Terobosan Erick Thohir Lagi-lagi Disambut Baik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Muhammad Ikhsan Ingratubun menyambut baik terobosan Menteri BUMN Erick Thohir yang memperhatikan sektor UMKM untuk terus berkembang dengan membuat lembaga khusus pembiayaan bagi UMKM.
(Baca juga: Rencana Erick Thohir Bangun Wisata Medis Dinilai Langkah Inovatif)
Diketahui, Erick Thohir berencana mensinergikan platform PT Pegadaian (Persero), PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, dan PT BRI (Persero).
Ketiganya fokus untuk pembiayaan usaha ultra mikro (UMi) serta UMKM demi mendorong pengembangan pengusaha kecil di Indonesia, sinergi ini diyakini membuat pembiayaan untuk UMi dan UMKM akan lebih terjangkau nantinya.
(Baca juga: Serangan Adian Dinilai Tak Berpengaruh terhadap Kinerja Erick Thohir)
"Kita menyambut baik, menjadi satu pintu untuk pembiayaan UMKM, karena kedepan ini memang yang dibutuhkan adalah pembiayaan yang sifatnya menalangi dahulu," ujar Ikhsan, Kamis (17/12/2020).
Dia menuturkan, dampak penggabungan lembaga itu tentu positif bagi UMKM yang membutuhkan modal untuk pengembangan usaha, khususnya bagi pelaku usaha yang selama ini belum mendapat akses pembiayaan dari perbankan.
"PNM jadi kaya bank, terus Pegadaian juga seperti bank, malah melebihi bank kan, kalau dia disatukan berarti kan ada lembaga pembiayaan yang kira-kira yang nonbank, kira-kira lembaga keuangan nonbank yang mampu membiayai UMKM secara lincah," katanya.
Dia melanjutkan, bantuan pembiayaan ini dapat menaikan kelas dari pengusaha kecil ke menengah, namun ia meminta syarat-syarat untuk dapat mengakses modal agar tidak dipersulit.
"Maka akses dipermudah, karena dia kan lembaga keuangan nonbank, jadi harusnya lebih mudah seperti yang dilakukan PNM dengan program mekaarnya, tidak ada ubahnya dengan koperasi berkelompok tapi diberikan peluang, jadi tidak bertele-tele syaratnya," jelas Ikhsan.
Selain itu dia berharap, walaupun bantuan pembiayaan nantinya dibatasi, asalkan proses pengajuan kredit tersebut berjalan cepat dan bila perlu tanpa menggunakan agunan atau jaminan.
"Kalau misalnya dibatasi, berapa pembiayaannya tidak apa-apa, asal dia dengan cepat, bila perlu tanpa menggunakan agunan, kalau sekarangkan menggunakan agunan, jadi harusnya dia lebih lincah memberikan pembiayaan karena BRI kan ada di setiap daerah kabupaten sampai desa-desa," pungkasnya.
Sekadar diketahui sebelumnya, Erick Thohir membeberkan beberapa alasan pentingnya menggabungkan data UMKM, termasuk yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero)/PNM.
Erick mengatakan, tujuan sinergi tersebut tentunya untuk mendorong pengusaha kecil untuk naik kelas, UMKM yang semula tidak bankable bisa masuk kategori layak mendapatkan kredit perbankan.
"Pembiayaan ultra mikro juga sama, menggabungkan satu data UMKM dengan upaya kita, pengusaha kecil naik kelas. Ultra mikro yang tadinya tidak bankable, naik kelas jadi bankable. Yang tadinya pinjaman Rp2 juta karena track record bagus akhirnya mendapatkan pinjaman Rp50 juta. Hal-hal ini kita gabungkan dan efisienkan," ujar Erick, Rabu (16/12/2020).
Selain itu, bunga kredit juga menjadi alasan Erick dengan adanya sinergi BRI-PNM-Pegadaian.
"Salah satu yang kita tekankan di sini adalah bunga. Jangan sampai [pengusaha] yang kecil dapat bunga mahal, yang besar dapat bunga murah karena struktur keuangannya. Contoh, PNM ketika menerbitkan untuk kebutuhan dananya mungkin [kasih] 9 persen, tapi BRI dengan market besar pinjamannya 3 persen," sambungnya
(Baca juga: Rencana Erick Thohir Bangun Wisata Medis Dinilai Langkah Inovatif)
Diketahui, Erick Thohir berencana mensinergikan platform PT Pegadaian (Persero), PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, dan PT BRI (Persero).
Ketiganya fokus untuk pembiayaan usaha ultra mikro (UMi) serta UMKM demi mendorong pengembangan pengusaha kecil di Indonesia, sinergi ini diyakini membuat pembiayaan untuk UMi dan UMKM akan lebih terjangkau nantinya.
(Baca juga: Serangan Adian Dinilai Tak Berpengaruh terhadap Kinerja Erick Thohir)
"Kita menyambut baik, menjadi satu pintu untuk pembiayaan UMKM, karena kedepan ini memang yang dibutuhkan adalah pembiayaan yang sifatnya menalangi dahulu," ujar Ikhsan, Kamis (17/12/2020).
Dia menuturkan, dampak penggabungan lembaga itu tentu positif bagi UMKM yang membutuhkan modal untuk pengembangan usaha, khususnya bagi pelaku usaha yang selama ini belum mendapat akses pembiayaan dari perbankan.
"PNM jadi kaya bank, terus Pegadaian juga seperti bank, malah melebihi bank kan, kalau dia disatukan berarti kan ada lembaga pembiayaan yang kira-kira yang nonbank, kira-kira lembaga keuangan nonbank yang mampu membiayai UMKM secara lincah," katanya.
Dia melanjutkan, bantuan pembiayaan ini dapat menaikan kelas dari pengusaha kecil ke menengah, namun ia meminta syarat-syarat untuk dapat mengakses modal agar tidak dipersulit.
"Maka akses dipermudah, karena dia kan lembaga keuangan nonbank, jadi harusnya lebih mudah seperti yang dilakukan PNM dengan program mekaarnya, tidak ada ubahnya dengan koperasi berkelompok tapi diberikan peluang, jadi tidak bertele-tele syaratnya," jelas Ikhsan.
Selain itu dia berharap, walaupun bantuan pembiayaan nantinya dibatasi, asalkan proses pengajuan kredit tersebut berjalan cepat dan bila perlu tanpa menggunakan agunan atau jaminan.
"Kalau misalnya dibatasi, berapa pembiayaannya tidak apa-apa, asal dia dengan cepat, bila perlu tanpa menggunakan agunan, kalau sekarangkan menggunakan agunan, jadi harusnya dia lebih lincah memberikan pembiayaan karena BRI kan ada di setiap daerah kabupaten sampai desa-desa," pungkasnya.
Sekadar diketahui sebelumnya, Erick Thohir membeberkan beberapa alasan pentingnya menggabungkan data UMKM, termasuk yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero)/PNM.
Erick mengatakan, tujuan sinergi tersebut tentunya untuk mendorong pengusaha kecil untuk naik kelas, UMKM yang semula tidak bankable bisa masuk kategori layak mendapatkan kredit perbankan.
"Pembiayaan ultra mikro juga sama, menggabungkan satu data UMKM dengan upaya kita, pengusaha kecil naik kelas. Ultra mikro yang tadinya tidak bankable, naik kelas jadi bankable. Yang tadinya pinjaman Rp2 juta karena track record bagus akhirnya mendapatkan pinjaman Rp50 juta. Hal-hal ini kita gabungkan dan efisienkan," ujar Erick, Rabu (16/12/2020).
Selain itu, bunga kredit juga menjadi alasan Erick dengan adanya sinergi BRI-PNM-Pegadaian.
"Salah satu yang kita tekankan di sini adalah bunga. Jangan sampai [pengusaha] yang kecil dapat bunga mahal, yang besar dapat bunga murah karena struktur keuangannya. Contoh, PNM ketika menerbitkan untuk kebutuhan dananya mungkin [kasih] 9 persen, tapi BRI dengan market besar pinjamannya 3 persen," sambungnya
(maf)