Mengingat Perjuangan Palestina untuk Pengakuan Kemerdekaan RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang Mufti Palestina , Muhammad Amin Al Husaini salahsatu tokoh yang disegani dan ikut andil dalam pengakuan kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan Muhammad Amin Al Husaini bersafari kesejumlah negara Timur Tengah untuk pengakuan negara Indonesia.
Menurut aktivis dan pendiri International Networking for Humanitarian (INH) Muhammad Husein, pengakuan kemerdekaan bangsa Indonesia ini tak lepas dari andil bangsa Palestina. "Kaum muda harus ingat perjuangan yang dilakukan warga Palestina untuk membantu kemerdekaan Republik Indonesia," katanya dalam kegiatan webinar nasional yang diselenggarakan INH pada Sabtu (20/11/2020). (Baca: Pengadilan Italia: Yerusalem Bukan Ibu Kota Israel)
Salah satunya adalah perjuangan mufti Palestina Muhammad Amin Al Husaini. Ia tidak hanya mengakui kemerdekaan Indonesia pertama kali, namun ia juga safari ke berbagai negara Timur Tengah untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.
"Beliau adalah mufti besar, dengan semangatnya bepergian ke negara-negara timur tengah lainnya untuk mengakui kemerdekaan Indonesia sangat luar biasa," tegas Husein dalam webinar bertema "Mengenal Lebih Dekat Masjid Al-Aqsha".
Selain Syeikh Amin Al Husaini, langkah serupa juga dilakukan Muhammad Taher Ali, saudagar kaya Palestina dan juga seorang jurnalis. Taher Ali mengambil seluruh kekayaannya yang di simpan di bank dan disedekahkan untuk perjuangan rakyat Indonesia saat itu.
Husein mengatakan, jika masih ada Bangsa Indonesia berkata "tidak perlu jauh-jauh bantu Palestina, di Indonesia saja masih banyak yang susah", maka menurut Husein orang tersebut tidak memahami sejarah perjuangan dan urgensi kisah itu. "Sebagai rakyat Indonesia, kita harusnya malu dengan ucapan tersebut," ucap Husein. (Baca juga: 10 Perempuan Pejuang di Palagan Perang Dunia)
Pada webinar tersebut, hadir pula ulama atau dai asal Gaza Palestina, syeikh Anas Al-Mashri. Ia mengatakan, masjid Al-Aqsha sebagai situs mulia umat Islam seluruh dunia, bukan hanya milik Palestina saja.
Dalam kesempatan itu, Syeikh Anas menceritakan kisah Maemunah saat meminta fatwa kepada Rasulullah SAW terkait Masjid Al-Aqsha. Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan Abu Daud menjelaskan tentang apa yang bisa kita lakukan untuk memakmurkan masjid Al-Aqsha dan relevan untuk kondisi saat ini.
“Datangilah dan salatlah di sana. Bila engkau tidak bisa datang ke sana untuk menjalankan salat di dalamnya, maka kirimkan minyak untuk menerangi lampu-lampunya” (HR Abu Daud)," kutip Syeikh Anas yang menjelaskan maksud dari minyak adalah hadiah dari kita umat Islam. menurutnya, hadiah itu bisa berupa sedekah untuk ikut memperjuangkan pembebasan masjid Al-Aqsha di dalamnya.
Selain syeikh Anas, Penasehat INH yang juga seorang dai aktif di tanah air, DR. Sahlan Damiri menjelaskan tentang asal muasal Masjid Al-Aqsha dan sifat-sifat bani Israel yang dijelaskan dalam Al-Quran sebagai suatu kaum yang akan merusak di muka bumi. (Baca juga: Tangani Habib Rizieq dan FPI Gunakan TNI, Andi Arief: Negara Kalah)
"Hal ini dibuktikan oleh firman Allah dalam Al Quran sendiri yang mengatakan Bani Israel ini membuat kerusakan di muka bumi, jadi bukan hal yang bisa di debat lagi," katanya. Penjajahan Palestina, menurut Sahlan merupakan salah satu wujud dari pembuktian tersebut. (RA)
Menurut aktivis dan pendiri International Networking for Humanitarian (INH) Muhammad Husein, pengakuan kemerdekaan bangsa Indonesia ini tak lepas dari andil bangsa Palestina. "Kaum muda harus ingat perjuangan yang dilakukan warga Palestina untuk membantu kemerdekaan Republik Indonesia," katanya dalam kegiatan webinar nasional yang diselenggarakan INH pada Sabtu (20/11/2020). (Baca: Pengadilan Italia: Yerusalem Bukan Ibu Kota Israel)
Salah satunya adalah perjuangan mufti Palestina Muhammad Amin Al Husaini. Ia tidak hanya mengakui kemerdekaan Indonesia pertama kali, namun ia juga safari ke berbagai negara Timur Tengah untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.
"Beliau adalah mufti besar, dengan semangatnya bepergian ke negara-negara timur tengah lainnya untuk mengakui kemerdekaan Indonesia sangat luar biasa," tegas Husein dalam webinar bertema "Mengenal Lebih Dekat Masjid Al-Aqsha".
Selain Syeikh Amin Al Husaini, langkah serupa juga dilakukan Muhammad Taher Ali, saudagar kaya Palestina dan juga seorang jurnalis. Taher Ali mengambil seluruh kekayaannya yang di simpan di bank dan disedekahkan untuk perjuangan rakyat Indonesia saat itu.
Husein mengatakan, jika masih ada Bangsa Indonesia berkata "tidak perlu jauh-jauh bantu Palestina, di Indonesia saja masih banyak yang susah", maka menurut Husein orang tersebut tidak memahami sejarah perjuangan dan urgensi kisah itu. "Sebagai rakyat Indonesia, kita harusnya malu dengan ucapan tersebut," ucap Husein. (Baca juga: 10 Perempuan Pejuang di Palagan Perang Dunia)
Pada webinar tersebut, hadir pula ulama atau dai asal Gaza Palestina, syeikh Anas Al-Mashri. Ia mengatakan, masjid Al-Aqsha sebagai situs mulia umat Islam seluruh dunia, bukan hanya milik Palestina saja.
Dalam kesempatan itu, Syeikh Anas menceritakan kisah Maemunah saat meminta fatwa kepada Rasulullah SAW terkait Masjid Al-Aqsha. Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan Abu Daud menjelaskan tentang apa yang bisa kita lakukan untuk memakmurkan masjid Al-Aqsha dan relevan untuk kondisi saat ini.
“Datangilah dan salatlah di sana. Bila engkau tidak bisa datang ke sana untuk menjalankan salat di dalamnya, maka kirimkan minyak untuk menerangi lampu-lampunya” (HR Abu Daud)," kutip Syeikh Anas yang menjelaskan maksud dari minyak adalah hadiah dari kita umat Islam. menurutnya, hadiah itu bisa berupa sedekah untuk ikut memperjuangkan pembebasan masjid Al-Aqsha di dalamnya.
Selain syeikh Anas, Penasehat INH yang juga seorang dai aktif di tanah air, DR. Sahlan Damiri menjelaskan tentang asal muasal Masjid Al-Aqsha dan sifat-sifat bani Israel yang dijelaskan dalam Al-Quran sebagai suatu kaum yang akan merusak di muka bumi. (Baca juga: Tangani Habib Rizieq dan FPI Gunakan TNI, Andi Arief: Negara Kalah)
"Hal ini dibuktikan oleh firman Allah dalam Al Quran sendiri yang mengatakan Bani Israel ini membuat kerusakan di muka bumi, jadi bukan hal yang bisa di debat lagi," katanya. Penjajahan Palestina, menurut Sahlan merupakan salah satu wujud dari pembuktian tersebut. (RA)
(ysw)