JK Tegaskan DMI Menolak Masjid Dijadikan Tempat Seruan Jihad

Selasa, 01 Desember 2020 - 15:21 WIB
loading...
JK Tegaskan DMI Menolak Masjid Dijadikan Tempat Seruan Jihad
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK) menolak secara tegas masjid dijadikan tempat menyerukan jihad. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) , Jusuf Kalla (JK) menolak secara tegas masjid dijadikan tempat menyerukan jihad . Hal ini disampaikan JK merespons aktivitas sejumlah orang di dalam masjid yang menambah seruan azan dengan kalimat jihad yang harus diluruskan.

"Adzan hayya alal jihad itu keliru, harus diluruskan. DMI menyatakan secara resmi menolak hal-hal seperti itu. Masjid jangan dijadikan tempat untuk kegiatan yang menganjurkan pertentangan," ujar JK dalam rapat webinar dengan seluruh pengurus DMI se-Indonesia, dan juga pemuda-remaja masjid, Selasa (1/12/2020). (Baca juga: Viral Plesetkan Azan Jadi Seruan Jihad, IPW: Polri Perlu Turun Tangan)

Seperti diketahui, telah beredar video yang merekam sekelompok orang di masjid melafadskan adzan dengan tambahan kata jihad. Video menimbulkan keresahan karena masjid jadi tempat ajakan berjihad.

Menurut JK, pengertian jihad jangan dijadikan seruan untuk membunuh, membom, atau saling mematikan. Sebab jihad mengajak membunuh seperti kejadian di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah merupakan pelanggaran yang luar biasa yang harus dihukum oleh negara.

Namun JK menjelaskan, jihad tidak selamanya bermakna negatif karena menuntut ilmu atau berdakwa juga bisa diartikan berjihad. Sehingga kalau mau berjihad, dapat dilakukan dalam menuntut ilmu atau berdakwa.

Sementara itu, Wakil Sekjen MUI KH Manan Ghani mengatakan jihad bermakna melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu dia menganjurkan ajakan jihad untuk kebaikan yang bermanfaat bagi banyak orang.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, KH Masdar Masudi menjelaskan bahwa mengubah adzan dengan ajakan jihad tidak dapat dibenarkan. Tetapi menurut dia, jihad tidak selamanya terkait dengan perang, namun bisa jihad untuk memerangi kemiskinan.

Wakil Ketua Umum DMI Syafruddin mengingatkan kepada para pengurus DMI dan pemuda masjid agar tetap mewaspadai masalah keamanan. Dia juga mengingatkan banyaknya hoaks yang beredar sehingga pengurus jangan mudah terpengaruh tetapi harus mengonfirmasi dan meluruskan.

Pada kesempatan tersebut, JK juga mengingatkan agar para pengurus DMI tetap mempertahankan kedisiplinan dalam menghadapi penyebaran virus Corona. Sebab hingga saat ini, masjid sudah melaksanakan salat lima waktu berjamaah.

JK juga meminta pengurus masjid agar tetap menjaga netralitas masjid dalam pilkada serentak yang akan belangsung 9 Desember 2020. Meskipun pilihan umat berbeda namun tetap satu sebagai jamaah dalam satu masjid.

"DMI sejak awal sudah memastikan masjid tidak bisa dijadikan tempat kampanye, sesuai dengan prinsip DMI dan undang-undang. Kita harus menjaga masjid, tidak boleh membawa masalah perbedaan pilihan ke masjid," papar JK. (Baca juga:PP Muhammadiyah Belum Temukan Hadits Soal Seruan Jihad lewat Azan)

Hadir mendampingi mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 dalam webinar di Kantor DMI, antara lain Wakil Ketua Umum DMI, yang juga mantan Wakapolri, H Syafruddin, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, KH Masdar Masudi, Wakil Sekjen MUI, KH Manan Abdul Ghani, Sekjen DMI, Imam Addaruquthni, dan Ketua Umum BKPRMI Said Al Idrus.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1387 seconds (0.1#10.140)