Hindari Kerumunan Berulang, Protokol Presiden Diminta Antisipasi Sejak Awal

Kamis, 25 Februari 2021 - 17:12 WIB
loading...
Hindari Kerumunan Berulang,...
Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke NTT untuk kerja, bukan mengumpulkan massa. Ketika masyarakat ramai berkumpul menyambut, itu bukan kehendak Jokowi. Foto/Tangkapan layar
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk kerja, bukan mengumpulkan massa. Ketika masyarakat ramai berkumpul menyambut, itu bukan kehendak Jokowi.



"Kita tidak boleh berprasangka buruk pada rakyat yang ingin melihat secara langsung presiden pilihannya," ujar Irma kepada wartawan, Kamis (25/2/2021).

Irma menilai, kerumunan massa di Maumere, berbeda dengan kerumunan massa acara pernikahan putri Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta. "Presiden ke NTT dalam melaksanakan tugas negara. Kerumunan di NTT tidak disengaja dan tidak direncanakan," kata Irma.

Meski demikian menurut dia, protokol presiden dan protokol pemerintah daerah sebaiknya menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran penting di era pendemi. Karena kerumunan berlebihan bisa membahayakan.

Namun menurut dia, tidak tepat juga bila masalah ini sampai dilaporkan ke polisi. Menurut dia, Jokowi sampai melambaikan tangan lewat jendela atas mobil karena tidak mau mengecewakan rakyat.

"Kunjungan presidan adalah tugas resmi. Jika ada hal-hal di luar rencana, itu tanggung jawab protokol," imbuhnya.

Dia menilai ada tiga hal yang perlu dilakukan setelah kerumunan warga di Maumere. "Pertama, Istana harus mengklarifikasi. Kedua, mengkaji ulang protap kunjungan presiden di era pendemi," kata Irma.

Kemudian, pemerintah perlu meningkatkan penanganan pandemi. "Vaksinasi di NTT harus diprioritaskan atau menjadi wilayah prioritas vaksinasi," pungkasnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1237 seconds (0.1#10.140)