Pengamat Sebut KLB Demokrat di Sumut Abal-Abal dan Tanda Demokrasi Mundur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pakar komunikasi politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin menilai sejak dulu bahwasanya Moeldoko akan memanfaatkan Kongres Luar Biasa ( KLB ) agar terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat . Menurutnya, KLB yang hari ini dilaksanakan di The Hill Hotel & Resort, Sibolangit, Sumatera Utara merupakan hal yang 'abal-abal'.
"Sudah saya duga akan KLB. Karena skenario kudetanya seperti itu. Kudeta terang-terangan melalui KLB yang abal-abal atau odong-odong," kata Ujang saat dihubungi, Jumat (5/3/2021).
Akibat hal itu, sambungnya, menandakan demokrasi di Indonesia sedang mengalami kemunduran. Bukan tanpa alasan Ujang berkata seperti itu. Pasalnya, Moeldoko sendiri awalnya bukanlah kader Partai Demokrat.
"Ada orang bukan kader, melakukan kudeta dengan cara melakukan KLB, ini menandakan demokrasi sedang ada dalam kemunduran," tuturnya.
Diketahui, KLB Partai Demokrat dilaksanakan di The Hill Hotel & Resort, Sibolangit, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021) berlangsung ekstra cepat. Dibuka pukul 14.50 WIB oleh deklarator sekaligus senior Partai Demokrat, Etty Manduapessi, kongres kemudian diserahkan kepada Jhoni Allen Marbun sebagai pimpinan sidang.
Kurang dari 40 menit, atau sekitar pukul 15.35 WIB, kongres telah memutuskan delapan hal penting. Termasuk Ketua Umum Partai Demokrat yang baru.
Proses pemilihan ketua umum berjalan kurang dari lima menit sejak pengusulan nama calon hingga pemilihan. Jhoni Alen sebagai pimpinan sidang menanyakan kepada peserta kongres siapa saja yang mereka inginkan menjadi calon ketua umum.
Atas pertanyaan itu, dua nama mencuat dari beberapa peserta, yakni Jenderal TNI Moeldoko dan Marzuki Alie. Jhoni Allen kemudian meminta masing-masing pendukung kedua kandidat untuk berdiri.
Tidak ada angka pasti berapa jumlah peserta yang berdiri saat disebutkan mendukung Moeldoko. Namun secara pandangan mata, jumlahnya memang lebih banyak dari pendukung Marzuki Alie. Jhonny Alen pun menetapkan Moeldoko menjadi ketua umum.
"Memutuskan, menetapkan Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2025," sebut Jhoni membacakan putusan KLB.
"Sudah saya duga akan KLB. Karena skenario kudetanya seperti itu. Kudeta terang-terangan melalui KLB yang abal-abal atau odong-odong," kata Ujang saat dihubungi, Jumat (5/3/2021).
Akibat hal itu, sambungnya, menandakan demokrasi di Indonesia sedang mengalami kemunduran. Bukan tanpa alasan Ujang berkata seperti itu. Pasalnya, Moeldoko sendiri awalnya bukanlah kader Partai Demokrat.
"Ada orang bukan kader, melakukan kudeta dengan cara melakukan KLB, ini menandakan demokrasi sedang ada dalam kemunduran," tuturnya.
Diketahui, KLB Partai Demokrat dilaksanakan di The Hill Hotel & Resort, Sibolangit, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021) berlangsung ekstra cepat. Dibuka pukul 14.50 WIB oleh deklarator sekaligus senior Partai Demokrat, Etty Manduapessi, kongres kemudian diserahkan kepada Jhoni Allen Marbun sebagai pimpinan sidang.
Kurang dari 40 menit, atau sekitar pukul 15.35 WIB, kongres telah memutuskan delapan hal penting. Termasuk Ketua Umum Partai Demokrat yang baru.
Proses pemilihan ketua umum berjalan kurang dari lima menit sejak pengusulan nama calon hingga pemilihan. Jhoni Alen sebagai pimpinan sidang menanyakan kepada peserta kongres siapa saja yang mereka inginkan menjadi calon ketua umum.
Atas pertanyaan itu, dua nama mencuat dari beberapa peserta, yakni Jenderal TNI Moeldoko dan Marzuki Alie. Jhoni Allen kemudian meminta masing-masing pendukung kedua kandidat untuk berdiri.
Tidak ada angka pasti berapa jumlah peserta yang berdiri saat disebutkan mendukung Moeldoko. Namun secara pandangan mata, jumlahnya memang lebih banyak dari pendukung Marzuki Alie. Jhonny Alen pun menetapkan Moeldoko menjadi ketua umum.
"Memutuskan, menetapkan Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2025," sebut Jhoni membacakan putusan KLB.
(zik)