BMKG Sebut Gempa Merusak Terjadi 69 Kali di Sulawesi, 25 Picu Tsunami

Senin, 01 Februari 2021 - 14:58 WIB
loading...
BMKG Sebut Gempa Merusak...
Alat berat membersihkan puing reruntuhan gempa di kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, Rabu (20/1/2021). FOTO/SINDOnews/MAMAN SUKIRMAN
A A A
JAKARTA - Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ), Daryono mengungkapkan bahwa gempa merusak di Pulau Sulawesi telah terjadi sebanyak 69 kali. Di mana 25 di antaranya memicu tsunami.

"Data gempa di Sulawesi, ini saya coba mengumpulkan data ini di Sulawesi sekitarnya itu telah terjadi gempa kuat sekitar 69 kali. Tercatat 25 di antaranya memicu tsunami. Dan 44 tidak tsunami hanya merusak," ungkap Daryono dalam Focus Group Discussion (FGD) Gempa Bumi di Sulawesi Barat secara virtual, Senin (1/2/2021).

Baca juga: BNPB: 263 Bencana Terjadi Sepanjang Bulan Januari

Bahkan, kata Daryono, di wilayah barat Sulawesi saja tercatat sudah terjadi sebanyak 9 kali tsunami. "Tapi yang menarik, dari barat Pulau Sulawesi dari Tolitoli ada lebih dari 9 kali tsunami. Dan belum gempa merusaknya," katanya.



Menurut Daryono, ini membuktikan bahwa Sulawesi merupakan wilayah yang rawan gempa dan tsunami. "Ini yang menariknya, bahwa Sulawesi rawan gempa dan tsunami," katanya.

Bahkan, Daryono mengatakan, sulit mencari wilayah mana yang tidak ada pusat gempanya. "Kalau kita melihat bahwa sulit bagi kita untuk mencari di mana wilayah yang tidak ada pusat gempanya. Sulawesi seluruhnya rawan gempa, yang paling rendah hanya di Makassar," kata Daryono.

Ia mengungkapkan, di Sulawesi ada 45 sesar aktif yang juga memicu terjadinya gempa dan tsunami. Segmen sesar aktif di Sulawesi tersebut menjadi pembangkit gempa di Majene-Mamuju beberapa waktu lalu. "Di Sulawesi ada 45 sesar aktif lebih dari itu yang belum teridentifikasi," katanya.



Meskipun, kata Daryono, gempa di Majene-Mamuju merupakan siklus gempa yang berulang. "Kalau kita melihat sejarah kegempaan di Sulbar, baik di Majene, Mamuju, maka kita kita melihat ada tujuh gempa yang berdampak destruktif. Tahun 1967 terjadi tsunami, 1969 juga memicu tsunami, gempa 1972, gempa 1984, gempa November 2020, gempa 14 dan 15 Januari 2021. Dan kalau perulangannya ada berapa? Setelah saya hitung gempa yang signifikan disini ada 10,8 tahunan," jelas Daryono.

(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1934 seconds (0.1#10.140)