Bangkitkan Ekonomi Jateng, UKM Virtual Expo Kembali Digelar
loading...
A
A
A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membuka UKM Virtual Expo (UVO) 2021 bertema ‘Wonderfood UKM, Kudu Setrong-Say No To Nglokro’ di Gedung Grinatha Bank Jateng Semarang, Selasa (16/2/2021). Sebanyak 150 pelaku UKM unggulan Jateng khusus makanan dan minuman berpartisipasi pada acara yang digelar 16-18 Februari 2021 itu.
Ganjar mengatakan perhelatan UVO merupakan ikhtiar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong UKM agar bangkit dan berkembang di masa pandemi. Meskipun digelar virtual, terbukti bisa meningkatkan penjualan para pelaku UKM di tengah pandemi.
"Responnya (pelaku UKM) sangat bagus, tahun lalu mereka yang ikut acara ini omsetnya naik pesat. Hari ini saja, ini baru saya buka sudah ada transaksi sebesar Rp15 juta. Ini lumayan, karena ini hanya produk makanan dan minuman, belum produk lainnya. Jadi, ini akan terus kami dorong agar para pelaku UKM di Jateng siap bermigrasi ke pasar digital dan marketnya menjadi lebih banyak," tuturnya.
Selain menjadi wadah penjualan online UKM Jateng, terdapat banyak kegiatan yang berkaitan dengan pelatihan, permodalan hingga kemudahan ekspor impor bagi pelaku UKM.
"Misalnya Bea Cukai tadi mengatakan banyak fasilitas untuk ekspor impor. Bahkan komponen impor untuk kebutuhan ekspor tadi disampaikan tidak dikenakan biaya masuk. Ini kan banyak yang belum tahu, termasuk pengalaman lain seperti izin usaha, platform penjualan digital seperti UMKM yang dibuat OJK, pendampingan dan bantuan modal dari Bank Indonesia dan Bank Jateng," terangnya.
Selain itu, UVO 2021 menjadi ajang belajar para pelaku UKM di Jawa Tengah. Ganjar mencontohkan, mereka yang ikut acara itu rata-rata kualitas produknya lebih baik dan memiliki nilai jual tinggi.
"Misalnya tadi lanting, sebelum dapat pelatihan bungkusnya biasa, isinya banyak dan harganya murah, cuma Rp7000. Tapi setelah dapat pelatihan, packaging jadi lebih bagus, isinya lebih sedikit dan harganya jadi Rp20.000. Ini kan menarik, maka cara-cara semacam ini harus terus ditingkatkan,"Jelasnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng, Ema Rachmawati mengatakan, UVO 2021 akan digelar secara rutin setiap dua bulan sekali di tahun 2021 ini, sehingga nantinya akan ada enam kali perhelatan UVO. Produk yang dijual berbeda-beda, dan untuk perhelatan pertama tahun ini, produk yang dijual adalah olahan makanan dan minuman.
"UVO tahun ini merupakan lanjutan dari yang dulu. Khusus untuk produk makanan dan minuman ini, kami menambah jumlah peserta sebanyak 150 UKM dan total dengan tahun lalu ada 325 UKM yang berpartisipasi. Jumlah produk yang kami jual sebanyak 3420 produk unggulan," kata Ema.
Ema mengatakan, masyarakat dapat membeli aneka produk UKM unggulan Jateng itu secara virtual di www.ukmvirtualexpo.com. Nantinya, meski setiap dua bulan produk yang dipasarkan berubah, namun produk-produk yang lain tetap bisa dibeli.
"Tahun 2020 lalu kami bisa menaikkan omset para pelaku UKM hingga Rp4,4 miliar. Mudah-mudahan tahun ini bisa tambah lagi karena UVO sudah dikenal masyarakat luas, tidak hanya dari Indonesia, tapi dari mancanegara seperti Jepang, Singapura, Qatar, Hongkong, Macau, Belanda, Irak, Australia, Turki dan India," terangnya.
Salah satu pelaku UKM, Novi mengatakan sangat bersyukur bisa mengikuti ajang UVO. Ia yang sudah ikut dalam UVO tahun 2020 dan menjual aneka produk olahan abon itu mengatakan, omsetnya terus meningkat dan produknya semakin dikenal luas masyarakat.
"Penjualannya bagus, sampai hari ini terus ada yang pesan. Ada peningkatan omset sekitar 40-50 persen. Selain itu sekarang yang beli tidak hanya dari Indonesia, sejumlah pembeli dari luar negeri juga banyak yang pesan," kata warga Purbalingga ini.
Ganjar mengatakan perhelatan UVO merupakan ikhtiar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong UKM agar bangkit dan berkembang di masa pandemi. Meskipun digelar virtual, terbukti bisa meningkatkan penjualan para pelaku UKM di tengah pandemi.
"Responnya (pelaku UKM) sangat bagus, tahun lalu mereka yang ikut acara ini omsetnya naik pesat. Hari ini saja, ini baru saya buka sudah ada transaksi sebesar Rp15 juta. Ini lumayan, karena ini hanya produk makanan dan minuman, belum produk lainnya. Jadi, ini akan terus kami dorong agar para pelaku UKM di Jateng siap bermigrasi ke pasar digital dan marketnya menjadi lebih banyak," tuturnya.
Selain menjadi wadah penjualan online UKM Jateng, terdapat banyak kegiatan yang berkaitan dengan pelatihan, permodalan hingga kemudahan ekspor impor bagi pelaku UKM.
"Misalnya Bea Cukai tadi mengatakan banyak fasilitas untuk ekspor impor. Bahkan komponen impor untuk kebutuhan ekspor tadi disampaikan tidak dikenakan biaya masuk. Ini kan banyak yang belum tahu, termasuk pengalaman lain seperti izin usaha, platform penjualan digital seperti UMKM yang dibuat OJK, pendampingan dan bantuan modal dari Bank Indonesia dan Bank Jateng," terangnya.
Selain itu, UVO 2021 menjadi ajang belajar para pelaku UKM di Jawa Tengah. Ganjar mencontohkan, mereka yang ikut acara itu rata-rata kualitas produknya lebih baik dan memiliki nilai jual tinggi.
"Misalnya tadi lanting, sebelum dapat pelatihan bungkusnya biasa, isinya banyak dan harganya murah, cuma Rp7000. Tapi setelah dapat pelatihan, packaging jadi lebih bagus, isinya lebih sedikit dan harganya jadi Rp20.000. Ini kan menarik, maka cara-cara semacam ini harus terus ditingkatkan,"Jelasnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng, Ema Rachmawati mengatakan, UVO 2021 akan digelar secara rutin setiap dua bulan sekali di tahun 2021 ini, sehingga nantinya akan ada enam kali perhelatan UVO. Produk yang dijual berbeda-beda, dan untuk perhelatan pertama tahun ini, produk yang dijual adalah olahan makanan dan minuman.
"UVO tahun ini merupakan lanjutan dari yang dulu. Khusus untuk produk makanan dan minuman ini, kami menambah jumlah peserta sebanyak 150 UKM dan total dengan tahun lalu ada 325 UKM yang berpartisipasi. Jumlah produk yang kami jual sebanyak 3420 produk unggulan," kata Ema.
Ema mengatakan, masyarakat dapat membeli aneka produk UKM unggulan Jateng itu secara virtual di www.ukmvirtualexpo.com. Nantinya, meski setiap dua bulan produk yang dipasarkan berubah, namun produk-produk yang lain tetap bisa dibeli.
"Tahun 2020 lalu kami bisa menaikkan omset para pelaku UKM hingga Rp4,4 miliar. Mudah-mudahan tahun ini bisa tambah lagi karena UVO sudah dikenal masyarakat luas, tidak hanya dari Indonesia, tapi dari mancanegara seperti Jepang, Singapura, Qatar, Hongkong, Macau, Belanda, Irak, Australia, Turki dan India," terangnya.
Salah satu pelaku UKM, Novi mengatakan sangat bersyukur bisa mengikuti ajang UVO. Ia yang sudah ikut dalam UVO tahun 2020 dan menjual aneka produk olahan abon itu mengatakan, omsetnya terus meningkat dan produknya semakin dikenal luas masyarakat.
"Penjualannya bagus, sampai hari ini terus ada yang pesan. Ada peningkatan omset sekitar 40-50 persen. Selain itu sekarang yang beli tidak hanya dari Indonesia, sejumlah pembeli dari luar negeri juga banyak yang pesan," kata warga Purbalingga ini.
(atk)