penjualan pupuk non-subsidi. Mengingat Petrokimia Gresik tidak boleh bergantung pada penjualan pupuk subsidi yang alokasi dari pemerintah cenderung menurun tiap tahunnya secara nasional.
Selain itu, CCM berupaya meningkatkan sistem manajemen distributor excellence, memperkuat hubungan dengan distributor, retailer dan petani; memberikan input produk yang dibutuhkan oleh customer; serta standarisasi model bisnis untuk distributor dan retailer; mendapatkan masukan dari customer.
Target penjualan pupuk non-subsidi project CCM sebesar 179.200 ton, dengan rincian Urea non-subsidi 32.000 ton dan NPK non-subsidi 147.200 ton. Sedangkan realisasi penjualan sampai dengan 28 Februari 2021 mencapai 22.672,6 ton atau 13%.
"Kami meyakini melalui program ini kami akan menjadi market leader dan dominant player di sektor agroindustri," katanya.
Komisaris PT Srikandi Kriya Madani, Suprapedi berpendapat bahwa program Agro Solution merupakan terjemahan dari instruksi Presiden RI terkait peningkatan produktivitas pertanian. Agro Solution ini akan dijadikan sebagai role model untuk diterapkan lebih luas lagi. Untuk itu ia mengaku bakal mendukung program Agro Solution Petrokimia Gresik.
"Saya siap berperan aktif dalam pengelolaan pertanian yang efektif dan efisien dalam peningkatan produktivitas pertanian melalui Agro Solution. Program ini harus dipercepat sehingga semakin banyak petani yang akan merasakan manfaatnya," tandasnya.
(abd)