Ada Kebencian di Cebong, Kampret, dan Kadrun, Masih Mau Gunakan Istilah Itu?

Selasa, 24 November 2020 - 11:27 WIB
loading...
Ada Kebencian di Cebong, Kampret, dan Kadrun, Masih Mau Gunakan Istilah Itu?
Istilah cebong dan kampret sudah tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat Indonesia. Dua kata itu menjadi populer saat menjelang dan pasca Pilpres 2019. Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kata cebong dan kampret sudah tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat Indonesia. Dua kata itu menjadi populer saat menjelang dan pasca Pilpres 2019 .

Cebong dan kampret digunakan oleh pendukung pasangan capres-cawapres 2019 untuk menyebut pendukungan pasangan lain. Kata Cebong disematkan kepada pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Sebaliknya, pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diberikan julukan kampret.

Perang cebong-kampret sengit di media sosial. Bahkan sampai saat ini. Istilah baru muncul Pasca Pilpres 2020, yakni kadrun yang merupakan singkatan kadal gurun. Istilah ini digunakan untuk mengolok-olak orang yang dianggap tidak mendukung Pemerintah Jokowi-Ma'ruf.

Penggunaan istilah-istilah ini disoroti oleh pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio. Melalui akun Twitternya @satriohendri, dia menegaskah sudah lama tidak menggunakan istilah-istilah tersebut karena dinilainya mengandung kebencian.

Dia mengajak untuk tidak menggunakan istilah cebong, kampret, dan kadrun. Menurut dia, penggunaan kata tersebut adalah penyakit yang harus dihindari.

"Sudah lama saya berhenti gunakan kata 'cebong' dan 'Kampret' dalam diskusi bahkan saya tidak pernah menggunakan kata 'kadrun' saat diskusi, sebab kata 'cebong', 'kampret', 'kadrun' ini adalah simbol kebencian. Kebencian itu menyakitkan dan penyakit mesti dihindari, yuk! #Hensat," kata Hendri melalui akun Twitternya, Selasa 24 November 2020.( )

Pernyataan Hendri ditanggapi banyak komentar. Salah satunya Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahniel Anzar Simanjuntak. (Baca Juga: Jokowi-Prabowo Sepakat Tak Ada Lagi Istilah Cebong-Kampret)

Dahniel mengatakan, sejak kampanye Pilpres 2019 hingga sekarang tidak pernah menggunakan istilah tersebut.

"Kakak Hendri, bahkan saya ketika kampanye sampai dengan hari ini berkomitmen tidak pernah menggunakan kata itu, karena memang mengandung sikap merawat benci. Sayangnya, ada yang memang mau merawat benci," ujar Dahnil melalui akun Twitternya, @Dahnilanzar.( Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024 )
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2295 seconds (0.1#10.140)