Habib Rizieq dan Kursi Kosong Pimpinan Oposisi
loading...
A
A
A
Kembalinya Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab ( HRS ) dipercaya akan kembali mengairahkan jagat politik tanah air. HRS dinilai menjadi sosok tepat untuk mengisi kursi pimpinan oposisi yang kosong setelah Gerindra resmi bergabung ke koalisi pemerintah.
Gerakan oposisi di tanah air memang seakan meredup setelah secara mengejutkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto memutuskan bergabung ke koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Gerbong oposisi kian tanpa arah, setelah HRS memutuskan bermukim di Arab Saudi. Berbagai kritikan terkait penanganan wabah Covid-19 dan pembahasan Omnibus Law yang disuarakan sejumlah kalangan masyarakat sipil misalnya belum menemukan momentum tepat untuk memberikan tekanan berat kepada pemerintah. Buktinya Omnibus Law dengan berbagai kelemahan mendasar, tetap disahkan dengan menjadi undang-undang. Pun dengan penanganan Covid-19 yang tidak maksimal seiring rendahnya tingkat tracing dan testing, tetap tanpa tekanan.
Kehadiran HRS dinilai akan mengembalikan kontrol pemerintah ke jalan yang benar. Dengan massa militan dan balutan teks-teks agama, seruan oposisi HRS dinilai bakal lebih berbobot memberikan tekanan kepada pemerintah. Apalagi sejumlah tokoh politik dan pimpinan partai politik dengan jumlah kursi kecil di parlemen mengamini peran HRS sebagai oposisi ulung.
" Habib Rizieq jelas seorang ulama besar, beliau sangat dicintai oleh umat dan sekarang beliau pulang ke Indonesia. Saya kira beliau akan mengobarkan kembali dan kehadiran beliau mudah-mudahan akan menegaskan kembali tentang peran ulama untuk mencintai Indonesia, menjaga kemerdekaan Indonesia, untuk memastikan Indonesia tidak dijajah Belanda seperti dulu atau penjajahan apa pun juga," ujar Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid. (Baca Juga: Habib Rizieq (Baca Juga : Habib Rizieq: Kami Tetap Akan Berdiri Paling Depan Bela Umat, Itu Sudah Tekad)
Kendati demikian HRS diminta berhati-hati dalam menjalankan misinya dalam membela umat. Jangan sampai dia dan kelompok pendukungnya dimanfaatkan secara sepihak oleh tokoh dan pimpinan partai politik. Dengan jumlah massa pengikut HRS tentu saja dilirik oleh banyak tokoh politik maupun partai politik. Dukungan electoral dan militansi sikap pengikut HRS dinilai menjadi keuntungan besar bagi tokoh politik maupun partai politik yang bisa merangkul imam besar FPI tersebut. "Intinya sebagai tokoh agama, HRS jangan mau dimanfaatkan oleh kelompok politik untuk kepentingan politik," ujar Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio.
Gerakan oposisi di tanah air memang seakan meredup setelah secara mengejutkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto memutuskan bergabung ke koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Gerbong oposisi kian tanpa arah, setelah HRS memutuskan bermukim di Arab Saudi. Berbagai kritikan terkait penanganan wabah Covid-19 dan pembahasan Omnibus Law yang disuarakan sejumlah kalangan masyarakat sipil misalnya belum menemukan momentum tepat untuk memberikan tekanan berat kepada pemerintah. Buktinya Omnibus Law dengan berbagai kelemahan mendasar, tetap disahkan dengan menjadi undang-undang. Pun dengan penanganan Covid-19 yang tidak maksimal seiring rendahnya tingkat tracing dan testing, tetap tanpa tekanan.
Kehadiran HRS dinilai akan mengembalikan kontrol pemerintah ke jalan yang benar. Dengan massa militan dan balutan teks-teks agama, seruan oposisi HRS dinilai bakal lebih berbobot memberikan tekanan kepada pemerintah. Apalagi sejumlah tokoh politik dan pimpinan partai politik dengan jumlah kursi kecil di parlemen mengamini peran HRS sebagai oposisi ulung.
" Habib Rizieq jelas seorang ulama besar, beliau sangat dicintai oleh umat dan sekarang beliau pulang ke Indonesia. Saya kira beliau akan mengobarkan kembali dan kehadiran beliau mudah-mudahan akan menegaskan kembali tentang peran ulama untuk mencintai Indonesia, menjaga kemerdekaan Indonesia, untuk memastikan Indonesia tidak dijajah Belanda seperti dulu atau penjajahan apa pun juga," ujar Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid. (Baca Juga: Habib Rizieq (Baca Juga : Habib Rizieq: Kami Tetap Akan Berdiri Paling Depan Bela Umat, Itu Sudah Tekad)
Kendati demikian HRS diminta berhati-hati dalam menjalankan misinya dalam membela umat. Jangan sampai dia dan kelompok pendukungnya dimanfaatkan secara sepihak oleh tokoh dan pimpinan partai politik. Dengan jumlah massa pengikut HRS tentu saja dilirik oleh banyak tokoh politik maupun partai politik. Dukungan electoral dan militansi sikap pengikut HRS dinilai menjadi keuntungan besar bagi tokoh politik maupun partai politik yang bisa merangkul imam besar FPI tersebut. "Intinya sebagai tokoh agama, HRS jangan mau dimanfaatkan oleh kelompok politik untuk kepentingan politik," ujar Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio.
(war)