Kisruh FPI-Polisi, Cak Nun: Masing-masing Merasa Benar, Tak Ada Dialog
loading...
A
A
A
JAKARTA - Budayawan dan cendekiawan muslim, Emha Ainun Najib atau bisa disapa Cak Nun memberikan pendapatnya perihal kegaduhan yang kini melibatkan organisasi kemasyarakatan Front Pembela Islam (FPI) dengan kepolisian.
Hal itu seiring peristiwa tewasnya enam anggota Laskar FPI yang ditembak Polisi pada Senin (7/12/2020) dini hari.
Menurut Cak Nun, hal itu dilandasi pemahaman kedua belah pihak yang merasa benar, dan polemik ini akan semakin diperparah dengan tak adanya dialog antar keduanya.
“Masing-masing merasa benar dan baik, sehingga wajib memerangi yang ingkar dan hipokrit. Masing-masing sudah pasang kuda-kuda. Sudah terpojok oleh ammarah bis-su`i, sudah mangkel dan dendam hati ini, sudah mentog, nggak ada dialog-dialog,” ujar Cak Nun dikutip melalui situs resminya caknun.com, Sabtu (12/12/2020).( )
Kedua belah pihak, kata Cak Nun, sudah memiliki pola pikir dan dasar argumentasinya masing-masing untuk berbenturan satu sama lain, dengan landasan nilai yang diyakini.
“Ini bukan soal persatuan dan kesatuan. Kita ini tidak inklusif. Masing-masing kelompok kepentingan di antara kita ini eklusif. Ini bukan nasionalisme. Ini bukan kebersamaan dan keutuhan untuk masa depan. Ini bukan kemashlahatan seluruh rakyat,” ujarnya.
“Ini masalah sakit hati dan penyerangan. Ini soal dendam dan pembalasan. Kita bukan malaikat, kita manusia biasa. Takdir utama makhluk manusia adalah potensi hasad, manusia itu tidak normal kalau tak bermuatan kesalahan dan kelalaian,” lanjut Cak Nun.( )
Sebelumnya, Cak Nun mengusulkan solusi dari permasalahan yang kini melibatkan aparat kepolisian dengan FPI. Dia mendukung pertemuan serta dialog empat mata Jokowi dengan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Hal itu seiring peristiwa tewasnya enam anggota Laskar FPI yang ditembak Polisi pada Senin (7/12/2020) dini hari.
Menurut Cak Nun, hal itu dilandasi pemahaman kedua belah pihak yang merasa benar, dan polemik ini akan semakin diperparah dengan tak adanya dialog antar keduanya.
“Masing-masing merasa benar dan baik, sehingga wajib memerangi yang ingkar dan hipokrit. Masing-masing sudah pasang kuda-kuda. Sudah terpojok oleh ammarah bis-su`i, sudah mangkel dan dendam hati ini, sudah mentog, nggak ada dialog-dialog,” ujar Cak Nun dikutip melalui situs resminya caknun.com, Sabtu (12/12/2020).( )
Kedua belah pihak, kata Cak Nun, sudah memiliki pola pikir dan dasar argumentasinya masing-masing untuk berbenturan satu sama lain, dengan landasan nilai yang diyakini.
“Ini bukan soal persatuan dan kesatuan. Kita ini tidak inklusif. Masing-masing kelompok kepentingan di antara kita ini eklusif. Ini bukan nasionalisme. Ini bukan kebersamaan dan keutuhan untuk masa depan. Ini bukan kemashlahatan seluruh rakyat,” ujarnya.
“Ini masalah sakit hati dan penyerangan. Ini soal dendam dan pembalasan. Kita bukan malaikat, kita manusia biasa. Takdir utama makhluk manusia adalah potensi hasad, manusia itu tidak normal kalau tak bermuatan kesalahan dan kelalaian,” lanjut Cak Nun.( )
Sebelumnya, Cak Nun mengusulkan solusi dari permasalahan yang kini melibatkan aparat kepolisian dengan FPI. Dia mendukung pertemuan serta dialog empat mata Jokowi dengan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
(dam)