Vaksin Bermanfaat Besar Lindungi Kesehatan Masyarakat

Jum'at, 02 Oktober 2020 - 18:13 WIB
loading...
Vaksin Bermanfaat Besar...
Masyarakat tidak perlu takut melakukan vaksinasi, karena telah dikenal sejak abad ke-18. Vaksinasi terbukti memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam manusia.
A A A
JAKARTA - Masyarakat tidak perlu takut melakukan vaksinasi, karena vaksinasi atau imunisasi telah dikenal sejak abad ke-18. Vaksinasi terbukti mampu serta memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam melindungi manusia. Memberikan kekebalan tubuh dari berbagai macam penyakit. Di Indonesia, salah satu contoh keberhasilan vaksin adalah pencegahan penularan penyakit cacar di era 1980-an.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kementerian Kesehatan drg R Vensya Sitohang M Epid menyatakan, tak perlu takut imunisasi karena kualitas terjaga dan tentunya dari mulai registrasi hingga pembuatan terjaga.

"Dikawal juga oleh WHO (badan kesehatan dunia) dan tentunya pelaksanaan di Indonesia juga dikawal Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)”, kata Vensya saat menjadi pembicara dalam dialog 'Vaksin: Melindungi Diri, Melindungi Negeri' yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dan disiarkan melalui kanal YouTube FMB9, Kamis (1/10/20).

Berbagai macam penyakit telah tersedia vaksinnya, mulai dari cacar, polio, TBC, pneumonia, tetanus, campak, rubella, Hepatitis B, difteri, japanese enchephalitis, pertusis, dan terbaru kanker mulut rahim. Termasuk tetanus ibu melahirkan dan bagi baru lahir yang sudah berhasil dihilangkan pada 2016 lalu. Juga ada penyakit maternal dan neonatal.

"Pengembangan vaksinasi ini tidak pernah berhenti. Oleh karena itu dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan, agar semua yang menjadi sasaran imunisasi, bisa mendapatkan haknya dan mendapatkan imunisasi agar terhindar dari penyakit yang dapat di cegah melalui imunisasi," lanjutnya.

Untuk mengatur penyediaan vaksin pemerintah sudah menyiapkan UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dimana mengatur setiap anak berhak mendapatkan imunisasi dasar sesuai ketentuan untuk mencegah terjadi penyakit yang dihindari melalui imunisasi. Melalui Permenkes No. 12 Tahun 2017 pemerintah akan menyediakan dan mendistribusikan semua logistik yang berhubungan dengan imunisasinya mulai vaksinnya, alat suntiknya, safety box dan sebagainya.

Khusus vaksin COVID-19 sejauh ini pemerintah menyiapkan roadmap agar vaksin tersedia tepat waktu. “Untuk jangka pendek Pemerintah telah melakukan diplomasi dengan berbagai pihak dalam penyediaan vaksin., sementara jangka panjang dilakukan pengembangan vaksin Merah Putih, produksi dalam negeri," jelas Vensya.

Terkait vaksinasi pada anak, Ketua Bidang Humas dan Kesejahteraan Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Hartono Gunadi menyatakan,”Perlu edukasi para orang tua agar memiliki pemahaman terhadap imunisasi, tanpa takut anaknya akan tertular penyakit-penyakit infeksi berbahaya yang harusnya bisa dicegah dengan imunisasi. Orang tua perlu paham, menerima dan mempunyai sikap yang baik terhadap imunisasi,".

Salah satu pemahaman yang salah adalah demam yang timbul setelah seorang anak yang sehat diimunisasi. Sehingga berkembang anggapan bahwa imunisasi itu berbahaya. Padahal hanya 1 persen dari 100 persen jumlah anak yang diimunisasi yang kemungkinan menderita demam

"Efek sampingnya itu sangat ringan bersifat sementara dan dapat hilang dengan pengobatan sederhana dibandingkan komplikasi yang dapat ditimbulkan bila anak tidak mempunyai kekebalan," terang Hartono. Sebagai contoh imunisasi pentavalen yang tidak diberikan, maka seorang anak bisa kena difteri, tetanus, batuk 100 hari termasuk radang paru-paru yang menjadi penyebab kematian nomor satu pada anak dibawah 5 tahun.

Untuk efek samping vaksin atau yang dikenal dengan kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI), terbagi dua. Ada yang KIPI umum atau sistemik seperti demam, nafsu makan menurun, lemas atau rewel yang paling sering. Itu dikatakannya hanya bersifat sementara dan hilang dalam 1 atau 2 hari. Lalu ada lagi KIPI lokal seperti bekas suntik akan menyebabkan pegal, bengkak atau kemerahan yang akan hilang hanya dalam beberapa hari kedepan. Ia meminta para orang tua tidak panik dan takut untuk imunisasi.

Pada forum dialog tersebut, Communication for Development Specialist Unicef Indonesia Rizky Ika Syafitri menyatakan, ”Indonesia sendiri sudah 30 tahun lebih melaksanakan program imunisasi. Di dunia bahkan sudah lebih lama lagi dan terbukti vaksin menyelamatkan jutaan anak dari kematian, kesakitan dan kecacatan".

Rizky menuturkan dalam memberikan imunisasi terhadap masyarakat banyak tantangan yang dihadapi. Seperti ada masyarakat yang tidak tahu bahwa imunisasi itu penting. Lalu banyak sekali berita bohong atau hoax terkait imunisasi. "Pemerintah bersama Unicef dan lembaga lainnya berusaha menjawab berbagai misinformasi dan berita bohong terkait imunisasi," ujar Rizky.
(ars)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1735 seconds (0.1#10.140)