Kasus Sigi dan Matinya 6 Anggota FPI, Utang Besar Kapolri Pengganti Idham Azis

Selasa, 05 Januari 2021 - 07:21 WIB
loading...
Kasus Sigi dan Matinya 6 Anggota FPI, Utang Besar Kapolri Pengganti Idham Azis
Ketua Presidium PW Neta S Pane menyebutkan kasus teror di Sigi, Sulawesi Tenggara serta penembakan enam laskar FPI oleh polisi adalah dua utang besar kapolri pengganti Idham Azis. Foto/inews tv
A A A
JAKARTA - Masa pensiun Jenderal Idham Azis sebagai Kapolri tinggal 20 hari lagi. Kapolri baru penggantinya setidaknya mewarisi dua utang besar yang tak mudah diselesaikan. Apa saja itu?

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebut kasus pembunuhan satu keluarga di Sigi Sulteng yang diduga dilakukan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) serta penembakan yang menewaskan enam anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) .

Dia menuturkan, ketidakmampuan menuntaskan kasus Sigi adalah kegagalan Idham Azis sebagai mantan petinggi Densus 88 yang selama ini sangat agresif memburu teroris. Seperti diketahui sekeluarga di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dibunuh oleh orang tak dikenal pada Jumat 27 November 2020 pagi.

(Baca: Amien Rais Ajak Buat TGPF Mandiri dan Bawa Kasus Tembak Mati 6 Anggota FPI ke PBB)

Pelaku diduga adalah MIT pimpinan Ali Kolara yang beranggota hanya 14 orang. Tapi sudah 35 hari pelakunya belum juga tertangkap oleh jajaran kepolisian. IPW berharap menjelang detik detik pensiunnya Idham Azis sebagai Kapolri, kelompok Ali Kolara ini bisa ditangkap.

"Sehingga penangkapan ini sebagai hadiah pensiun bagi Idham agar mantan Kapolda Sulteng itu tidak meninggalkan utang kasus yang sulit diselesaikan oleh kapolri penerusnya," ujarnya kepada Sindonews, Selasa (5/1/2021).

Sementara kasus terbunuhnya enam anggota laskar FPI juga masih penuh kontroversial yang tidak mudah dituntaskan. Apalagi Komnas HAM masih terus mengumpulkan bukti-bukti adanya dugaan pelanggaran HAM dalam kasus ini.

(Baca: IPW: Penuntasan Kasus FPI Jadi Pertimbangan Presiden Tentukan Calon Kapolri)

Lebih lanjut ia mengatakan, kedua kasus ini menjadi warisan Idham Azis untuk Kapolri baru yang bukan mustahil bisa menjadi masalah baru yang rumit, yang membuat kepercayaan publik terhadap Polri makin negatif. Untuk itu Kapolri baru diharapkan bisa segera melakukan konsolidasi di internal Polri agar jajaran kepolisian bisa lebih fokus lagi untuk menuntaskan kasus tersebut.

"Kapolri baru juga perlu melakukan berbagai pendekatan kepada tokoh tokoh masyarakat untuk membantu Polri menuntaskan warisan Idham Azis ini. Sehingga saat kasus ini dituntaskan, masyarakat benar-benar percaya pada Polri bahwa kasus itu diselesaikan secara promoter," tukasnya.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1462 seconds (0.1#10.140)