Jawa Tengah Jadi Provinsi Terbaik Pengendali Inflasi Daerah Wilayah
loading...
A
A
A
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah raih Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Award sebagai provinsi terbaik pengendali inflasi daerah wilayah Jawa-Bali. Jateng berhasil mengungguli Provinsi DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.
Penghargaan diterima langsung oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (22/10/2020). Prestasi ini adalah yang keempat kalinya untuk Jateng sejak 2015.
Pada kesempatan itu, Jateng menurut Menko Prekonomian Airlangga Hartarto adalah provinsi yang patut ditiru langkah pengendalian inflasinya oleh provinsi lainnya. "Kalau inflasi bisa dikontrol, ini baik, maka perlu diikuti pemerintah-pemerintah daerah yang lain,” kata Airlangga.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, yang juga hadir dalam acara tersebut, mengapresiasi Provinsi Jateng yang berhasil mengendalikan tingkat inflasi. Salah satunya dengan mengembangkan model bisnis yang memajukan kelompok petani bawang merah di Brebes.
Model bisnis tersebut, lanjut Perry, meningkatkan nilai tambah produk bawang merah, memperluas akses pembiayaan, serta membantu pemasaran produk-produk bawang merah, baik melalui platform digital di dalam negeri hingga menembus pasar luar negeri. “Sejumlah model bisnis yang berhasil dikembangkan ini tentu dapat direplikasi di daerah-daerah lainnya,” kata Perry.
Ditemui seusai acara, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan prestasi tersebut tak lepas dari sinergi dan koordinasi segenap TPID, baik dari Bank Indonesia maupun pemerintah kabupaten/kota dalam menjaga inflasi di Jawa Tengah.
“Termasuk bantuan dari forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) sehingga aman, orang mau berusaha juga gampang. Termasuk jika ada indikasi dan potensi pidana pada volatile food, kepolisian langsung bergerak dengan cepat. Inilah peran-peran tim pengendali inflasi yang berperan penting,” kata Ganjar.
Terkait apresiasi Gubernur BI, Ganjar mengatakan, pihaknya sudah cukup lama melakukan pendataan digital terkait produktivitas petani bawang merah di Brebes.
“Pekerjaan kami selama beberapa tahun mungkin baru hari ini kelihatan. Ternyata itu bisa dilakukan untuk mengendalikan pangan kita. Memang ketika pendataan digitalnya bagus, kita akan bisa mengelola dan menghitung dengan baik, termasuk mengetahui plus minusnya,” pungkas Ganjar.
Penghargaan diterima langsung oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (22/10/2020). Prestasi ini adalah yang keempat kalinya untuk Jateng sejak 2015.
Pada kesempatan itu, Jateng menurut Menko Prekonomian Airlangga Hartarto adalah provinsi yang patut ditiru langkah pengendalian inflasinya oleh provinsi lainnya. "Kalau inflasi bisa dikontrol, ini baik, maka perlu diikuti pemerintah-pemerintah daerah yang lain,” kata Airlangga.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, yang juga hadir dalam acara tersebut, mengapresiasi Provinsi Jateng yang berhasil mengendalikan tingkat inflasi. Salah satunya dengan mengembangkan model bisnis yang memajukan kelompok petani bawang merah di Brebes.
Model bisnis tersebut, lanjut Perry, meningkatkan nilai tambah produk bawang merah, memperluas akses pembiayaan, serta membantu pemasaran produk-produk bawang merah, baik melalui platform digital di dalam negeri hingga menembus pasar luar negeri. “Sejumlah model bisnis yang berhasil dikembangkan ini tentu dapat direplikasi di daerah-daerah lainnya,” kata Perry.
Ditemui seusai acara, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan prestasi tersebut tak lepas dari sinergi dan koordinasi segenap TPID, baik dari Bank Indonesia maupun pemerintah kabupaten/kota dalam menjaga inflasi di Jawa Tengah.
“Termasuk bantuan dari forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) sehingga aman, orang mau berusaha juga gampang. Termasuk jika ada indikasi dan potensi pidana pada volatile food, kepolisian langsung bergerak dengan cepat. Inilah peran-peran tim pengendali inflasi yang berperan penting,” kata Ganjar.
Terkait apresiasi Gubernur BI, Ganjar mengatakan, pihaknya sudah cukup lama melakukan pendataan digital terkait produktivitas petani bawang merah di Brebes.
“Pekerjaan kami selama beberapa tahun mungkin baru hari ini kelihatan. Ternyata itu bisa dilakukan untuk mengendalikan pangan kita. Memang ketika pendataan digitalnya bagus, kita akan bisa mengelola dan menghitung dengan baik, termasuk mengetahui plus minusnya,” pungkas Ganjar.
(alf)