Kesaksian Anies Baswedan Melihat Detik-detik Pasien Covid-19 Menyambut Ajal

Minggu, 24 Januari 2021 - 20:47 WIB
loading...
Kesaksian Anies Baswedan Melihat Detik-detik Pasien Covid-19 Menyambut Ajal
Gubernur DKI Jakarta menyaksikan penanganan pasien Covid-19 dari layar monitor di RSUD Cengkareng. Foto/facebook
A A A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku menyaksikan dari dekat detik-detik seorang pasien Covid-19 di RSUD Cengkareng ketika tidak mampu lagi berjuang melawan ganasnya Covid-19 dan terpaksa menyerah pada takdir kematian.

"Pasien itu baru saja ditutup kain putih. Ikhtiar manusia berhenti di situ. Semua alat dilepas, Ia telah jadi jenazah. Kematian dalam kesendirian, tanpa ada keluarga di sampingnya," tulis Anies Baswedan di akun Facebooknya, dikutip Minggu (24/1/2021).

(Baca: Anies Diminta Lock Down Jakarta Dua Minggu, Warganet: Pusat Ngga Ngizinin)

Dikatakan Anies, saat itu siang hari menjelang pukul 14.00 WIB, di RSUD Cengkareng, dirinya berdiri di depan layar monitor di ruang kontrol yang memonitor setiap pasien ICU. "Kami menyaksikan dari dekat. Peristiwa itu dekat. Apalagi kain putih itu menutup wajah dan badan orang yang kita kenal. Momen yang tak berjarak," katanya.

Tidak lama kemudian, kata Anies, dirinya menemui keluarganya di depan pintu ruang jenazah. "Duka mereka terasa teramat dalam. Sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan akan terjadi secepat itu. Kebersamaan dan gelak tawa berpuluh tahun keluarga itu, kini tersimpan menjadi kenangan," ungkapnya.

Dalam hitungan jam, menjelang maghrib, jasad itu telah tiba di pemakaman dan siap dimasukkan ke peristirahatan terakhirnya di liang kubur.

"Teman-teman semua, ini bukan fiksi dan bukan sekadar angka statistik. Ini akhir dari sebuah perjalanan anak manusia yang diterpa wabah: bermula dari tertular Covid-19 dan berujung pada kematian," tuturnya.

(Baca: Ilmuwan Pertanyakan Pernyataan PM Inggris Soal Covid-19 Jenis Baru)

Gubernur yang kini mempopulerkan diri dengan panggilan ABW itu, penularan terbanyak saat ini menimpa klaster keluarga. Satu orang terpapar, lalu menularkan pada anggota keluarga lain.

"Fakta saat ini, paling banyak yang terpapar adalah usia muda, tapi paling banyak meninggal adalah usia tua. Janganlah jadi penular. Ikutlah mencegah penularan," katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0982 seconds (0.1#10.140)