Survei Polmatrix: Pasca-Reshuffle PDIP-Gerindra Turun Drastis, Demokrat Melesat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Desakan reshuffle menguat setelah dua menteri kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin tersandung kasus korupsi. Keduanya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang berasal dari Gerindra, dan Menteri Sosial Juliari Batubara dari PDI Perjuangan. Jokowi akhirnya mengumumkan reshuffle dan menunjuk enam menteri baru ke dalam pemerintahan.
Temuan survei yang dilakukan Polmatrix Indonesia menunjukkan elektabilitas PDIP dan Gerindra melorot dibandingkan survei sebelumnya pada September 2020. PDIP turun dari 28,78% menjadi 25,5%, sedangkan Gerindra anjlok dari 13,9% menjadi 10,1%. Di tengah turunnya elektabilitas PDIP dan Gerindra, nasib berbeda dialami Demokrat yang justru melonjak dua kali lipat. Elektabilitas Demokrat melesat dari 3,7% menjadi 7,5%. Sementara itu elektabilitas partai-partai politik yang lain cenderung stabil, misalnya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak bergerak di angka 4,5%. (Baca juga: Reshuffle Kabinet, Partai Demokrat: Kami Tidak Akan Mencampurinya)
“Kenaikan elektabilitas Demokrat yang mencapai 100% seiring anjloknya PDIP dan Gerindra, bisa diartikan terjadinyan limpahan dukungan publik karena kecewa terhadap kasus korupsi menteri-menteri dari kedua parpol,” ungkap Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam press release di Jakarta pada Selasa (29/12/2020). (Baca juga: Masyarakat Terbelit Masalah Sosial, Parpol Akan Kesulitan 'Jualan Politik' di 2021)
Parpol-parpol lainnya yaitu Golkar turun sedikit dari 8,4% menjadi 8,2%, PKB semula 5,3% jadi 5,5%, PKS dari 5,8% turun menjadi 5,2%, dan Nasdem dari 3,9% menjadi 4,0%. Lalu PPP dari 1,7% turun menjadi 1,8% dan PAN dari 2,0% turun 1,5%. (Baca juga: Peta Pilpres 2024 Lebih Dinamis dan Berwarna Paska Reshuffle)
Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 20-25 Desember 2020 kepada 2.000 orang responden mewakili 34 provinsi. Survei dilakukan melalui telepon terhadap responden survei sejak 2019 yang dipilih acak. Margin of error survei sebesar ±2,2%, tingkat kepercayaan 95%.
Temuan survei yang dilakukan Polmatrix Indonesia menunjukkan elektabilitas PDIP dan Gerindra melorot dibandingkan survei sebelumnya pada September 2020. PDIP turun dari 28,78% menjadi 25,5%, sedangkan Gerindra anjlok dari 13,9% menjadi 10,1%. Di tengah turunnya elektabilitas PDIP dan Gerindra, nasib berbeda dialami Demokrat yang justru melonjak dua kali lipat. Elektabilitas Demokrat melesat dari 3,7% menjadi 7,5%. Sementara itu elektabilitas partai-partai politik yang lain cenderung stabil, misalnya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak bergerak di angka 4,5%. (Baca juga: Reshuffle Kabinet, Partai Demokrat: Kami Tidak Akan Mencampurinya)
“Kenaikan elektabilitas Demokrat yang mencapai 100% seiring anjloknya PDIP dan Gerindra, bisa diartikan terjadinyan limpahan dukungan publik karena kecewa terhadap kasus korupsi menteri-menteri dari kedua parpol,” ungkap Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam press release di Jakarta pada Selasa (29/12/2020). (Baca juga: Masyarakat Terbelit Masalah Sosial, Parpol Akan Kesulitan 'Jualan Politik' di 2021)
Parpol-parpol lainnya yaitu Golkar turun sedikit dari 8,4% menjadi 8,2%, PKB semula 5,3% jadi 5,5%, PKS dari 5,8% turun menjadi 5,2%, dan Nasdem dari 3,9% menjadi 4,0%. Lalu PPP dari 1,7% turun menjadi 1,8% dan PAN dari 2,0% turun 1,5%. (Baca juga: Peta Pilpres 2024 Lebih Dinamis dan Berwarna Paska Reshuffle)
Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 20-25 Desember 2020 kepada 2.000 orang responden mewakili 34 provinsi. Survei dilakukan melalui telepon terhadap responden survei sejak 2019 yang dipilih acak. Margin of error survei sebesar ±2,2%, tingkat kepercayaan 95%.
(cip)