Cegah Double Outbreak, Imunisasi Harus Tetap Dilakukan di Masa Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - United Nations Children's Fund ( UNICEF ) Communications Development Specialist, Rizky Ika Syafitri mengungkapkan bahwa imunisasi berhasil mencegah lebih dari 2 juta kematian di dunia setiap tahun.
Rizky mengatakan bahwa sebenarnya program imunisasi punya tujuan besar. Selain mencegah kematian, imunisasi juga mencegah kesakitan dan juga kecacatan akibat dari banyak virus dan juga bakteri yang beredar di masyarakat. Sehingga, imunisasi harus tetap dilaksanakan meskipun di masa pandemi COVID-19 .
"Jadi imunisasi ini sebagai sebuah intervensi kesehatan masyarakat atau public health intervention memang terbukti efektif, efisien dan mampu menjangkau banyak masyarakat karena biasanya tersedia dengan gratis. Kalau di Indonesia imunisasi dasar lengkap bisa diakses di Puskesmas dan Posyandu. Atau jika pun berbayar biasanya biayanya cukup terjangkau," kata Rizky dalam diskusi secara virtual, Kamis (5/11/2020). ( )
Imunisasi di Indonesia, kata Rizky, ada yang memang program artinya disediakan oleh pemerintah. "Kemenkes memang memberikan secara gratis kepada umumnya kalau imunisasi rutin dasar lengkap pada anak ya, usia di bawah 1 tahun, 2 tahun, balita dan juga sekarang sebenarnya untuk anak usia sekolah begitu," katanya.
"Dan ada jenis imunisasi yang diberikan untuk mengenalkan vaksin baru seperti kampanye imunisasi campak rubella, itu tujuan memperkenalkan atau introduksi vaksin rubella begitu memasukkannya ke dalam jadwal imunisasi rutin bersama dengan vaksin campak ya," katanya.
Namun, kata Rizky, ada juga yang sifatnya untuk merespons wabah Kejadian Luar Biasa, seperti misalnya disebutnya ORI (Outbreak Response Immunization). "Kita pernah mengalami wabah difteri belum lama ini tahun 2019 dan juga banyak yang meninggal dunia saat itu. Dan kemudian pemerintah melakukan ORI begitu, semua orang banyak orang diimunisasi untuk mencegah penularan difteri," katanya. ( )
Lalu, apa risikonya jika tidak melaksanakan imunisasi dasar lengkap bagi anak? "Jadi jika melakukan cakupan imunisasi dasar rutin ada polio, ada untuk tuberkulosis, ada untuk difteri, untuk campak ini terus menurun, bukan tidak mungkin kita akan mengalami kejadian luar biasa (KLB) atau wabah penyakit-penyakit tersebut," ungkap Rizky.
Jika tidak dilaksanakan imunisasi dasar lengkap, maka akan ada potensi double outbreak. "Bayangkan kalau saat ini kita sedang mengalami pandemi COVID-19, kemudian kita harus mengalami wabah dan KLB penyakit-penyakit yang sebenarnya sangat mudah mencegahnya dengan imunisasi," kata Rizky.
Rizky mengatakan bahwa sebenarnya program imunisasi punya tujuan besar. Selain mencegah kematian, imunisasi juga mencegah kesakitan dan juga kecacatan akibat dari banyak virus dan juga bakteri yang beredar di masyarakat. Sehingga, imunisasi harus tetap dilaksanakan meskipun di masa pandemi COVID-19 .
"Jadi imunisasi ini sebagai sebuah intervensi kesehatan masyarakat atau public health intervention memang terbukti efektif, efisien dan mampu menjangkau banyak masyarakat karena biasanya tersedia dengan gratis. Kalau di Indonesia imunisasi dasar lengkap bisa diakses di Puskesmas dan Posyandu. Atau jika pun berbayar biasanya biayanya cukup terjangkau," kata Rizky dalam diskusi secara virtual, Kamis (5/11/2020). ( )
Imunisasi di Indonesia, kata Rizky, ada yang memang program artinya disediakan oleh pemerintah. "Kemenkes memang memberikan secara gratis kepada umumnya kalau imunisasi rutin dasar lengkap pada anak ya, usia di bawah 1 tahun, 2 tahun, balita dan juga sekarang sebenarnya untuk anak usia sekolah begitu," katanya.
"Dan ada jenis imunisasi yang diberikan untuk mengenalkan vaksin baru seperti kampanye imunisasi campak rubella, itu tujuan memperkenalkan atau introduksi vaksin rubella begitu memasukkannya ke dalam jadwal imunisasi rutin bersama dengan vaksin campak ya," katanya.
Namun, kata Rizky, ada juga yang sifatnya untuk merespons wabah Kejadian Luar Biasa, seperti misalnya disebutnya ORI (Outbreak Response Immunization). "Kita pernah mengalami wabah difteri belum lama ini tahun 2019 dan juga banyak yang meninggal dunia saat itu. Dan kemudian pemerintah melakukan ORI begitu, semua orang banyak orang diimunisasi untuk mencegah penularan difteri," katanya. ( )
Lalu, apa risikonya jika tidak melaksanakan imunisasi dasar lengkap bagi anak? "Jadi jika melakukan cakupan imunisasi dasar rutin ada polio, ada untuk tuberkulosis, ada untuk difteri, untuk campak ini terus menurun, bukan tidak mungkin kita akan mengalami kejadian luar biasa (KLB) atau wabah penyakit-penyakit tersebut," ungkap Rizky.
Jika tidak dilaksanakan imunisasi dasar lengkap, maka akan ada potensi double outbreak. "Bayangkan kalau saat ini kita sedang mengalami pandemi COVID-19, kemudian kita harus mengalami wabah dan KLB penyakit-penyakit yang sebenarnya sangat mudah mencegahnya dengan imunisasi," kata Rizky.
(abd)