Publik Digiring Opininya bahwa Terjadi Penggulingan di Partai Demokrat

Selasa, 02 Maret 2021 - 15:02 WIB
loading...
Publik Digiring Opininya bahwa Terjadi Penggulingan di Partai Demokrat
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Foto/Dok SINDO
A A A
JAKARTA - Isu upaya kudeta kepemimpinan Partai Demokrat diungkapkan oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat konferensi pers di Taman Politik, Wisma Proklamasi DPP Demokrat, Senin 1 Februari 2021. Dan baru-baru ini, enam orang kader Partai Demokrat dipecat karena dianggap terlibat dalam upaya kudeta itu.

Mereka adalah Darmizal, Yus Sudarso, Tri Yulianto, Jhoni Allen Marbun, Syofwatillah Mohzaib, Ahmad Yahya. Selain mereka, DPP Partai Demokrat juga memecat Marzuki Alie karena dianggap melanggar etika atas perilakunya.

"Tampaknya memang dari awal sudah di-set untuk tidak bisa kompromi, jadi kalau kita lihat bahasanya ketika AHY pertama kali mengumumkan ini juga istilahnya kan kudeta," ujar Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Kunto Adi Wibowo kepada SINDOnews, Selasa (2/3/2021).

Baca juga: Isu Kudeta Dinilai Jadi Panggung Naikkan Popularitas Demokrat dan AHY


Dari isu yang dilontarkan AHY pertama kali itu, kata Kunto, seakan-akan ada sekelompok orang yang melakukan kudeta. "Jadi publik digiring opininya bahwa yang terjadi ini adalah semacam penggulingan pemerintahan yang sah di Partai Demokrat, padahal kalau kita bicara politik, tidak ada istilah itu," kata Kunto.

Namun, dilihat dari turun gunungnya ayah AHY, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dia menilai ancamannya terlihat serius. "Dan itu kelihatan dari Pak SBY yang turun gunung dan bahkan kemudian mengatakan bahwa kita usir saja," ujar dia.

Baca juga: Jhoni Allen Sebut AHY Tak Pernah Mendaki, Wasekjen: Demokrat Bukan Gunung


"Jadi pemecatan tujuh orang ini memang konsekuensi logis dari narasi sebelumnya yang sudah dikembangkan oleh Partai Demokrat, golongan kayak gerakan pengacau keamanan, dan seterusnya, pengkhianat, kudeta, narasi-narasi itu terus berkembang dan diperkuat sehingga seakan-akan tidak ada maaf bagi pengkhianat partai," pungkasnya.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.0918 seconds (0.1#10.140)