Panglima TNI Sebut Negara Perlu Atur Kehidupan Dunia Maya, Rizal Ramli: Kejauhan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menyebutkan bahwa terlalu jauh jika negara dalam hal ini Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) untuk mengurusi dinamika kehidupan masyarakat sipil yang terjadi di media sosial ( medso s).
”Mas Hadi,, Panglima TNI,, ini mah sudah kejauhan. Bukan tugas TNI ngatur dinamika masyarakat sipil. TNI perlu siapkan counter cyber war, untuk hadapi ancaman perang cyber dari negara2 lain. Bukan cawe2 urusan sipil,, aya2 wae Mas Hadi,” cuit Rizal Ramli melalui akun Twitter dikutip, Senin (23/11/2020). (Baca juga: Panglima TNI Akui Medsos Kerap Dimanfaatkan untuk Propaganda)
Pernyataan Rizal Ramli itu diungkapkan untuk mengomentari pernyataan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang mengatakan bahwa ancaman separatisme dengan propaganda untuk memisahkan diri dari NKRI saat ini marak terjadi di medsos.
Menurutnya, aksi separatisme saat ini tidak hanya berupa pemberontakan bersenjata tetapi sudah berkembang melalui kampanye internasional dengan memanfaatkan medsos di dunia maya. (Ikuti survei sindonews tentang calon presiden 2024: https://forms.gle/ 91q5H3Xcd9xUgPqm6 )
Hal ini disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat menjadi pembicara dalam acara 'Webinar Pelatihan Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya, di Jakarta, Sabtu (21/11/2020).
Hadi menjelaskan negara perlu mengatur kehidupan dunia maya karena sudah menjadi arena baru dalam kehidupan sosial. "Medsos lahir dari adanya dunia maya. Seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan lainnya ternyata dapat pula dijadikan alat komunikasi politik," katanya.
"Negara perlu atur kehidupan dunia maya, terlebih disadari bahwa dunia maya punya implikasi serupa dunia nyata, bahkan lebih luas. Semua yang ada di dunia nyata ada di dunia maya," katanya. (Baca juga: Panglima TNI: Tema Propaganda Dulu Kini Berganti Trending Topic)
Dia menambahkan medsos telah dijadikan media propaganda. "Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf," kata Hadi dalam keterangan tertulisnya.
”Mas Hadi,, Panglima TNI,, ini mah sudah kejauhan. Bukan tugas TNI ngatur dinamika masyarakat sipil. TNI perlu siapkan counter cyber war, untuk hadapi ancaman perang cyber dari negara2 lain. Bukan cawe2 urusan sipil,, aya2 wae Mas Hadi,” cuit Rizal Ramli melalui akun Twitter dikutip, Senin (23/11/2020). (Baca juga: Panglima TNI Akui Medsos Kerap Dimanfaatkan untuk Propaganda)
Pernyataan Rizal Ramli itu diungkapkan untuk mengomentari pernyataan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang mengatakan bahwa ancaman separatisme dengan propaganda untuk memisahkan diri dari NKRI saat ini marak terjadi di medsos.
Menurutnya, aksi separatisme saat ini tidak hanya berupa pemberontakan bersenjata tetapi sudah berkembang melalui kampanye internasional dengan memanfaatkan medsos di dunia maya. (Ikuti survei sindonews tentang calon presiden 2024: https://forms.gle/
Hal ini disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat menjadi pembicara dalam acara 'Webinar Pelatihan Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya, di Jakarta, Sabtu (21/11/2020).
Hadi menjelaskan negara perlu mengatur kehidupan dunia maya karena sudah menjadi arena baru dalam kehidupan sosial. "Medsos lahir dari adanya dunia maya. Seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan lainnya ternyata dapat pula dijadikan alat komunikasi politik," katanya.
"Negara perlu atur kehidupan dunia maya, terlebih disadari bahwa dunia maya punya implikasi serupa dunia nyata, bahkan lebih luas. Semua yang ada di dunia nyata ada di dunia maya," katanya. (Baca juga: Panglima TNI: Tema Propaganda Dulu Kini Berganti Trending Topic)
Dia menambahkan medsos telah dijadikan media propaganda. "Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf," kata Hadi dalam keterangan tertulisnya.
(kri)