KBRI London dan NU Inggris Siapkan Skema Diplomasi Sains

Kamis, 05 November 2020 - 19:06 WIB
loading...
KBRI London dan NU Inggris...
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (NU) United Kingdom bersama KBRI London, menggandeng Perhimpunan Pelajar Indonesia United Kingdom (PPI UK) menggelar diskusi bersama. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Melimpahnya diaspora Indonesia di pelbagai negara merupakan potensi besar. Gagasan, ide dan keahlian mereka akan sangat bermanfaat untuk Indonesia dan dunia, jika terkonsolidasi dan terkomunikasikan secara reguler. Tantangan pandemi dan beragam problem nasional-global, juga membutuhkan peran saintis dan ilmuan untuk merumuskan kebijakan yang tepat sasaran.

Untuk itu, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (NU) United Kingdom bersama KBRI London, menggandeng Perhimpunan Pelajar Indonesia United Kingdom (PPI UK) menggelar diskusi bersama. Diskusi ini, bertajuk "Science Diplomacy: Peran Diaspora Indonesia di UK-Eropa", pada Sabtu,7 November 2020, pukul 17.00-18.30 WIB atau 10.00-11.30 GMT. (Baca juga: Kolaborasi Riset, UI Inisiasi Pertemuan Peneliti UI dan Dispora Indonesia)

Agenda diskusi ini dimoderatori oleh Sekretaris PCI Nahdlatul Ulama United Kingdom Munawir Aziz, dengan narasumber Counsellor Penerangan dan Sosial Budaya KBRI London Hartyo Harkomoyo, Essex University UK & Khalifa University UEA Prof. Hadi Susanto, Nottingham University Bagus Muljadi, Ph.D, dan Ketua PPI UK Gatot Subroto. (Baca juga: Ribuan Nahdliyin Hadiri Silaturahim NU Sedunia di Mekkah)

Diskusi Science-Diplomacy ini akan dilanjutkan dengan serial diskusi, FGD hingga penyiapan road-map diplomasi sains. Ke depan, diharapkan para ilmuan dari diaspora Indonesia lintas organisasi dapat saling memberi kontribusi sekaligus juga memberi sumbangsih untuk analisa kebijakan pemerintah Indonesia.

Counsellor Penerangan dan Sosial Budaya KBRI London Hartyo Harkomoyo mengungkapkan pihaknya mengundang semua kalangan untuk saling memberi kontribusi dan terlibat dalam program diplomasi sains. "Dari pihak KBRI London, kami mengundang semua pihak untuk terlibat. Ke depan, kami terbuka untuk menyiapkan langkah-langkah lanjutan, sebagai follow-up," ungkap Hartyo, kepada media ini, Kamis (5/11/2020). (Baca juga: Hubungkan Alumni dari Seluruh Dunia, IPB Diaspora Network Diresmikan)

Sekretaris PCI Nahdlatul Ulama United Kingdom Munawir Aziz, menjelaskan agenda diskusi ini merupakan tahap awal untuk langkah-langkah panjang berikutnya. "Saat ini, ada ribuan diaspora Indonesia yang berkarir dan mengabdi di pelbagai lembaga internasional. Kualifikasi dan keahlian mereka sudah diakui dunia. Sebagian dari mereka, juga berlatar belakang tradisi pesantren dan Nahdliyyin. Maka, kami berusaha mengajak bersama-sama untuk berkontribusi dalam diplomasi sains. Yakni, bagaimana para ilmuan dan saintis ini bisa berkontribusi bagi Indonesia di manapun mereka berada. Terlebih, jika berkenan dan terkonsolidasi untuk memberikan policy advices bagi pemerintah Indonesia," kata Munawir.

Jaringan PCI Nahdlatul Ulama di lintas negara juga sedang mengonsolidasi para ilmuan santri, yang berkiprah di pelbagai negara. ”Dengan program science-diplomacy ini, kami ingin bersama-sama lintas pihak, saling mendukung dan berkolaborasi bersama," terangnya.

Sebelumnya, kerja sama antara kampus-kampus di UK dan Indonesia telah terbentuk. Ke depan, kerja sama diharapkan lebih luas, seraya meningkatkan manfaat untuk penguatan SDM, riset, advokasi kebijakan hingga penguatan tenaga ahli di beberapa perusahaan Indonesia dan lintas negara.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1783 seconds (0.1#10.140)