Pengamat: Naif jika Partai Baru Hanya Andalkan Figur Amien Rais

Senin, 18 Mei 2020 - 08:23 WIB
loading...
Pengamat: Naif jika...
Partai baru sempalan dari PAN yang akan didirikan tidak cukup mengandalkan figur Amien Rais. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo melihat peta kekuatan PAN dalam pemilu yang mengalami pasang surut dan belum mampu menembus 8 persen suara, menggambarkan posisi PAN sangat rawan jika mengalami perpecahan.

(Baca juga: Wacana Kader PAN Bikin Partai Baru, Pengamat: Yang Susah Lolos ke Senayan)

Menurutnya, jika muncul partai sempalan atau partai baru, maka posisi PAN bisa mengalami nasib buruk seperti PPP yang nyaris tidak lolos Parlementary Thershold (PT) pada Pemilu 2019 lalu karena mengalami konflik internal.

"Itupun perpecahan PPP baru tahap sengketa, belum sampai muncul partai sempalan yang sama-sama ikut pemilu. Apalagi, jika muncul partai baru yang sama-sama menjadi perserta pemilu maka PPP dan partai sempalannya bisa terancam tidak lolos PT," ujar Karyono saat dihubungi SINDOnews, Senin (18/5/2020).

Begitu pun demikian, kata Karyono, jika PAN mengalami pembelahan hingga muncul partai sempalan, maka baik PAN pimpinam Zulkifli Hasan maupun partai baru yang akan didirikan Amien Rais dan para loyalisnya bisa terancam tidak lolos PT karena suaranya pasti terbelah. Partai tersebut akan semakin berat ke depan jika PT dinaikkan lagi.

Dia menilai, Partai baru sempalan dari PAN yang akan didirikan tidak cukup mengandalkan figur Amien Rais. Pasalnya, beberapa tahun belakangan, pamor Amien Rais kian merosot, pengaruhnya semakin memudar, sehingga sulit diharapkan sebagai magnet politik untuk menggaet dukungan suara.

"Yang bakal terjadi justru kedua partai hanya akan berebut pada ceruk pemilih yang sama, yaitu mengandalkan basis dukungan kalangan Muhammadiyah ditambah sedikit kalangan di luar Muhammadiyah," tutur dia.

Di sisi lain, lanjut dia, para loyalis Amien Rais sungguh naif bila hanya mengandalkan figur pendiri PAN itu. Pasalnya, figur Amien Rais sudah kehilangan momentumnya untuk dijadikan vote getter. Sosok Amien memang dianggap populer di masa reformasi, tapi seiring dengan waktu dinamikanya telah berubah.

"Figur Amien sulit diandalkan untuk memperluas spektrum dukungan politik karena pengaruhnya tidak lagi seperti di era reformasi," kata Karyono.

Dia menyatakan, sejak pertama kali ikut pemilu perolehan suara PAN tidak pernah melampaui 8%. Perolehan suaranya mengalami pasang surut. Pada Pemilu 1999 PAN meraih 7.528.956 suara atau 7,12 persen. Pada Pemilu 2004 perolehan suara PAN menurun dibanding pemilu 1999. Partai yang didirikan Amien Rais hanya meraih 7.303.324 (6,44%).

"Posisinya di bawah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang meraih suara 8.325.020 (7,34%). Pada Pemilu 2009, perolehan suara PAN kembali turun hanya meraih 6.254.580 (6,01%). Posisi PAN kembali di bawah PKS yang memperoleh suara 8.206.955 (7,88)," ungkapnya.

Selain itu, Karyono mengatakan, pada Pemilu 2014 nasib partai berlambang matahari itu memperoleh keburuntungan. Perolehan suaranya naik menjadi 9.481.621 (7,59 persen) dibanding pemilu sebelumnya. Posisinya di atas PKS yang hanya memperoleh suara sah 8.480.204 (6,79 persen).

Sementara, sambung dia, pada Pemilu 2019, PAN memperoleh suara sah 9.572.623. Jika dilihat dari perolehan suaranya naik tapi persentasenya menurun menjadi 6,84%. Posisinya kembali berada di bawah PKS yang memperoleh suara sah 11.493.663 (8,21%).

"Namun posisi PAN di atas PPP yang terpuruk akibat perpecahan yang melanda partai berlambang Ka'bah itu. Sehingga menjadi salah satu penyebab perolehan suaranya menurun tajam yang hanya meraih suara sah 6,323.147 (4,52%)," paparnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Hadiri Halalbihalal,...
Hadiri Halalbihalal, Bahlil Dorong AMPI Inovatif Gaet Anak Muda
PAN dan PKS Dukung Prabowo...
PAN dan PKS Dukung Prabowo di Pilpres 2029, Bahlil: Kalau Kita Mah Bukan Sinyal Lagi
Waketum Perindo Minta...
Waketum Perindo Minta Optimalisasi Dana Desa Rp71 Triliun Tepat Sasaran
Tegaskan Prabowo Presiden...
Tegaskan Prabowo Presiden Konstitusional, OSO: Kita Tahu Siapa yang Mengadu Domba
Hadiri Pelantikan Pengurus...
Hadiri Pelantikan Pengurus Partai Hanura, Sekjen Perindo: Kita Punya DNA yang Sama
Ungkap Tantangan Perempuan...
Ungkap Tantangan Perempuan di Politik, Ketua DPP Perindo: Stigma Tak Bisa Lebih Baik
DPP Pemuda Perindo Dukung...
DPP Pemuda Perindo Dukung Program Ekraf dan Seni Budaya Pemkot Bogor
Beri Dukungan Penuh,...
Beri Dukungan Penuh, Partai Perindo Optimistis Paslon Roni Omba-Marlinus Menang PSU Boven Digoel
Jadi Ketua DPW PAN Sulbar,...
Jadi Ketua DPW PAN Sulbar, Ajbar Bakal Perkuat Kaderisasi Hadapi Pemilu 2029
Rekomendasi
Mitsubishi Menolak Keras...
Mitsubishi Menolak Keras untuk Menghentikan Produksi Mirage
Rony Tua Pohan Diyakini...
Rony Tua Pohan Diyakini Punya Semangat Satukan Pomparan Ni Boltok Horbo Simanjuntak
5 Fakta Drama Korea...
5 Fakta Drama Korea Weak Hero Class 2, Lanjut Season 3?
Berita Terkini
Momen Prabowo Telepon...
Momen Prabowo Telepon Anthony Albanese yang Kembali Jadi Perdana Menteri Australia
UU Perampasan Aset:...
UU Perampasan Aset: Langkah Strategis Pemerintah dan KPK Pulihkan Kerugian Negara
Angka Keguguran dan...
Angka Keguguran dan Bayi Lahir Prematur di Gaza Tinggi
Ekraf Hunt 2025, Wadah...
Ekraf Hunt 2025, Wadah Promosi Karya IP Indonesia ke Kancah Global
RBPI Gandeng Sahabat...
RBPI Gandeng Sahabat Polisi Gelar Seminar Tingkatkan Keselamatan Berkendara
Mantan Jubir Gus Dur...
Mantan Jubir Gus Dur Bicara Lain Dulu Lain Sekarang, Sindir Siapa?
Infografis
3 Alasan Komisi Eropa...
3 Alasan Komisi Eropa Dorong UE Miliki Blok Pertahanan Baru
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved