Tantangan Tenaga Kesehatan di Era Industri 4.0 melalui Artificial Intelligence dalam Menghadapi Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagai rangkaian kegiatan Hari Kesehatan Nasional ke-56, 12 November 2020 lalu, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat melaksanakan Jambore Virtual Bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan tingkat Pertama di seluruh Indonesia pada Sabtu (14/11/20), dan dibuka oleh Menteri Kesehatan LetJen (Pur.) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. (K) via daring.
Melalui pesan pembukanya Terawan mengingatkan pentingnya membangun kesadaran seluruh masyarakat agar tahu, mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat. Terawan menjelaskan pemerintah telah berupaya memenuhi segala macam sumberdaya yang dibutuhkan dan tenaga kesehatan terus bahu membahu melakukan rangkaian 3T, yakni tracing, testing, dan treatment dengan massif.
Juga mengedukasi masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan untuk melindungi diri, keluarga, masyarakat dan bangsa dari pandemi Covid-19. Untuk itu tenaga kesehatan dan masyarakat diminta disiplin jalankan protokol kesehatan, demi mencegah keterpaparan Covid-19. Sekuat apapun upaya pemerintah tidak akan cukup bila tidak didukung masyarakat dengan mematuhi protokol kesehatan.
“Saya mengapresiasi tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama yang telah berdedikasi tinggi berjuang menyelamatkan bangsa dari pandemi Covid-19,” ucap Terawan menutup pesannya.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Kesehatan Masyarakat, dr. Kirana Pritasari, MQIH didampingi Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes, Direktur Kesehatan Keluarga, dr. Erna Mulati, M.Sc (CMFM), Direktur Kesehatan Lingkungan, dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO, dan Direktur Gizi Masyarakat, Dr. RR. Dhian Probhoyekti, SKM, MA menjadi narasumber dalam kegiatan Jambore Virtual tersebut.
“Kita harus terus menerus mengupayakan agar masyarakat menyadari masalah yang di hadapi, dan mencarikan solusinya,” tutur Kirana mengawali pengalamannya selama 30 tahun lebih menjadi tenaga Kesehatan. “Dibutuhkan pastisipasi masyarakat dalam merubah perilaku hidup bersih dan sehat,” tambahnya.
Selanjutnya Kirana mengajak tenaga kesehatan di Puskesmas sebagai tenaga terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat untuk dapat mengedukasi di tengah pandemi, agar tetap aman, sehat dan tetap produktif.
Di tempat yang sama, Direktur Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Riskiyana menjelaskan tenaga kesehatan di Era sekarang berada di tengah industry 4.0, artinya mulailah beralih dari kuratif kepada upaya promotif dan preventif melalui artificial intelligence (kecerdasan buatan) di tengah pandemi Covid-19.
Riskiyana mengungkapkan upaya tenaga kesehatan dalam alih teknologi sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan mutu dan mempunyai daya saing terutama dalam menghadapi pandemi saat ini.
Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) memaparkan Peran Tenaga Promosi Kesehatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.
Sebagai organisasi profesi Dr. Rita Damayanti, MSPH, lebih jauh mengungkapkan pada awal pandemi semua dibebankan di Rumah Sakit. "Sehingga kita harus melakukan flattening the curve (meratakan kurva) dengan menekan penularan supaya rumah sakit tidak kewalahan dan menempatkan Promosi Kesehatan di garda terdepan,” paparnya.
“Karena itulah PPPKMI mendukung Puskesmas melalui Pemantauan pada ODP dan PDP (istilah saat itu), melakukan layanan dasar, menjangkau kelompok 4 atau kelompok marginal untuk pencegahan Covid-19, dan terlibat dalam gugus tugas Covid-19, dengan pembekalan, pelayanan, edukasi, komunikasi dan sosialisasi,” pungkasnya.
Melalui pesan pembukanya Terawan mengingatkan pentingnya membangun kesadaran seluruh masyarakat agar tahu, mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat. Terawan menjelaskan pemerintah telah berupaya memenuhi segala macam sumberdaya yang dibutuhkan dan tenaga kesehatan terus bahu membahu melakukan rangkaian 3T, yakni tracing, testing, dan treatment dengan massif.
Juga mengedukasi masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan untuk melindungi diri, keluarga, masyarakat dan bangsa dari pandemi Covid-19. Untuk itu tenaga kesehatan dan masyarakat diminta disiplin jalankan protokol kesehatan, demi mencegah keterpaparan Covid-19. Sekuat apapun upaya pemerintah tidak akan cukup bila tidak didukung masyarakat dengan mematuhi protokol kesehatan.
“Saya mengapresiasi tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama yang telah berdedikasi tinggi berjuang menyelamatkan bangsa dari pandemi Covid-19,” ucap Terawan menutup pesannya.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Kesehatan Masyarakat, dr. Kirana Pritasari, MQIH didampingi Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes, Direktur Kesehatan Keluarga, dr. Erna Mulati, M.Sc (CMFM), Direktur Kesehatan Lingkungan, dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO, dan Direktur Gizi Masyarakat, Dr. RR. Dhian Probhoyekti, SKM, MA menjadi narasumber dalam kegiatan Jambore Virtual tersebut.
“Kita harus terus menerus mengupayakan agar masyarakat menyadari masalah yang di hadapi, dan mencarikan solusinya,” tutur Kirana mengawali pengalamannya selama 30 tahun lebih menjadi tenaga Kesehatan. “Dibutuhkan pastisipasi masyarakat dalam merubah perilaku hidup bersih dan sehat,” tambahnya.
Selanjutnya Kirana mengajak tenaga kesehatan di Puskesmas sebagai tenaga terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat untuk dapat mengedukasi di tengah pandemi, agar tetap aman, sehat dan tetap produktif.
Di tempat yang sama, Direktur Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Riskiyana menjelaskan tenaga kesehatan di Era sekarang berada di tengah industry 4.0, artinya mulailah beralih dari kuratif kepada upaya promotif dan preventif melalui artificial intelligence (kecerdasan buatan) di tengah pandemi Covid-19.
Riskiyana mengungkapkan upaya tenaga kesehatan dalam alih teknologi sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan mutu dan mempunyai daya saing terutama dalam menghadapi pandemi saat ini.
Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) memaparkan Peran Tenaga Promosi Kesehatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.
Sebagai organisasi profesi Dr. Rita Damayanti, MSPH, lebih jauh mengungkapkan pada awal pandemi semua dibebankan di Rumah Sakit. "Sehingga kita harus melakukan flattening the curve (meratakan kurva) dengan menekan penularan supaya rumah sakit tidak kewalahan dan menempatkan Promosi Kesehatan di garda terdepan,” paparnya.
“Karena itulah PPPKMI mendukung Puskesmas melalui Pemantauan pada ODP dan PDP (istilah saat itu), melakukan layanan dasar, menjangkau kelompok 4 atau kelompok marginal untuk pencegahan Covid-19, dan terlibat dalam gugus tugas Covid-19, dengan pembekalan, pelayanan, edukasi, komunikasi dan sosialisasi,” pungkasnya.
(alf)