Stafsus Jokowi Sebut Pemilu Palestina Momentum Rekonsiliasi Hamas-Fatah

Sabtu, 23 Januari 2021 - 16:34 WIB
loading...
Stafsus Jokowi Sebut...
Stafsus Presiden Jokowi, Diaz Hendropriyono menilai pemilu Palestina adalah momentum rekonsiliasi Hamas-Fatah. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Staf Khusus (Stafsus) Presiden Jokowi, Diaz Hendropriyono memuji keputusan Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengadakan pemilihan umum untuk pertama kalinya sejak 2006. Menurut Diaz, pemilu ini adalah momentum rekonsiliasi Hamas-Fatah, dua fraksi utama dalam konflik internal Palestina.

"Saya optimis pemilu ini akan menjadi momentum rekonsiliasi. Kalau Hamas dan Fatah kompak, perjuangan diplomasi Palestina akan lebih efektif karena legitimasinya jelas," kata Diaz, Sabtu (23/1/2021).

Ia menilai, konflik internal berkepanjangan antara Hamas dan Fatah selama ini menyulitkan Palestina memperjuangkan kemerdekaan. Sehingga, keputusan mengadakan pemilu adalah keputusan yang tepat sekaligus menunjukkan kenegarawanan (statesmanship) Mahmoud Abbas sebagai pemimpin Palestina, yang juga akan maju sebagai kandidat petahana dari Fatah.



"Keputusan mengadakan pemilu ini bukti bahwa selain Presiden Mahmoud Abbas adalah negarawan sejati, juga menunjukkan komitmen Abbas terhadap demokrasi dan perdamaian di Palestina. Sikap ini harus 100% didukung," katanya.

Diaz yang juga Ketua Umum DPN PKPI ini menganggap, hubungan Indonesia-Palestina telah terjalin harmonis sejak lama. Maka itu, ia optimistis hal ini bisa menjadi modal utama Indonesia dalam berperan memfasilitasi proses rekonsiliasi tersebut.

"Hubungan Indonesia dan Palestina sudah seperti saudara, kita pasti bantu apabila diminta. Ketika kita musibah kecelakaan pesawat Sriwijaya, saudara kita di Palestina turut menggelar salat ghaib bagi korban. Ini menunjukkan kedekatan kita," ujarnya.



Di sisi lain, dia mengatakan, dukungan itu dapat berupa partisipasi Indonesia sebagai pemantau pemilu (election observer) dan menjadi negara pertama yang mengakui hasil pemilu nantinya, sekaligus mengajak negara-negara sahabat, terutama yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengakui hasil pemilu.

"Uni Eropa saja mendukung sebagai pengamat, kita juga harus siap kalau diminta," kata pria yang juga putra dari mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono.

Diaz juga menyampaikan bahwa kondisi politik dunia akan sangat kondusif bagi perjuangan Palestina yang wilayahnya diokupasi oleh Israel. "Dilantiknya Joe Biden membuka lembaran baru bagi proses perdamaian, karena Donald Trump selama ini cenderung berat sebelah, tidak mau mendengarkan Palestina," katanya.



Ia memperkirakan Benjamin Netanyahu akan sulit terpilih kembali karena elektabilitasnya tergerus skandal korupsi. "Di bawah poros Trump-Netanyahu, perdamaian di wilayah Palestina menemui jalan buntu. Semoga semua akan berubah tahun ini. Apabila rekonsiliasi Hamas-Fatah berlangsung mulus, bukan tidak mungkin bahwa kemerdekaan dan perdamaian akan tercapai," katanya.

Sebelumnya diketahui Palestina akan menyelenggarakan serangkaian pemilihan umum. Dimulai dengan pemilihan legislatif pada 22 Mei, kemudian pemilihan presiden pada 31 Juli, serta pemilihan anggota Dewan Nasional Palestina pada 31 Agustus 2021. Dalam hal ini, Diaz percaya momentum pemilu Palestina bisa memperbaiki kondisi kehidupan politik dan stabilitas kemananan di negara tersebut.

"Timingnya pas banget setelah Idul Fitri 1442 H. Suasana Lebaran akan ikut mensukseskan pemilu Palestina. Semoga tahun 2021 ini akan menjadi tahun emas bersejarah bagi hubungan Indonesia dan Palestina," kata Diaz.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0851 seconds (0.1#10.140)