Pandu Riono: Jangan Berharap Pandemi Ini Bisa Diselesaikan dengan Cepat oleh Vaksin
loading...

Ilustrasi/SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengingatkan bahwa vaksin bukanlah solusi jangka pendek untuk mengatasi pandemi Covid-19 . Testing, pelacakan, isolasi, dan perilaku 3M mesti ditingkatkan.
Pandu Riono mengatakan, euforia tentang bakal hadirnya vaksin Covid-19 memang luar biasa. Namun, dirinya mengatakan bahwa kenyataannya tidak seindah yang seperti kita bayangkan. "Jadi ada banyak kemungkinan, supaya kita waspada bahwa kita belum punya vaksin dan membuat vaksin yang efektif dan aman itu tidak mudah," ujar Pandu dalam Forum Diskusi Salemba bertema 'Strategi Indonesia dalam Pemenuhan Kapasitas Pendistribusian Vaksin Covid-19' yang ditayangkan di channel YouTube ILUNI UI, Jumat (18/9/2020).
Dia mengatakan, belum tentu kalau vaksin sudah ada, pandemi bisa cepat selesai. Alasannya, betapa sulitnya untuk mencapai 70 persen masyarakat yang divaksin. Menurutnya, hal itu tidak mudah. "Dengan negara seperti Indonesia, Indonesia untuk mencapai imunisasi dasar anak saja sulit, belum lagi produksinya dan itu harus betul-betul disiapkan. Dan pemerintah harusmenyiapkan, menata, memperbaiki sistem pelayanan kesehatan kita. Sistem pelayanan kesehatan kita ini lagi agak mundur karena pandemi ini luar biasa hebatnya. Jadi, public health infrastructure-nya terganggu. Ini menurut saya investasinya juga harus ke arah sana. Jangan semuanya difokuskan ke vaksin," paparnya.
(Baca juga: Lima Instruksi Luhut untuk Penanganan Corona di 8 Provinsi Prioritas ).
Pandu menambahkan, untuk mencapai 70 persen masyarakat divaksin, butuh lima tahun atau lebih. "Jadi tidak ada keajaiban dalam mengatasi pandemi. Jadi, kalau pemerintah memberikan narasi-narasi yang optimis, saya memberikan narasi-narasi yang bukan pesimis, tapi apa adanya, apa adanya dan itu mungkin sudah besar terjadi. Jadi masih panjang perjalanan, kita nggaktahu nih puncaknya kapan, tapi mudah-mudahan bisa cepat, akhir tahun bisa. Tapi kan tergantung sekarang, kita mau mengatasi yang serius atau tidak. Pertanyaan saya yang saya ajukan enam bulan yang lalu. Caranya juga sama, konsisten, negara harus merespons karena Gugus Tugas , Satgas, apalagi Komite itu nggak jalan, yang dipikirkan apa, vaksin. Vaksin itu bukan solusi untuk mengatasi pandemi," jelasnya.
Pandemi, kata Pandu, tidak akan selesai kalau masih ada negara yang tidak punya akses terhadap vaksin. Di Indonesia juga begitu, pandemi di Indonesia tidak akan selesai kalau hanya orang yang punya uang atau yang punya akses yang bisa mendapatkan vaksin.
(Baca juga: Reisa Sebut Lebih dari 1.000 Klaster Covid-19 Ditemukan Selama Pandemi ).
Pandu Riono mengatakan, euforia tentang bakal hadirnya vaksin Covid-19 memang luar biasa. Namun, dirinya mengatakan bahwa kenyataannya tidak seindah yang seperti kita bayangkan. "Jadi ada banyak kemungkinan, supaya kita waspada bahwa kita belum punya vaksin dan membuat vaksin yang efektif dan aman itu tidak mudah," ujar Pandu dalam Forum Diskusi Salemba bertema 'Strategi Indonesia dalam Pemenuhan Kapasitas Pendistribusian Vaksin Covid-19' yang ditayangkan di channel YouTube ILUNI UI, Jumat (18/9/2020).
Dia mengatakan, belum tentu kalau vaksin sudah ada, pandemi bisa cepat selesai. Alasannya, betapa sulitnya untuk mencapai 70 persen masyarakat yang divaksin. Menurutnya, hal itu tidak mudah. "Dengan negara seperti Indonesia, Indonesia untuk mencapai imunisasi dasar anak saja sulit, belum lagi produksinya dan itu harus betul-betul disiapkan. Dan pemerintah harusmenyiapkan, menata, memperbaiki sistem pelayanan kesehatan kita. Sistem pelayanan kesehatan kita ini lagi agak mundur karena pandemi ini luar biasa hebatnya. Jadi, public health infrastructure-nya terganggu. Ini menurut saya investasinya juga harus ke arah sana. Jangan semuanya difokuskan ke vaksin," paparnya.
(Baca juga: Lima Instruksi Luhut untuk Penanganan Corona di 8 Provinsi Prioritas ).
Pandu menambahkan, untuk mencapai 70 persen masyarakat divaksin, butuh lima tahun atau lebih. "Jadi tidak ada keajaiban dalam mengatasi pandemi. Jadi, kalau pemerintah memberikan narasi-narasi yang optimis, saya memberikan narasi-narasi yang bukan pesimis, tapi apa adanya, apa adanya dan itu mungkin sudah besar terjadi. Jadi masih panjang perjalanan, kita nggaktahu nih puncaknya kapan, tapi mudah-mudahan bisa cepat, akhir tahun bisa. Tapi kan tergantung sekarang, kita mau mengatasi yang serius atau tidak. Pertanyaan saya yang saya ajukan enam bulan yang lalu. Caranya juga sama, konsisten, negara harus merespons karena Gugus Tugas , Satgas, apalagi Komite itu nggak jalan, yang dipikirkan apa, vaksin. Vaksin itu bukan solusi untuk mengatasi pandemi," jelasnya.
Pandemi, kata Pandu, tidak akan selesai kalau masih ada negara yang tidak punya akses terhadap vaksin. Di Indonesia juga begitu, pandemi di Indonesia tidak akan selesai kalau hanya orang yang punya uang atau yang punya akses yang bisa mendapatkan vaksin.
(Baca juga: Reisa Sebut Lebih dari 1.000 Klaster Covid-19 Ditemukan Selama Pandemi ).
Lihat Juga :