Joe Biden Lebih Dialogis, Tensi Ketegangan di LCS Diharapkan Menurun

Kamis, 05 November 2020 - 14:42 WIB
loading...
Joe Biden Lebih Dialogis,...
Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan (P2P-LIPI) Firman Noor menilai, seandainya Joe Biden terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat, ketegangan di Laut China Selatan (LCS) diharapkan menurun. Sebab capres dari Partai Demokrat ini diang
A A A
JAKARTA - Dunia masih menunggu proses penghitungan suara dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS). Hingga pukul 12.00 WIB, perolehan suara electoral college sementara, dikutip dari AP, calon presiden (capres) yang diusung Partai Demokrat, Joe Biden masih unggul dengan perolehan 264 suara sementara capres incumbent dari Partai Republik, Donald Trump memperoleh 214 suara. Dibutuhkan minimal 270 suara untuk memenangkan pertarungan. Hingga kini masih ada sejumlah negara bagian yang belum menyelesaikan proses penghitungan suara.

Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan (P2P-LIPI) Firman Noor mengatakan, seandainya Joe Biden nantinya memenangkan pertarungan Pilpres AS, secara umum tidak akan ada pengaruh terhadap perpolitikan nasional Indonesia. "Kalau ke dalam politik nasional, saya kira tidak akan dilakukan oleh AS karena fokus AS tidak di situ. AS menganggap Indonesia sudah cukup dewasa, sudah matang demokrasinya jadi tidak perlu diintervensi atau digurui," ujar Firman Noor, Kamis (5/11/2020). (Baca juga: Momentum AS Kokohkan Pimpin Dunia)

Menurutnya, AS akan lebih memperhatikan soal politik luar negeri dimana AS bisa memastikan bahwa kepentingannya di Asia Tenggara akan tetap aman. Tidak hanya dalam kontek mempererat hubungan dengan negara-negara di Asia Tenggara, tapi juga soal ekspansi China khususnya di wilayah Laut China Selatan (LCS). "Itu secara umum kebijakan yang akan diambil oleh AS kurang lebih sama karena untuk kepentingan politik luar negeri mereka," katanya. (Baca juga: Empat Pendukung Trump Ditikam di Dekat Gedung Putih)

Hanya saja, faktor pendekatan yang dilakukan Joe Biden dari Partai Demokrat lebih soft sehingga akan menganjurkan pendekatan-pendekatan dialogis, bukan satu pendekatan yang sifatnya kekuatan militer. "Saya nggak yakin juga kalau Trump kan punya ide kemungkinan dibangunnya basis kekuatan militer AS di RI, tapi saya enggak tahu Joe Biden akan melakukan itu. Tapi saya rasa tidak akan mengarah ke sana karena pendekatan presiden dari kalangan Demokrat itu jauh lebih menekankan pendekatan dialog, jadi secara umum mudah-mudahan ketegangan di Laut China Selatan tensinya bisa lebih berkurang," katanya.

Di sisi lain, kata Firman Noor, mungkin akan ada peluang dialog yang lebih luas yang selama ini tidak dilakukan oleh Trump. Selama ini, banyak jalur diplomasi atau dialog ditutup oleh Trump. "Nah ini yang akan dibuka lagi oleh Joe Biden sebagaimana dulu Obama melakukan hal ini. Mudah-mudahan ini jauh lebih merangkul banyak kalangan sehingga solusinya bukan adu kekuatan, tapi saling pengertian terhadap aktor-aktor yang bermain di kawasan ini," katanya. (Baca juga: Tim Kampanye Biden Nyatakan Siap Bertarung dengan Trump di Mahkamah Agung)

Pakar politik yang meraih magister dari Asian Studies, Faculty of Asian Studies Australian National University ini mengatakan, dengan kepemimpinan baru nanti, diharapkan AS bisa meyakinkan China untuk tidak terlalu provokatif di kawasan. "Biden kan memang dianggap jauh lebih lunak, mengedepankan dialog sehingga mungkin dengan pendekatan seperti ini akan lebih didengarkan oleh China," paparnya.

Firman Noor mengatakan, ke depan, siapapun presidennya, AS akan tetap mengaji partner Indonesia baik dari segi ekonomi dan juga politik. "Secara umum tidak akan ada sesuatu yang berbeda, hanya saja mungkin tensi keakraban dan komunikasi akan lebih kuat di zaman Biden. Trump kan menutup pintu dan cenderung musuh gitu, seperti yang dia lakukan terhadap WHO dan Unesco. Kalau Joe Biden kurang lebih akan seperti Obama lah, jadi banyak langkah diplomatik yang akan dibangun ke depan," tutur peraih gelar doktor dari School of Social Science and Humanities, specialising Indonesia Politics, University of Exeter, Inggris ini.

Menurutnya, AS akan tetap menganggap Indonesia sebagai rekan yang strategis di kawasan Asia Tenggara, juga sebagai negara yang mempromosikan nilai-nilai moderat keislaman. Namun, di sisi lain juga tetap ada ketidakcocokan antara AS dengan Indonesia dalam konteks Palestina yang tidak akan pernah berubah. "Dalam konteks Palestina kan sikap AS jelas, siapapun presidennya, pasti akan mem-backup Israel. Begitu pula kita, siapapun presiden AS, pasti akan support Palestina," pungkasnya.

(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Sekjen Partai Komunis...
Sekjen Partai Komunis Vietnam Y.M To Lam Tiba di Indonesia, Disambut Sejumlah Pejabat
Jatuh Bangun Hubungan...
Jatuh Bangun Hubungan Pertahanan dan Keamanan Indonesia-China
Yakin Ekonomi RI Kalahkan...
Yakin Ekonomi RI Kalahkan China pada 2050, Prabowo: Yang Bilang Indonesia Gelap Siapa?
Post Chineseness dan...
Post Chineseness dan Tahun Baru Imlek: Membangun Identitas Global dalam Bingkai Lokal
Pertahankan Laut Natuna...
Pertahankan Laut Natuna Utara, Indonesia Diminta Tetap Berpegang pada UNCLOS
Indonesia-Malaysia Akan...
Indonesia-Malaysia Akan Tegas Hadapi Agresivitas China Jika Langgar Kedaulatan
Keanggotaan Indonesia...
Keanggotaan Indonesia di BRICS Perluas Pengaruh Indonesia di Internasional
Taiwan dan Kedaulatan...
Taiwan dan Kedaulatan China: Suatu Perjalanan Sejarah
Lawatan ke Mesir, Prabowo...
Lawatan ke Mesir, Prabowo Subianto Hanya Didampingi Seskab Teddy
Rekomendasi
Kiper Bahrain Ketar-ketir:...
Kiper Bahrain Ketar-ketir: Timnas Indonesia Sama Sulitnya dengan Lawan Raksasa Asia
Ini 5 Fakultas/Sekolah...
Ini 5 Fakultas/Sekolah ITB dengan Keketatan Tertinggi pada SNBT 2025, Tertarik?
Bacaan Zikir Wanita...
Bacaan Zikir Wanita Haid di Bulan Ramadan
Berita Terkini
Presiden Bakal Umumkan...
Presiden Bakal Umumkan Tunjangan Guru ASN Langsung ke Rekening
1 jam yang lalu
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
2 jam yang lalu
Ahok Penuhi Panggilan...
Ahok Penuhi Panggilan Kejagung: Apa yang Saya Tahu Akan Saya Sampaikan!
2 jam yang lalu
Daftar Lengkap 10 Kapolda...
Daftar Lengkap 10 Kapolda Baru pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Mutasi Polri Maret 2025:...
Mutasi Polri Maret 2025: Irjen Rusdi Hartono Jabat Kapolda Sulsel, Brigjen Mardiyono Kapolda Bengkulu
3 jam yang lalu
Daftar Polwan Baru Jabat...
Daftar Polwan Baru Jabat Kapolres pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Infografis
Pemain Termahal di Asia...
Pemain Termahal di Asia Tenggara 2025, Indonesia Mendominasi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved