Gawat, Ketersediaan Tempat Tidur di Rumah Sakit Menipis

Selasa, 05 Januari 2021 - 21:01 WIB
loading...
Gawat, Ketersediaan...
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa keterisian tempat tidur di rumah sakit (RS) sejumlah daerah mengalami peningkatan. Bahkan dia menyebut kondisinya sudah mengkhawatirkan. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa keterisian tempat tidur di rumah sakit (RS) sejumlah daerah mengalami peningkatan. Bahkan dia menyebut kondisinya sudah mengkhawatirkan.

"Saya akan menyampaikan kondisi keterisian tempat tidur di ruang ICU dan ruang isolasi rumah sakit di Indonesia. Jika dilihat pada tren perkembangannya, keterisian ruang ICU dan isolasi secara nasional ini semakin meningkat dan mengkhawatirkan," katanya saat konferensi pers, Selasa (5/1/2021).

Wiku menyebut di beberapa daerah keterisiannya sudah mencapai 70%. "Di beberapa daerah keterisian tempat tidur untuk ICU dan isolasi per 2 Januari sudah melebihi 70%. Ini di antaranya terjadi di DKI Jakarta, Banten Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Sulawesi Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah," katanya. ( )

Dia mengatakan, kondisi ini menjadi alarm bahwa saat ini kondisi penanganan COVID-19 dalam keadaan darurat. Di mana ditandai dengan menipisnya ketersediaan tempat tidur.

"Perlu dipahami bahwa masih tersisa hanya sedikit tempat tidur untuk pasien covid-19 ini belum tentu bisa digunakan karena terbatasnya tenaga kesehatan. Apalagi sampai saat ini telah ada sebanyak 237 dokter yang meninggal. Di mana tren jumlahnya terus meningkat semenjak bulan Oktober. Apalagi terutama di bulan Desember," ujarnya.

Wiku mengatakan, jika masyarakat terus abai dan kasus baru terus meningkat, maka fasilitas kesehatan tidak akan cukup menanganinya. Dia kembali menegaskan agar protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan terus dijalankan untuk mencegah penularan. ( )

"Jika masyarakat terus abai dan meninggalkan kasus baru tidak akan cukup fasilitas kesehatan kita untuk bisa menanganinya. Satu-satunya cara adalah dengan mencegah penularan," katanya.

(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2477 seconds (0.1#10.140)