Buron Teroris Bom Bali 1 Yang Ditangkap di Lampung Dikenal Profesor Perakit Bom Berdaya Tinggi

Minggu, 13 Desember 2020 - 05:00 WIB
loading...
Buron Teroris Bom Bali 1 Yang Ditangkap di Lampung Dikenal Profesor Perakit Bom Berdaya Tinggi
Zulkarnaen. ist
A A A
JAKARTA - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menangkap Zulkarnaen, pelaku bom Bali 1 pada 2002 di Lampung Timur, Kamis (10/12) lalu tanpa melakukan perlawanan. Zulkarnaen merupakan panglima Askari alias tentara Jamaah Islamiyah (JI).

Bahkan pria yang merupakan jebolan Fakultas Biologi ini menyembunyikan keahlian merakit bom. Bahkan dikalangan mereka, Zukkarnaen disebut sebagai profesor karena kepintaranya merakit bom berdaya ledak tinggi.

(Baca Juga: Buron 18 Tahun, Densus 88 Tangkap DPO Bom Bali 1)

"Pria yang memiliki beberapa nama antara lain Aris Sumarsono alias Daud alias Zaenal Arifin alias Abdulrahman itu ditangkap di Lampung Timur, Kamis (10/12) tanpa perlawanan," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono, Minggu (13/12/2020).

Menurut Argo, Zulkarnaen merupakan orang yang membentuk unit khos yang dalam struktur Jamaah Islamiyah merupakan satu unit tentara khusus yang terlibat dalam konflik agama di Poso, Sulawesi Tengah di tahun 2000 silam dan konflik bernuansa SARA di Ambon tahun 2011 yang lalu.

(Baca Juga: Eks Napi Teroris Ini Beberkan Keterlibatannya di Bom Bali 1)

Seperti diketahui, Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I) adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, walaupun jaraknya cukup berjauhan.

Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005.

(Baca Juga: Sumber pendanaan teroris mulai menyusut)

Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.
(ymn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2738 seconds (0.1#10.140)