6 Tokoh Nasional yang Pernah Menjadi Tahanan Politik
loading...
A
A
A
Baca Juga: Lima Pesepak Bola Muslim yang Bangun Masjid
Namun karier politik Sjahrir kian suram. Pada Agustus 1960, partai Sjahrir yakni PSI dibubarkan dan sejumlah tokohnya ditangkap termasuk dirinya karena dianggap terlibat dalam pemberontakan PRRI. Pada 9 April 1966 Sjahrir meninggal sebagai tahanan politik.
3. Tan Malaka
Tan Malaka yang dikenal dengan nama asli Ibrahim adalah tokoh kelahiran Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1987. Ia kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya di Belanda dan menjadi salah satu penentang kolonial Belanda. Alhasil, ia diasingkan ke Belanda pada 1922 dengan tuduhan terlibat berbagai aksi buruh.
Baca Juga: Khabib Dipuji Setinggi Langit, Gaethje: Dia Sangat Kuat..Sangat Kuat
Setelah 20 tahun diasingkan ke Belanda, pada 1942 ia kembali ke Indonesia bersamaan dengan penjajahan Jepang di Indonesia. Saat penjajahan Jepang hingga sebelum kemerdekaan, ia kembali terpaksa ‘mengungsi’ ke luar negeri karena terus diburu oleh Belanda. (Baca juga: Bunglon Terkecil di Dunia Ditemukan di Hutan Madagaskar)
Setelah Indonesia merdeka, Tan Malaka kembali ke Tanah Air. Dia menjadi ketua Partai Murba (partai proletar), yang dibentuk pada 1948 untuk mengorganisasi kelas pekerja oposisi terhadap pemerintahan Sukarno.
4. Cut Nyak Dien
Namun karier politik Sjahrir kian suram. Pada Agustus 1960, partai Sjahrir yakni PSI dibubarkan dan sejumlah tokohnya ditangkap termasuk dirinya karena dianggap terlibat dalam pemberontakan PRRI. Pada 9 April 1966 Sjahrir meninggal sebagai tahanan politik.
3. Tan Malaka
Tan Malaka yang dikenal dengan nama asli Ibrahim adalah tokoh kelahiran Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1987. Ia kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya di Belanda dan menjadi salah satu penentang kolonial Belanda. Alhasil, ia diasingkan ke Belanda pada 1922 dengan tuduhan terlibat berbagai aksi buruh.
Baca Juga: Khabib Dipuji Setinggi Langit, Gaethje: Dia Sangat Kuat..Sangat Kuat
Setelah 20 tahun diasingkan ke Belanda, pada 1942 ia kembali ke Indonesia bersamaan dengan penjajahan Jepang di Indonesia. Saat penjajahan Jepang hingga sebelum kemerdekaan, ia kembali terpaksa ‘mengungsi’ ke luar negeri karena terus diburu oleh Belanda. (Baca juga: Bunglon Terkecil di Dunia Ditemukan di Hutan Madagaskar)
Setelah Indonesia merdeka, Tan Malaka kembali ke Tanah Air. Dia menjadi ketua Partai Murba (partai proletar), yang dibentuk pada 1948 untuk mengorganisasi kelas pekerja oposisi terhadap pemerintahan Sukarno.
4. Cut Nyak Dien