Pandemi Tak Kunjung Teratasi, DPR Dorong Pembenahan Sistem Kesehatan Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 di Indonesia hingga kini belum ada tanda-tanda berhenti. Bahkan, dari hari ke hari, angka penyebarannya terus mengalami peningkatan.
Data terbaru per Selasa (29/9/2020), jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 282.724 orang. Angka tersebut bertambah sebanyak 4.002 kasus dari hari sebelumnya. Dari jumlah itu, sebanyak 210.437 orang dinyatakan sembuh dan 10.601 orang meninggal dunia. (Baca juga: Satgas: Ada 20 Kabupaten/Kota Miliki Angka Kematian Lebih dari 100)
Di sisi lain, pemerintah masih menunggu ketersediaan vaksin yang hingga kini belum ada kejelasan kapan bisa digunakan secara massal, meski Presiden Joko Widodo menyebutkan pada Desember 2020 nanti, vaksin Covid-19 sudah mulai masuk di Indonesia. (Baca juga: Hingga Hari Ini, Sebanyak 10.601 Orang Meninggal Akibat COVID-19)
Anggota Komisi IX DPR Muchamad Nabil Haroen mengatakan, pandemi Covid-19 mengajarkan banyak hal pada Indonesia, terutama bagaimana sistem kesehatan di negeri ini perlu banyak pembenahan. ”Kita harus akui, sistem kesehatan Indonesia harus dibenahi. Di antaranya yang urgen yaitu manajemen data yang terintegrasi, penguatan infrastruktur kesehatan, pengembangan sumber daya tenaga kesehatan, serta dukungan riset dan inovasi,” ujarnya, Selasa (29/9/2020).
Politikus PDIP ini mengatakan, manajemen data kesehatan yang terintegrasi sangat penting, hingga mempermudah pengambilan keputusan, merancang program, dan mengeksekusi kebijakan. ”Maka, pandemi ini mengajarkan bahwa kita juga mengalami bencana data dan bencana komunikasi serta koordinasi antar lini di pemerintahan,” kata Gus Nabil.
Sejak awal pandemi, kata Gus Nabil, dirinya selalu menyuarakan pentingnya kemandirian Indonesia dalam suplai obat. ”Kita harus mulai mandiri, mengurangi ketergantungan impor obat dari luar negeri. Caranya? Kembangkan riset dan dukung inovasi obat herbal dari dalam negeri, dari kekayaan rempah. Pemerintah harus dukung ekosistem pengembangan riset dan inovasi kesehatan,” pungkasnya.
Data terbaru per Selasa (29/9/2020), jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 282.724 orang. Angka tersebut bertambah sebanyak 4.002 kasus dari hari sebelumnya. Dari jumlah itu, sebanyak 210.437 orang dinyatakan sembuh dan 10.601 orang meninggal dunia. (Baca juga: Satgas: Ada 20 Kabupaten/Kota Miliki Angka Kematian Lebih dari 100)
Di sisi lain, pemerintah masih menunggu ketersediaan vaksin yang hingga kini belum ada kejelasan kapan bisa digunakan secara massal, meski Presiden Joko Widodo menyebutkan pada Desember 2020 nanti, vaksin Covid-19 sudah mulai masuk di Indonesia. (Baca juga: Hingga Hari Ini, Sebanyak 10.601 Orang Meninggal Akibat COVID-19)
Anggota Komisi IX DPR Muchamad Nabil Haroen mengatakan, pandemi Covid-19 mengajarkan banyak hal pada Indonesia, terutama bagaimana sistem kesehatan di negeri ini perlu banyak pembenahan. ”Kita harus akui, sistem kesehatan Indonesia harus dibenahi. Di antaranya yang urgen yaitu manajemen data yang terintegrasi, penguatan infrastruktur kesehatan, pengembangan sumber daya tenaga kesehatan, serta dukungan riset dan inovasi,” ujarnya, Selasa (29/9/2020).
Politikus PDIP ini mengatakan, manajemen data kesehatan yang terintegrasi sangat penting, hingga mempermudah pengambilan keputusan, merancang program, dan mengeksekusi kebijakan. ”Maka, pandemi ini mengajarkan bahwa kita juga mengalami bencana data dan bencana komunikasi serta koordinasi antar lini di pemerintahan,” kata Gus Nabil.
Sejak awal pandemi, kata Gus Nabil, dirinya selalu menyuarakan pentingnya kemandirian Indonesia dalam suplai obat. ”Kita harus mulai mandiri, mengurangi ketergantungan impor obat dari luar negeri. Caranya? Kembangkan riset dan dukung inovasi obat herbal dari dalam negeri, dari kekayaan rempah. Pemerintah harus dukung ekosistem pengembangan riset dan inovasi kesehatan,” pungkasnya.
(cip)