Gatot Nurmantyo Tak Datang ke Istana: Jaga Jarak atau Cari Simpati Publik?

Kamis, 12 November 2020 - 10:16 WIB
loading...
Gatot Nurmantyo Tak Datang ke Istana: Jaga Jarak atau Cari Simpati Publik?
Mantan Panglima TNI Jenderal Purn TNI Gatot Nurmantyo (kiri) saat berbincang akrab dengan Panglima Angkatan Bersenjata Singapura Letnan Jenderal Perry Lim. Foto/SINDOnews/Dwi Sasongko
A A A
JAKARTA - Mantan Panglima TNI Jenderal Purn Gatot Nurmantyo tidak memenuhi undangan negara untuk menerima penghargaan tanda jasa Bintang Mahaputra di Istana Negara, Rabu 11 November 2020.

Ketidakhadiran pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah 13 Maret 1960 itu pun menuai tanda tanya.

Pasalnya, Gatot Nurmantyo merupakan salah satu Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) alias pihak yang selama ini dikesankan berseberangan dengan Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Apalagi sebelumnya beberapa aktivis KAMI seperti Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat pun masih ditahan Kepolisian.(Baca Juga: Sejak Awal Gatot Nurmantyo Dingin Tanggapi Pemberian Bintang Mahaputera)

Ketua Komite Eksekutif KAMI, Ahmad Yani pun sempat mau "diangkut" aparat kepolisian dari kantornya, Jalan Matraman Raya Nomor 64 sekitar pukul 19.30 WIB Senin 19 Oktober 2020.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin
Ujang Komarudin dan Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Kunto Adi Wibowo memiliki pendapat mengenai ketidakhadiran Gatot Nurmantyo (GN) di acara penganugerahan Bintang Mahaputra hari ini.

"Itu hak GN. Dan kita semua harus menghargai keputusan tersebut. Mungkin saja GN kecewa atas jalannya pemerintahan saat ini," ujar Ujang Komarudin kepada SINDOnews, Rabu 11 November 2020.

Ujang menambahkan, mungkin juga Gatot sedang mengikuti arah angin dan ingin bersama rakyat. Kata Ujang, rakyat saat ini banyak yang kecewa terhadap pemerintah. "Nah GN sedang menyamakan frekuensi dan chemistry dengan rakyat," ujar Ujang Komarudin yang juga sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini.

Selain itu, kata Ujang, bisa juga Gatot ingin meraih simpati publik. Dia menuturkan, Gatot tahu rakyat banyak yang tak suka dengan kinerja pemerintah. Kalau menerima pemberian penghargaan dari pemerintah akan dianggap bermain mata dengan pemerintah.

"Tapi apa pun alasan Gatot Nurmantyo seperti yang ada dalam suratnya itu. Itu akan menjadi simbol bahwa Gatot tetap akan ada di barisan oposisi bersama rakyat. Itu pilihan politik," kata Ujang.( )
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1497 seconds (0.1#10.140)