Bursa Capres 2024: Elektabilitas Ketum Parpol Rendah, Kenapa?

Sabtu, 31 Oktober 2020 - 07:34 WIB
loading...
Bursa Capres 2024: Elektabilitas Ketum Parpol Rendah, Kenapa?
Bursa Capres 2024: Elektabilitas Ketum Parpol Rendah. Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sejumlah lembaga survei merilis temuan terbaru mereka terkait tingkat keterpilihan tokoh-tokoh yang berpeluang menjadi capres dan cawapres di Pilpres 2024. Hasilnya, elektabilitas ketua umum partai politik terlihat masih rendah.

Dalam survei tersebut, malah nama sejumlah kepala daerah yang mengemuka, semisal Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo , Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan , dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil . Mereka bahkan mengalahkan elektabilitas banyak ketua umum partai politik. Hanya Prabowo Subianto, ketua umum Partai Gerindra, yang bertahan di peringkat atas.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra) Fadhli Harahab mengatakan, munculnya nama-nama baru yang cenderung kurang dinamis dan notabene nonparpol itu bukti bahwa rakyat mulai kehilangan kepercayaan terhadap kaderisasi parpol, khususnya terhadap figur sentral.

"Ada beberapa nama kepala daerah nonparpol yang muncul dengan elektabilitas bagus, seperti Anies dan Kang Emil bahkan elektabilitasnya lebih tinggi daripada ketum partai, ini saya kira bukti rakyat mulai kehilangan kepercayaan terhadap parpol," kata Fadhli kepada SINDOnews, Sabtu (31/10/2020).

Menurut Fadhli, meski kepala daerah direkomendasi oleh parpol atas persetujuan ketum parpol, bukan berarti rakyat melihat parpolnya semata, melainkan sosok yang disokong parpol. "Karena, kalau kita perhatikan kemunculan kepala daerah dengan elektabilitas bagus lebih kepada kinerjanya, bukan karena faktor parpol atau ketumnya," ujar dia.

Dari hasil survei ini, lanjut Fadhli, hampir seluruh ketum parpol tak mampu bersaing dengan kandidat dari nonparpol. Tercatat hanya Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang muncul, itu pun sangat rendah. Sementara, Airlangga Hartanto , Surya Paloh, Muhaimin Iskandar, Suharso Monoarfa, Zulkifli Hasan, Ahmad Syaikhu justru belum muncul. Elektabilitas mereka masih di bawah 5 persen.

( ).

"Dari sini terlihat bahwa rakyat sudah mampu merasakan mana pemimpin yang betul-betul dekat dengan mereka dan mampu mengeksekusi dan mana yang cuma dekat pada momentum tertentu," ujarnya.

Pertanyaannya, tambah dia, meskipun survei elektabilitas tokoh nonparpol lebih tinggi dari tokoh-tokoh parpol atau ketum parpol, apakah mereka mampu meraih rekomendasi dari ketua umum parpol di Pilpres 2024.

"Ini nanti dibuktikan pada saat tahapan pemilu dimulai, apakah mereka peka dengan pilihan rakyat atau sebaliknya. Yang peka pilihan rakyat tentu akan untung, sementara yang kurang peka dan memilih suara ketum atau suara parpol akan buntung," pungkasnya.

Diketahui, sejumlah lembaga survei terus menggelar survei terkait elektabilitas tokoh yang berpeluang menjadi calon presiden (capres) 2024. Nama yang muncul ada yang berasal dari nonparpol, seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Gatot Nurmantyo.

Catatan SINDOnews, berdasarkan hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO), terdapat sejumlah nama tokoh maupun kader partai politik yang masuk bursa capres. Mereka adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (PDIP), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (Gerindra), Sandiaga Uno (Gerindra), Agus Harimurti Yudhoyono (Demokrat), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Golkar), Ketua DPR RI Puan Maharani (PDIP), dan Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar (PKB).

Sementara, tokoh nonparpol yang masuk bursa capres versi IPO adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, pentolan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Menteri BUMN Erick Thohir.

( ).

Dalam survei yang dirilis 28 Oktober 2020 tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada di posisi tertinggi untuk Pilpres 2024 dengan tingkat elektabilitas 17,9%. Ganjar mengungguli Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang berada di posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 16,4% dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang meraup 15,3%.

( ).

Di bawah ketiga orang tersebut ada Sandiaga Uno 8,8%, Ridwan Kamil 6%, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 5,7%, Tito Karnavian 4,2%. Kemudian, Gatot Nurmantyo 4,0%, Airlangga Hartarto 2,9%, Mahfud MD 2,5%, Erick Thohir 1,1 persen, Puan Maharani 1,9% dan Wakil Ketua DPR yang juga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 1,0%.

Survei ini dilakukan 12-23 Oktober 2020, menggunakan metode purposive sampling dilakukan terhadap 170 orang pemuka pendapat (opinion leader) yang berasal dari peneliti universitas, lembaga penelitian mandiri, dan asosiasi ilmuwan sosial / perguruan tinggi. Sementara survei terhadap massa pemilih nasional dilakukan dengan metode multistage random sampling terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia dengan margin of error dalam rentang 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.

Sebelumnya, nama-nama tokoh nonparpol seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Gatot Nurmantyo, Mahfud MD, dan Tito Karnavian juga masuk dalam survei yang digelar Indikator Politik Indonesia. Dalam survei terakhir yang dipublikasikan Indikator pada 25 Oktober 2020, di antara tokoh nonparpol, Anies Baswedan tetap menjadi yang teratas dengan elektabilitas sebesar 14,4 persen. Anies kalah dari Ganjar Pranowo (18,7 persen) dan Prabowo Subianto (16,8 persen).

Survei diadakan Indikator 24-30 September 2020 dengan melibatkan sampel sebanyak 1.200 responden. Survei tersebut menggunakan metode simple random sampling, dengan toleransi kesalahan (margin of error) plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.( ).
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2194 seconds (0.1#10.140)